26 Sekolah Rusak Akibat Gempa Cianjur, Disdik Jawa Barat Pastikan KBM Tetap Berjalan

Rabu, 23 November 2022 - 00:36 WIB
loading...
26 Sekolah Rusak Akibat...
Kadisdik Jabar, Dedi Supandi saat meninjau sekolah yang rusak akibat gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 5.6 SR di Kabupaten Cianjur. Foto/MPI/Agung Bakti S
A A A
CIANJUR - Dinas Pendidikan ( Disdik ) Jawa Barat mencatat, puluhan SMA/SMK di Kabuapaten Cianjur rusak ringan hingga berat akibat guncangan gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 5.6 SR.

Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi menyatakan, terdapat 26 sekolah baik SMA maupun SMK yang terdampak gempa dengan kategori rusak ringan, sedang, hingga berat.



"Jadi dari 26 sekolah itu hampir 138 ruang kelas rusak, termasuk ruang guru di antaranya rusak berat. Dari pantauan kami, yang terberat di daerah Cugenang dan daerah Cilaku, termasuk di SMAN 1 Cianjur," ungkap Dedi dalam peninjauan di lokasi terdampak gempa Cianjur, Selasa (22/11/2022).

Meskipun sejumlah sekolah mengalami kerusakan, lanjut Dedi, pihaknya memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) di wilayah terdampak tetap berjalan.

Disebutkan Dedi, ada tiga pola yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan sesuai dengan kondisi sekolah, yakni daring, hybrid (luring dan daring), dan sistem shift (pagi dan siang).



"Dan kewenangan itu saya serahkan kepada satuan pendidikan atau sekolah-sekolah untuk membuat kebijakan mana yang kira-kira bisa memudahkan dalam proses belajar mengajar tersebut," paparnya.

Menurutnya, tiga pola KBM di wilayah yang masuk dalam lingkungan Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI Jabar ini akan dipantau selama dua pekan. Selain itu, Dedi berpesan khusus kepada Kepala Sekolah dan KCD Wilayah VI Jabar agar menerapkan pola yang lebih ramah dalam Ujian Akhir Semester (UAS) pada 5 Desember 2022 mendatang.

"Kepala sekolah dan cabang dinas agar tolong dalam rangka ujian akhir semester di tanggal 5, ada pola-pola yang lebih ramah anak pada saat anak-anak masih dalam kondisi trauma," katanya.

Dalam kesempatan itu, Dedi juga menyatakan, Disdik Jabar akan melibatkan tim konsultan untuk mengkaji kelaikan bangunan sekolah sebagai tempat KBM.

Namun sebagai langkah awal, dia meminta satuan pendidikan yang sekolahnya terkena dampak bencana gempa agar melakukan pembersihan lokasi. Bagi sekolah yang mengalami kerusakan di atas 50 %, pihaknya akan mengupayakan bantuan tenda untuk KBM.

"Di samping itu sambil berjalan ada tim konsultan yang melihat, menilai kelayakan bangunan sekolah, apakah bisa digunakan untuk proses belajar mengajar atau memang membahayakan," katanya.

Selain itu, Dedi memastikan, Disdik Jabar akan membuat sejumlah langkah untuk memperbaiki bangunan sekolah yang terkena dampak gempa.

"Kita pun juga telah menyampaikan ke Kemendikbudristek, kita akan membuat langkah-langkah untuk perbaikan sarana baik itu yang bersumber dari DAK pusat, APBD, ataupun nanti CSR, atau anggaran belanja tidak terduga," katanya.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, Disdik Jabar juga siap memberikan trauma healing kepada peserta didik terdampak agar segera terbebas dari gangguan psikologis seperti kecemasan pascabencana.

Upaya trauma healing ini dilakukan bersinergi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Jabar.

"Termasuk juga dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, (P2TP2A) Jawa Barat untuk mencoba melakukan trauma healing bagi siswa-siswi yang kemarin terdampak gempa," jelasnya.

Dedi menilai, penting memberi trauma healing kepada peserta didik mengingat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur banyak menelan korban jiwa dan tak sedikit peserta didik yang merasakan langsung dampak gempa tersebut.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1995 seconds (0.1#10.140)