Songsong Abad 21, Program Doktor Teknologi Pendidikan UNJ Siapkan Generasi Up to Date
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program Studi Doktor Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ( UNJ ) menyiapkan generasi Up to Date untuk menyongsong pendidikan abad 21. Hal ini menjadi topik pembahasan pada seminar nasional yang digelar Program Doktor Teknologi Pendidikan UNJ secara daring.
Seminar daring secara hybrid ini mengusung tema "Trend Riset Bidang Teknologi Pendidikan di Abad 21" dibuka oleh Direktur Pascasarjana UNJ diwaliki oleh Wakil Direktur 2 Prof Dr M Japar.
Dalam sambutannya, M Japar mengatakan, Pascasarjana UNJ terus berupaya memfasilitasi mahasiswa dan masyarakat dalam perkembangan terbaru di bidang pendidikan. Termasuk pada penelitian yang berperan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Koordinator Prodi Doktor Teknologi Pendidikan Dr Moch Soekardjo menyatakan, kegiatan ini merupakan upaya yang dilakukan prodi untuk meningkatkan pemahaman terkait kawasan dan trend penelitian bidang teknologi pendidikan.
"Pada era 5.0 kita harus Up to Date dengan perkembangan serta terus membenahi diri dengan keterampilan abad 21 juga," kata Moch Soekardjo dalam keterangan pers, Jumat (28/10/2022).
Sementara Guru Besar bidang Teknologi Pendidikan UNY Prof C Asri Budiningsih dalam paparannya mengemukakan, proses belajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan mengenai apa saja. Karena itu, dibutuhkan solusi tepat guna untuk mengatasi segala permasalahan tersebut.
"Teknologi pendidikan berbeda dengan teknologi dalam pendidikan. Teknologi pendidikan hadir sebagai disiplin ilmu dengan beberapa lingkup kawasan yang menekankan pada adanya proses dalam memberikan nilai tambah," paparnya.
Sedangkan teknologi dalam pendidikan berarti menuntut adanya sarana berupa teknologi dalam pendidikan. Beliau juga memaparkan bahwa gaya belajar pada pendidikan abad 21 ini menuntut peserta didik untuk cepat mengambil keputusan yang didukung oleh kecepatan berselancar di dunia maya.
Selain itu kata Prof Asri, peserta didik juga harus mampu berpikir kritis. Tak hanya itu, indikator keberhasilan belajar saat ini terletak pada banyaknya pengatahuan baru yang diperoleh, tugas yang berhasil diselesaikan, serta masalah yang mampu dipecahkan sesuai passion-nya.
Narasumber lain, Dr Rudi Susilana yang juga Ketua Asosiasi Program Studi Teknologi Pendidikan Indonesia (APSTPI) menjelaskan, trend penelitian pada jurnal bereputasi internasional saat ini antara lain pendidikan jarak jauh, teknologi digital pendidikan, multimedia, desain dan pengembangan serta teknologi kinerja.
Penelitian itu akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan yang ada pada masyarakat dan pendidikan itu sendiri. Hal ini dikarenakan pola integrasi yang saling terkait satu dan lainnya.
Ketua Panitia Kunto Imbar Nursetyo menyebutkan seminar ini diikuti sekitar 300 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, praktisi, hingga pemerhati pendidikan dari berbagai kampus di Indonesia. Jenjang pendidikannya pun beragam, mulai dari jenjang sarjana hingga doktor. Bahkan beberapa merupakan pimpinan dari berbagai prodi dan kampus.
Rini Sulistyo, salah satu peserta dari non Teknologi Pendidikan yang merupakan staf dekanat dari Universitas Lampung Mangkurat Banjarmasin mengapresiasi seminar ini. Dia menilai kegiatan ini sangat bermanfaat, karena ternyata bidang kawasan teknologi pendidikan ini cukup terkait dengan pekerjaan yang dilakukan.
Bahkan Rini menyatakan tertarik untuk melanjutkan jenjang pendidikannya dengan Teknologi Pendidikan sebagai pilihan prodinya. Antusiasme peserta terus berlangsung hingga akhir acara terbukti dari 90% peserta masih bertahan dalam seminar online tersebut dan terus interaktif dengan narasumber.*
Seminar daring secara hybrid ini mengusung tema "Trend Riset Bidang Teknologi Pendidikan di Abad 21" dibuka oleh Direktur Pascasarjana UNJ diwaliki oleh Wakil Direktur 2 Prof Dr M Japar.
Dalam sambutannya, M Japar mengatakan, Pascasarjana UNJ terus berupaya memfasilitasi mahasiswa dan masyarakat dalam perkembangan terbaru di bidang pendidikan. Termasuk pada penelitian yang berperan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Koordinator Prodi Doktor Teknologi Pendidikan Dr Moch Soekardjo menyatakan, kegiatan ini merupakan upaya yang dilakukan prodi untuk meningkatkan pemahaman terkait kawasan dan trend penelitian bidang teknologi pendidikan.
"Pada era 5.0 kita harus Up to Date dengan perkembangan serta terus membenahi diri dengan keterampilan abad 21 juga," kata Moch Soekardjo dalam keterangan pers, Jumat (28/10/2022).
Sementara Guru Besar bidang Teknologi Pendidikan UNY Prof C Asri Budiningsih dalam paparannya mengemukakan, proses belajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan mengenai apa saja. Karena itu, dibutuhkan solusi tepat guna untuk mengatasi segala permasalahan tersebut.
"Teknologi pendidikan berbeda dengan teknologi dalam pendidikan. Teknologi pendidikan hadir sebagai disiplin ilmu dengan beberapa lingkup kawasan yang menekankan pada adanya proses dalam memberikan nilai tambah," paparnya.
Sedangkan teknologi dalam pendidikan berarti menuntut adanya sarana berupa teknologi dalam pendidikan. Beliau juga memaparkan bahwa gaya belajar pada pendidikan abad 21 ini menuntut peserta didik untuk cepat mengambil keputusan yang didukung oleh kecepatan berselancar di dunia maya.
Selain itu kata Prof Asri, peserta didik juga harus mampu berpikir kritis. Tak hanya itu, indikator keberhasilan belajar saat ini terletak pada banyaknya pengatahuan baru yang diperoleh, tugas yang berhasil diselesaikan, serta masalah yang mampu dipecahkan sesuai passion-nya.
Narasumber lain, Dr Rudi Susilana yang juga Ketua Asosiasi Program Studi Teknologi Pendidikan Indonesia (APSTPI) menjelaskan, trend penelitian pada jurnal bereputasi internasional saat ini antara lain pendidikan jarak jauh, teknologi digital pendidikan, multimedia, desain dan pengembangan serta teknologi kinerja.
Penelitian itu akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan yang ada pada masyarakat dan pendidikan itu sendiri. Hal ini dikarenakan pola integrasi yang saling terkait satu dan lainnya.
Ketua Panitia Kunto Imbar Nursetyo menyebutkan seminar ini diikuti sekitar 300 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, praktisi, hingga pemerhati pendidikan dari berbagai kampus di Indonesia. Jenjang pendidikannya pun beragam, mulai dari jenjang sarjana hingga doktor. Bahkan beberapa merupakan pimpinan dari berbagai prodi dan kampus.
Rini Sulistyo, salah satu peserta dari non Teknologi Pendidikan yang merupakan staf dekanat dari Universitas Lampung Mangkurat Banjarmasin mengapresiasi seminar ini. Dia menilai kegiatan ini sangat bermanfaat, karena ternyata bidang kawasan teknologi pendidikan ini cukup terkait dengan pekerjaan yang dilakukan.
Bahkan Rini menyatakan tertarik untuk melanjutkan jenjang pendidikannya dengan Teknologi Pendidikan sebagai pilihan prodinya. Antusiasme peserta terus berlangsung hingga akhir acara terbukti dari 90% peserta masih bertahan dalam seminar online tersebut dan terus interaktif dengan narasumber.*
(mpw)