4 dari 10 Siswi Derita Anemia dan Cacingan, Ini Langkah FKUI untuk Menangkal
loading...

FKUI melakukan kegiatan penyuluhan terkait dengan bahaya anemia dan cacingan di SMP Negeri Satu Atap, Desa Pantai Bakti, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat. Foto/Dok/Humas UI
A
A
A
JAKARTA - Sampai dengan saat ini, angka penderita anemia di Indonesia terbilang cukup tinggi terutama di kalangan remaja putri. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Litbangkes Kemenkes RI tahun 2018, prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 32%.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa 3 sampai 4 dari 10 remaja puteri di Indonesia menderita anemia. Salah satu penyebab terjadinya anemia adalah malnutrisi, baik karena defisiensi besi maupun karena kecacingan, khususnya di daerah dengan sanitasi rendah dan akses terhadap air bersih yang terbatas.
Baca juga: Mahasiswa ITB Manfaatkan Limbah Plastik dan Sabut Kelapa Sawit untuk Perkerasan Jalan
Jika dibiarkan, anemia berisiko memengaruhi kesehatan remaja, misalnya gangguan pada kesehatan jantung, paru, kehamilan, tumbuh kembang, dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat menghambat perkembangan mereka untuk produktif, kreatif, dan berdaya saing di masa depan.
Melihat kondisi tersebut, tim pengabdian masyarakat (pengmas) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melakukan kegiatan penyuluhan terkait dengan bahaya anemia dan cacingan di SMP Negeri Satu Atap, Desa Pantai Bakti, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa 3 sampai 4 dari 10 remaja puteri di Indonesia menderita anemia. Salah satu penyebab terjadinya anemia adalah malnutrisi, baik karena defisiensi besi maupun karena kecacingan, khususnya di daerah dengan sanitasi rendah dan akses terhadap air bersih yang terbatas.
Baca juga: Mahasiswa ITB Manfaatkan Limbah Plastik dan Sabut Kelapa Sawit untuk Perkerasan Jalan
Jika dibiarkan, anemia berisiko memengaruhi kesehatan remaja, misalnya gangguan pada kesehatan jantung, paru, kehamilan, tumbuh kembang, dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat menghambat perkembangan mereka untuk produktif, kreatif, dan berdaya saing di masa depan.
Melihat kondisi tersebut, tim pengabdian masyarakat (pengmas) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melakukan kegiatan penyuluhan terkait dengan bahaya anemia dan cacingan di SMP Negeri Satu Atap, Desa Pantai Bakti, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat.
Lihat Juga :