Hadir di Nusameta, Binus Serius Garap Metaverse
loading...
A
A
A
JAKARTA - Binus University menjadi perguruan tinggi Indonesia pertama yang mengambil peran dalam metaverse Nusameta. Diketahui, Nusameta merupakan dunia virtual yang diluncurkan Indonesia pada gelaran KTT G20 dan B20 di Nusa Dua, Bali, hasil garapan PT WIR Asia Tbk.
Prof Meyliana, Vice Rector Global Employability & Entrepreneurship Binus University menerangkan, pada dasarnya metaverse secara harfiah berarti di luar semesta. "Bentuknya adalah platform, seperti game yang bisa dirasakan langsung. Anda bisa jadi apa pun ketika masuk metaverse," ungkap Prof Meyliana di Kampus Binus, Jakarta, Senin (21/11/2022).
Menurut Meyliana, setidaknya terdapat tiga komponen teknologi yang menunjang terciptanya ekosistem metaverse. Pertama, virtual reality (VR) atau augmented reality (AR) yang memiliki dampak seolah-olah nyata baik secara lingkungan maupun waktu. Kedua, desain 3D yang merupakan penggabungan benda-benda maya yang diproyeksikan. Ketiga, infrastruktur ABCD terdiri dari Artificial Intelligence (AI), block chain, cloud computing, dan data. Block chain dimanfaatkan sebagai media transaksi jual beli.
Dalam proyek teknologi ini, Binus membagi tim menjadi tiga bagian yakni pembuat story board, 3D desain, dan imersif teknologi. Timnya merupakan gabungan dari 10 orang dosen dan 15 orang mahasiswa.
"Kita jadi universitas pertama yang launching di Nusameta. Untuk menikmati Nusameta pun perlu device khusus. Kolaborasi Binus dan WIR Group memungkinkan Binus membangun gedung beserta cerita di dalamnya," jelas pakar block chain dan metaverse ini.
Meyliana mengulas, kehadiran Binus dalam Nusameta merupakan tahap awal yang lebih menonjolkan kampus dan aktivitas mahasiswa. Dengan dukungan keilmuan imersif seperti Game Aplication Technology (GAT) dan desain komunikasi visual (DKV), ke depannya Binus memiliki program Binusmaya versi 9 untuk masuk ke metaverse Nusameta.
"Dengan metaverse, konsep pembelajaran akan lebih menyenangkan. Setiap anak jadi bisa mengukur kemampuannya sendiri," pungkasnya.
Prof Meyliana, Vice Rector Global Employability & Entrepreneurship Binus University menerangkan, pada dasarnya metaverse secara harfiah berarti di luar semesta. "Bentuknya adalah platform, seperti game yang bisa dirasakan langsung. Anda bisa jadi apa pun ketika masuk metaverse," ungkap Prof Meyliana di Kampus Binus, Jakarta, Senin (21/11/2022).
Menurut Meyliana, setidaknya terdapat tiga komponen teknologi yang menunjang terciptanya ekosistem metaverse. Pertama, virtual reality (VR) atau augmented reality (AR) yang memiliki dampak seolah-olah nyata baik secara lingkungan maupun waktu. Kedua, desain 3D yang merupakan penggabungan benda-benda maya yang diproyeksikan. Ketiga, infrastruktur ABCD terdiri dari Artificial Intelligence (AI), block chain, cloud computing, dan data. Block chain dimanfaatkan sebagai media transaksi jual beli.
Dalam proyek teknologi ini, Binus membagi tim menjadi tiga bagian yakni pembuat story board, 3D desain, dan imersif teknologi. Timnya merupakan gabungan dari 10 orang dosen dan 15 orang mahasiswa.
"Kita jadi universitas pertama yang launching di Nusameta. Untuk menikmati Nusameta pun perlu device khusus. Kolaborasi Binus dan WIR Group memungkinkan Binus membangun gedung beserta cerita di dalamnya," jelas pakar block chain dan metaverse ini.
Meyliana mengulas, kehadiran Binus dalam Nusameta merupakan tahap awal yang lebih menonjolkan kampus dan aktivitas mahasiswa. Dengan dukungan keilmuan imersif seperti Game Aplication Technology (GAT) dan desain komunikasi visual (DKV), ke depannya Binus memiliki program Binusmaya versi 9 untuk masuk ke metaverse Nusameta.
"Dengan metaverse, konsep pembelajaran akan lebih menyenangkan. Setiap anak jadi bisa mengukur kemampuannya sendiri," pungkasnya.
(zik)