Mahasiswa UGM Gagas Pemanfaatan Aspal untuk Atasi Peningkatan Suhu Perkotaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekelompok mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas (Asphalt Thermal Collector). Manfaat dari inovasi ini adalah untuk mengurangi peningkatan suhu akibat urban heat island (UHI).
Ide Asphalt Thermal Collector diusung oleh tim PKM Video Gagasan Konstrukif (VGK) UGM yakni Fikru Shidqi Helmi (Teknik Sipil 2020), Hakan Malika Anshafa (Teknik Sipil 2020), Octa Elwan Ibrahim (Teknik Sipil 2020), Nabila Alma Maharani (Teknik Sipil 2020), dan Syifa Husnun Nissa H. T. (Kimia 2021).
Baca juga: Kepala LLDikti Wilayah III Ungkap Keunikan dari MNC University
“Asphalt Thermal Collector ini merupakan suatu inovasi mengurangi UHI dengan cara menyerap panas pada permukaan aspal menggunakan cairan yang mengalir di dalam pipa. Dengan menurunnya suhu pada aspal, suhu kota sekitarnya turut menurun atau lebih sejuk dari sebelumnya,” jelas Fikru, dikutip dari laman UGM, Selasa (13/9/2022).
Ia mengatakan, ide penerapan Asphalt Thermal Collector ini berawal dari tingginya suhu perkotaan. Peristiwa meningkatnya suhu ini tidak lepas dari fenomena Urban Heat Island (UHI) yaitu suhu perkotaan lebih tinggi daripada daerah di sekitarnya.
Salah satunya adalah bertambahnya jalanan aspal. Seperti diketahui aspal memiliki sifat menyerap panas dan di siang hari jalanan aspal dapat mencapai suhu hingga 48°C. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Lima mahasiswa muda ini pun memanfaatkan aspal untuk melawan fenomena UHI. Penyerapan panas oleh aspal yang sebelumnya justru mempercepat proses UHI karena radiasi dapat diputarbalikkan untuk mengurangi efek UHI dengan menerapkan Asphalt Thermal Collector.
Baca juga: 3 Kampus dengan Jurusan Digital Marketing Terbaik di Indonesia, Lulusan Gampang Cari Kerja
Fikru menjelaskan, teknis pemasangan dari Asphalt Thermal Collector adalah dengan pemasangan pipa set berbahan polypropylene yang ditanamkan ke jalan dengan kedalaman 2,5 cm dari permukaan. Pemasangan pipa dilakukan secara mengular dan dibuat segmen jalan setiap lima meter untuk memudahkan dalam pemeliharaan.
Selain itu juga dilengkapi dengan komponen pendukung yaitu pompa dan bak penampung. Komponen pendukung ini diletakkan di bawah trotoar dan terdapat pintu bagian atas untuk kebutuhan pemeliharaan juga.
Mekanisme kerja dari Asphalt Thermal Collector ini adalah air dialirkan dalam pipa melalui inlet dengan pompa dalam kondisi dingin. Seiring bergeraknya cairan di dalam pipa, panas pada lapisan aspal akan terserap oleh air. Air yang keluar dari pipa outlet akan memiliki suhu yang lebih tinggi. Air tersebut kemudian ditampung dalam wadah yang kemudian berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan komersial.
“Selain untuk mengurangi efek UHI, suhu aspal yang rendah juga dapat meningkatkan keawetan pada aspal. Aspal yang awet akan menyebabkan biaya perawatan yang rendah dan keselamatan berkendara di jalan raya juga lebih terjamin,” pungkasnya.
Ide Asphalt Thermal Collector diusung oleh tim PKM Video Gagasan Konstrukif (VGK) UGM yakni Fikru Shidqi Helmi (Teknik Sipil 2020), Hakan Malika Anshafa (Teknik Sipil 2020), Octa Elwan Ibrahim (Teknik Sipil 2020), Nabila Alma Maharani (Teknik Sipil 2020), dan Syifa Husnun Nissa H. T. (Kimia 2021).
Baca juga: Kepala LLDikti Wilayah III Ungkap Keunikan dari MNC University
“Asphalt Thermal Collector ini merupakan suatu inovasi mengurangi UHI dengan cara menyerap panas pada permukaan aspal menggunakan cairan yang mengalir di dalam pipa. Dengan menurunnya suhu pada aspal, suhu kota sekitarnya turut menurun atau lebih sejuk dari sebelumnya,” jelas Fikru, dikutip dari laman UGM, Selasa (13/9/2022).
Ia mengatakan, ide penerapan Asphalt Thermal Collector ini berawal dari tingginya suhu perkotaan. Peristiwa meningkatnya suhu ini tidak lepas dari fenomena Urban Heat Island (UHI) yaitu suhu perkotaan lebih tinggi daripada daerah di sekitarnya.
Salah satunya adalah bertambahnya jalanan aspal. Seperti diketahui aspal memiliki sifat menyerap panas dan di siang hari jalanan aspal dapat mencapai suhu hingga 48°C. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Lima mahasiswa muda ini pun memanfaatkan aspal untuk melawan fenomena UHI. Penyerapan panas oleh aspal yang sebelumnya justru mempercepat proses UHI karena radiasi dapat diputarbalikkan untuk mengurangi efek UHI dengan menerapkan Asphalt Thermal Collector.
Baca juga: 3 Kampus dengan Jurusan Digital Marketing Terbaik di Indonesia, Lulusan Gampang Cari Kerja
Fikru menjelaskan, teknis pemasangan dari Asphalt Thermal Collector adalah dengan pemasangan pipa set berbahan polypropylene yang ditanamkan ke jalan dengan kedalaman 2,5 cm dari permukaan. Pemasangan pipa dilakukan secara mengular dan dibuat segmen jalan setiap lima meter untuk memudahkan dalam pemeliharaan.
Selain itu juga dilengkapi dengan komponen pendukung yaitu pompa dan bak penampung. Komponen pendukung ini diletakkan di bawah trotoar dan terdapat pintu bagian atas untuk kebutuhan pemeliharaan juga.
Mekanisme kerja dari Asphalt Thermal Collector ini adalah air dialirkan dalam pipa melalui inlet dengan pompa dalam kondisi dingin. Seiring bergeraknya cairan di dalam pipa, panas pada lapisan aspal akan terserap oleh air. Air yang keluar dari pipa outlet akan memiliki suhu yang lebih tinggi. Air tersebut kemudian ditampung dalam wadah yang kemudian berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan komersial.
“Selain untuk mengurangi efek UHI, suhu aspal yang rendah juga dapat meningkatkan keawetan pada aspal. Aspal yang awet akan menyebabkan biaya perawatan yang rendah dan keselamatan berkendara di jalan raya juga lebih terjamin,” pungkasnya.
(nnz)