Ingin Bangun Madrasah Negeri, Filipina Berguru ke Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia

Kamis, 15 September 2022 - 10:15 WIB
loading...
Ingin Bangun Madrasah...
Dirjen Pendis M Ali Ramdhani (tengah) bersama Dirjen Pendidikan Umum, Abdullah P. Salik, Jr. dan Dirjen Madaris Tahir G. Nalg asal Filipina. Foto/Dok/Pendis Kemenag
A A A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah dan Teknik dari Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (MBHTE BARMM) Filipina berencana membangun Madrasah Negeri di negara Mutiara Laut Orien. Mereka berguru ke Indonesia dalam hal membangun, membuat kebijakan, serta implementasi kebijakan.

Saat berkunjung ke Direktorat Jenderal Pendidikan Islam ( Ditjen Pendis ) Kementerian Agama RI (Kemenag) di Jakarta, rombongan yang terdiri dari 16 orang ini diterima oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pendis Muhammad Ali Ramdhani.



Dalam sambutan di kantornya, Dhani menjelaskan bahwa rombongan yang sedang berguru alias benchmarking ini akan melakukan kunjungan ke beberapa lembaga Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Al Hamid Jakarta Timur, ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta dan MAN Insan Cendekia (IC) Serpong Tangerang Selatan.

Dhani yang didampingi seluruh Direktur di Pendis nampak menyambut dengan hangat rombongan dari MBHTE BARMM dan diskusi hingga sesi tanya jawab berjalan baik dan delegasi sangat antusias.

Dhani menjelaskan, bahwa saat ini Kemenag melayani sebanyak lebih dari 77.000 lembaga madrasah, sebanyak 700 lembaga Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) baik negeri maupun swasta dan melayani 35.000-an Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.



“Ini adalah angka luar biasa dan semua ini ditangani secara struktural oleh Ditjen Pendis. Sehingga bisa dikatakan ini adalah Direktorat paling besar di Indonesia,” Kata Dhani dalam keterangan pers, Kamis (15/9/2022).

Selain itu, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini menjelaskan bahwa, praktik baik alias berguru tentang penyelenggaraan madrasah ini juga selayaknya bisa lakukan pihak Kemenag sendiri, artinya tidak ada salahnya berguru ke Filipina khususnya ke Moro.

“Sebetulnya, benchmarking penting, karena kita saat ini melakukan terobosan bahwa ada tantangan kepada generasi di masa depan. Lalu, kurikulum kami rancang, agar mampu menjawab masa depan anak madrasah. Maka, di Madrasah Aliyah kami lakukan rekontrusksi kurikulum dengan cambridge shingga alumni diterima di kampus terkemuka di dunia,” papar Dhani.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2152 seconds (0.1#10.140)