Survei KPAI, Pelajar Merasa Berat dengan Pembelajaran Jarak Jauh

Senin, 27 April 2020 - 15:01 WIB
loading...
Survei KPAI, Pelajar...
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan survei terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi virus Corona atau Covid-19 ini. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan survei terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi virus Corona atau Covid-19 ini. Aneka permasalahan ditemukan, mulai dari tugas-tugas yang berat dari guru hingga boros uang untuk beli kuota internet.

Komisioner KPAI Retno Listyarti mengungkapkan, awalnya pihaknya menerima 246 pengaduan yang berasal dari jejang taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA). Maka, KPAI mengadakan survei pada yang melibatkan 1.700 responden dari seluruh Indonesia pada 13-20 April 2020.

"Responden berada pada rentang usia 15-17 tahun itu sebanyak 63,4 persen. Sedangkan, usia 17 tahun sebanyak 26,6 persen dan 12-14 tahun itu 10 persen. Patokan usia (responden) 12-18 tahu karena 90 persen pengadu adalah anak sendiri, bukan orang tua," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (27/04/2020).

(Baca juga: Pemerintah Harus Pastikan Kualitas Pengajaran di Tengah Corona Berjalan Baik)

Adapun pekerjaan orang tua yang paling banyak menjadi responden adalah pekerja harian sebesar 38 persen. Ini kelompok paling rentan terhadap kemampuan biaya dalam PJJ karena penghasilan mereka terganggu oleh pandemi Covid-19.

Selanjutnya, pekerja bulanan 22,4 persen, pegawai negeri sipil 20,4 persen, dan pekerja informal 19,2 persen. Keluhan dari responden mengenai pelaksanaan PJJ ini, antara lain, tidak mempunyai ponsel pintar dan ada yang punya tapi tidak ada uang untuk membeli kuota internet.

Retno menuturkan, mendapatkan informasi tentang PJJ di Wonogiri dan Yogyakarta yang dimulai 16 Maret 2020. Proses belajar daring, menurutnya, hanya berlangsung satu minggu karena selebihnya tidak bisa membeli kuota.

Dalam PJJ ini, 95,4 persen para siswa menggunakan ponsel pintar, 23,9 persen laptop, dan 2,4 persen komputer PC. Rata-rata siswa tidak mempunyai wifi jadi memang harus membeli paket data. "keluhannya radiasi mata, anak-anak banyak menunduk dan kelelahan matanya," ungkap mantan Kepala SMAN III Jakarta itu.

Dalam survei itu ditemukan fakta yang cukup mencengangkan. Ternyata 73,2 persen responden merasa berat mengerjakan tugas dari guru. Hanya 26,8 persen yang tidak merasa berat.

Bentuk penugasan yang tidak disukai, antara lain, membuat video sebesar 55,5 persen, mengerjakan pilihan ganda 44,5 persen, merangkum bab materi 39,4 persen, dan menulis soal dalam buku cetak dan menjawabnya 25,6 persen.

"Dari 1.700 responden, sebanyak 77,8% mengalami kesulitan karena tugas yang menumpuk. Seluruh guru memberikan tugas dengan waktu yang sempit. Sedangkan, 37,1% responden mengeluhkan waktu pengerjaan tugas yang sempit sehingga membuat siswa kurang istirahat dan kelelahan," pungkasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
BPK Penabur Dukung Siswa...
BPK Penabur Dukung Siswa Bersiap Hadapi Era Society 5.0
Raker PP KAUJE di Madiun,...
Raker PP KAUJE di Madiun, Resmikan Beasiswa Kakak Asuh dan Gagas Kampus UNEJ
Survei KPK: Indeks Integritas...
Survei KPK: Indeks Integritas Pendidikan RI Anjlok, Kasus Menyontek Masih Marak!
Pemprov Jakarta dan...
Pemprov Jakarta dan Sumbar Teken LOI Bidang Pendidikan dengan Malaysia
MNC University Jajaki...
MNC University Jajaki Peluang Kerja Sama dengan LP3I
Siapa Calon Guru di...
Siapa Calon Guru di Sekolah Rakyat? Gus Ipul Beri Bocoran Ini
GSIS 2025 Kenalkan Manfaat...
GSIS 2025 Kenalkan Manfaat AI dalam Pembelajaran Bagi Insan Pendidikan
MNC University dan Poltek...
MNC University dan Poltek Harber Jalin Kerja Sama Strategis
iNews Media Group dan...
iNews Media Group dan Kemendikdasmen Jalin Sinergi untuk Pendidikan Indonesia
Rekomendasi
Kebijakan Bina Siswa...
Kebijakan Bina Siswa Nakal di Barak TNI Dikritisi Elite, Dedi Mulyadi: Cuma Komentar Aja Bisanya
Asuransi Syariah Penting...
Asuransi Syariah Penting Lindungi Aset dari Risiko Finansial
Mayjen Komaruddin Tegaskan...
Mayjen Komaruddin Tegaskan 8 Tuntutan Forum Purnawirawan TNI Tak Wakili PPAD
Womens Inspiration Awards...
Women's Inspiration Awards 2025, Deretan Pejabat Wanita Tampilkan Pesona dan Prestasi
SMKN 2 Marabahan Terpilih...
SMKN 2 Marabahan Terpilih Jadi Sekolah New T-TEP General Repair 2025
Preman Pensiun 10 Mulai...
Preman Pensiun 10 Mulai Syuting, Rumah Rangginang dan Terminal Cicaheum Jadi Latar Cerita
Berita Terkini
UTBK 2025 Diwarnai Kecurangan,...
UTBK 2025 Diwarnai Kecurangan, Panitia Temukan 10 Joki Lintas Provinsi
1 jam yang lalu
Joki hingga Kamera di...
Joki hingga Kamera di Ciput Jilbab Jadi Modus Operandi Kecurangan UTBK 2025
4 jam yang lalu
Panitia SNPMB: Mayoritas...
Panitia SNPMB: Mayoritas Pelaku Kecurangan UTBK 2025 Peserta dari Fakultas Kedokteran
4 jam yang lalu
Soal UTBK Disimpan Offline,...
Soal UTBK Disimpan Offline, Panitia SNPMB Pastikan Kebocoran Tidak Terjadi
5 jam yang lalu
MNC University Jalani...
MNC University Jalani Proses Asesmen Lapangan oleh Asesor BAN-PT
6 jam yang lalu
Dukung Pendirian USG,...
Dukung Pendirian USG, Mendiktisaintek: Wujudkan Mimpi Prabowo Jadikan Indonesia Maju
6 jam yang lalu
Infografis
5 Negara yang Memilih...
5 Negara yang Memilih Jalur Negosiasi Tarif dengan AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved