Tim IRIS ITS Sukses Juarai RoboCup Asia Pacific 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) kembali meraih juara pada kompetisi robotika tingkat Asia Pasifik. Kali ini, Tim ITS Robotics with Intelligent System (IRIS) berhasil menjadi jawara pada ajang RoboCup Asia Pacific 2022 yang dihelat secara daring, Sabtu (26/11) lalu.
Pada perhelatan berskala internasional tersebut, robot beroda tim IRIS dalam pertandingan sepak bola robot otonom berhasil mencetak skor terbaik hingga menjadi juara. Menampilkan dua robot, tim IRIS berhasil memenangkan Juara I kategori Cooperation Challenge dan Juara I kategori Open Challenge. Tahun lalu, tim IRIS ITS baru mampu meraih Juara II kategori Video Challenge dan Juara IV kategori Scientific Challenge di ajang yang sama.
Baca juga: Mahasiswa, Berikut Pertanyaan Sidang Skripsi yang Sering Muncul
Dipaparkan oleh Ketua tim IRIS Hafiz Zain Fahrizal, pada Cooperation Challenge sistem penilaian perlombaan memberi kesempatan percobaan pada tiap timnya. Nantinya, setiap tim diberi tiga kali kesempatan percobaan untuk mencetak gol pada gawang dan akan diakumulasikan. “Skor terbanyak dalam mencetak gol inilah yang akan menjadi pemenang,” terang mahasiswa tahun ketiga ini, melalui siaran pers, Senin (28/11/2022).
Namun, lanjutnya, terdapat tantangan baru pada kategori Cooperation Challenge yang berbeda dari tahun sebelumnya. Tentunya seperti biasa, terdapat halangan yang harus ditaklukkan sebelum mencetak gol pada gawang. Perbedaannya, kali ini robot juga harus menggiring bola sejauh dua meter sebelum mencetak gol dan ukuran bola yang digunakan juga berbeda.
Sementara untuk kategori Open Challenge, jelas Hafiz, setiap tim akan diberi waktu selama 15 menit. Pada kesempatan ini, robot andalan setiap tim harus memanfaatkan peluang emas untuk dapat mencetak gol. Nantinya, akan diambil waktu tercepat tim mana yang dapat mencetak tiga gol dalam waktu tersebut. Robot harus mencetak gol tanpa adanya sistem penendang maupun dribble.
Hafiz juga menerangkan, robot beroda ini menggunakan algoritma Finite State Machine (FSM). Sementara untuk input-nya, FSM mendapatkan kalkulasi dari data yang berasal dari hardware dan omnicam. “Untuk menggerakkan robot, digunakan velocity sebagai output dan data untuk kontrol sistem penendang,” papar mahasiswa Departemen Teknik Elektro tersebut.
Baca juga: Pendaftaran Beasiswa LPDP Dokter Spesialis dan Subspesialis Telah Dibuka, Ini Linknya
Kendati demikian, tim IRIS juga sempat menemukan kendala yang harus dihadapi. Minimnya waktu persiapan yang hanya sebulan membuat tim harus bekerja lebih keras di tengah sibuknya jadwal perkuliahan. “Hebatnya, teman-teman di IRIS bisa saling membantu dan support sehingga persiapan lomba bisa digodok sangat matang,” tutur Hafiz.
Dalam hal ini, ITS yang berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat mendukung tim IRIS. ITS menyediakan inventaris perlengkapan dan peralatan di workshop robotika guna memfasilitisasi tim IRIS. Sehingga mahasiswa bisa berkreasi menciptakan robot terbaik hingga maju di ajang internasional.
Ke depannya, Hafiz berharap tim IRIS dapat terus mengembangkan risetnya dan mengukir prestasi di berbagai kompetisi. Nantinya masih ada berbagai kompetisi menanti, mulai dari Kompetisi Robot Indonesia (KRI), RoboCup Prancis, dan juga RoboCup Asia Pacific tahun depan yang harus ditaklukkan IRIS. “Semoga tahun depan IRIS dapat terus mengembangkan riset dan mengharumkan nama ITS,” pungkasnya.
Lihat Juga: Dukung Transisi Energi Bersih, Perguruan Tinggi Jadi Motor Penggerak Inovasi Kendaraan Listrik
Pada perhelatan berskala internasional tersebut, robot beroda tim IRIS dalam pertandingan sepak bola robot otonom berhasil mencetak skor terbaik hingga menjadi juara. Menampilkan dua robot, tim IRIS berhasil memenangkan Juara I kategori Cooperation Challenge dan Juara I kategori Open Challenge. Tahun lalu, tim IRIS ITS baru mampu meraih Juara II kategori Video Challenge dan Juara IV kategori Scientific Challenge di ajang yang sama.
Baca juga: Mahasiswa, Berikut Pertanyaan Sidang Skripsi yang Sering Muncul
Dipaparkan oleh Ketua tim IRIS Hafiz Zain Fahrizal, pada Cooperation Challenge sistem penilaian perlombaan memberi kesempatan percobaan pada tiap timnya. Nantinya, setiap tim diberi tiga kali kesempatan percobaan untuk mencetak gol pada gawang dan akan diakumulasikan. “Skor terbanyak dalam mencetak gol inilah yang akan menjadi pemenang,” terang mahasiswa tahun ketiga ini, melalui siaran pers, Senin (28/11/2022).
Namun, lanjutnya, terdapat tantangan baru pada kategori Cooperation Challenge yang berbeda dari tahun sebelumnya. Tentunya seperti biasa, terdapat halangan yang harus ditaklukkan sebelum mencetak gol pada gawang. Perbedaannya, kali ini robot juga harus menggiring bola sejauh dua meter sebelum mencetak gol dan ukuran bola yang digunakan juga berbeda.
Sementara untuk kategori Open Challenge, jelas Hafiz, setiap tim akan diberi waktu selama 15 menit. Pada kesempatan ini, robot andalan setiap tim harus memanfaatkan peluang emas untuk dapat mencetak gol. Nantinya, akan diambil waktu tercepat tim mana yang dapat mencetak tiga gol dalam waktu tersebut. Robot harus mencetak gol tanpa adanya sistem penendang maupun dribble.
Hafiz juga menerangkan, robot beroda ini menggunakan algoritma Finite State Machine (FSM). Sementara untuk input-nya, FSM mendapatkan kalkulasi dari data yang berasal dari hardware dan omnicam. “Untuk menggerakkan robot, digunakan velocity sebagai output dan data untuk kontrol sistem penendang,” papar mahasiswa Departemen Teknik Elektro tersebut.
Baca juga: Pendaftaran Beasiswa LPDP Dokter Spesialis dan Subspesialis Telah Dibuka, Ini Linknya
Kendati demikian, tim IRIS juga sempat menemukan kendala yang harus dihadapi. Minimnya waktu persiapan yang hanya sebulan membuat tim harus bekerja lebih keras di tengah sibuknya jadwal perkuliahan. “Hebatnya, teman-teman di IRIS bisa saling membantu dan support sehingga persiapan lomba bisa digodok sangat matang,” tutur Hafiz.
Dalam hal ini, ITS yang berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat mendukung tim IRIS. ITS menyediakan inventaris perlengkapan dan peralatan di workshop robotika guna memfasilitisasi tim IRIS. Sehingga mahasiswa bisa berkreasi menciptakan robot terbaik hingga maju di ajang internasional.
Ke depannya, Hafiz berharap tim IRIS dapat terus mengembangkan risetnya dan mengukir prestasi di berbagai kompetisi. Nantinya masih ada berbagai kompetisi menanti, mulai dari Kompetisi Robot Indonesia (KRI), RoboCup Prancis, dan juga RoboCup Asia Pacific tahun depan yang harus ditaklukkan IRIS. “Semoga tahun depan IRIS dapat terus mengembangkan riset dan mengharumkan nama ITS,” pungkasnya.
Lihat Juga: Dukung Transisi Energi Bersih, Perguruan Tinggi Jadi Motor Penggerak Inovasi Kendaraan Listrik
(nnz)