PSPP UMJ Riset Pemberdayaan Berbasis Potensi Lokal di Desa Perbatasan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pusat Perbatasan dan Pesisir Universitas Muhammadiyah Jakarta (PSPP UMJ ) mengadakan riset pemetaan potensi desa perbatasan. Riset ini berfokus pada observasi dan wawancara mendalam di dua kawasan perbatasan provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat.
PSPP UMJ dalam penelitian ini bekerja sama dengan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DESK-BI). Riset dilakukan di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara serta di Desa Temajuk dan Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Dari penelitian ini PSPP memberikan rekomendasi kebijakan serta prioritas model-model pemberdayaan ekosistem berbasis green economy dan sustainability. Pola yang digunakan adalah mencari model terbaik di sebuah area untuk diimplementasikan, dan selanjutnya model tersebut diduplikasi di kawasan dan kabupaten lain yang telah dilakukan penilaian sebelumnya.
Baca juga: 25 Kampus Terbaik di Indonesia Versi UI GreenMetric World University Rankings 2022
Dengan pola ini diharapkan penggarapan pemberdayaan masyarakat itu lebih tepat, mudah diukur tingkat keberhasilannya, dan dapat ditujukan ke suatu target tahap tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi.
Ketua PSPP UMJ sekaligus Ketua Tim Peneliti Endang Rudiatin mengatakan, perdagangan lintas batas di pesisir Kalimantan Utara dan Barat memiliki karakteristik yang dekat dengan perdagangan transnasional, sehingga harus lebih memperhatikan jenis barang yang diperdagangkan, potensi pasarnya, dan bargaining position pelaku usahanya.
"Pembeli luar negeri kerap menjadi penentu harga, jenis-jenis produk semisal rumput laut yang seharusnya dari jenis berbeda memiliki harga berbeda, dipukul rata dengan satu harga," katanya, melalui keterangan resmi, Selasa (13/12/2022).
Sayangnya, ucap Endang, pemerintah lokal dan pusat belum siap mengakomodir hasil Sumber Daya Alam yang dikelola masyarakat desa menjadi produk olahan yang lebih bernilai jual. Kenyataanya, hampir semua raw material dijual ke Malaysia, tak ada sisa.
"Padahal bila diolah, selain bernilai lebih tinggi juga menghasilkan berbagai limbah yang sangat dibutuhkan sebagai bahan baku pakan ternak dan pupuk tanaman yang saat ini harganya sering tidak terjangkau petani di perbatasan," ucapnya.
Kondisi riil di wilayah perbatasan Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat memperlihatkan temuan lain tim peneliti PSPP, yaitu sumber daya alam (Agro Maritim) masih banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Banyak potensi yang bernilai ekonomi yang bisa dieksplorasi terutama pada sektor pariwisata.
Potensi geografi, topografi, dan pesona alam serta budaya lokal, bisa dikembangkan menjadi pariwisata yang akan menghidupkan perekonomian perbatasan. Halal Value Chain dan Wisata halal dapat dikembangkan selaras dengan dicanangkannya Indonesia menuju Pusat Halal Dunia dan Pusat Ekonomi Syariah.
Baca juga: Mahasiswa ITS Garap Aplikasi Berisi Informasi Aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas
Ketua BPH UMJ sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu’ti berharap, model-model pemberdayaan yang telah ditetapkan PSPP ini pada tahun mendatang dapat segera dikelola dalam program pemberdayaan selanjutnya sebagai pilot project Desa Berdikari.
"Karena riset-riset PSPP yang dikerjakan dengan sangat serius harus dapat mengentaskan kemiskinan di wilayah 3 T, termasuk perbatasan. Memberdayakan masyarakat perbatasan dan pesisirnya berarti memperkuat nasionalisme masyarakat di wilayah tersebut," lanjutnya.
Tim peneliti PSPP untuk Kaltara terdiri dari Ma’mun Murod ahli Ilmu Politik yang juga rektor UMJ, Rita TP ahli Mikrobiologi Pertanian, Prian Gagani ahli Energi Terbarukan Teknik Elektro. Sedangkan untuk Kalbar, tim terdiri dari Mawar ahli Administrasi Publik, Gema Fitrianto ahli Teknologi Limbah Teknik Kimia dan Sa’diyah ahli Komunikasi Pembangunan. PSPP UMJ juga mengajak peneliti dari PT Lokal yaitu INSTEKMU Tarakan dan IAIS Sambas.
PSPP UMJ dalam penelitian ini bekerja sama dengan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DESK-BI). Riset dilakukan di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara serta di Desa Temajuk dan Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Dari penelitian ini PSPP memberikan rekomendasi kebijakan serta prioritas model-model pemberdayaan ekosistem berbasis green economy dan sustainability. Pola yang digunakan adalah mencari model terbaik di sebuah area untuk diimplementasikan, dan selanjutnya model tersebut diduplikasi di kawasan dan kabupaten lain yang telah dilakukan penilaian sebelumnya.
Baca juga: 25 Kampus Terbaik di Indonesia Versi UI GreenMetric World University Rankings 2022
Dengan pola ini diharapkan penggarapan pemberdayaan masyarakat itu lebih tepat, mudah diukur tingkat keberhasilannya, dan dapat ditujukan ke suatu target tahap tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi.
Ketua PSPP UMJ sekaligus Ketua Tim Peneliti Endang Rudiatin mengatakan, perdagangan lintas batas di pesisir Kalimantan Utara dan Barat memiliki karakteristik yang dekat dengan perdagangan transnasional, sehingga harus lebih memperhatikan jenis barang yang diperdagangkan, potensi pasarnya, dan bargaining position pelaku usahanya.
"Pembeli luar negeri kerap menjadi penentu harga, jenis-jenis produk semisal rumput laut yang seharusnya dari jenis berbeda memiliki harga berbeda, dipukul rata dengan satu harga," katanya, melalui keterangan resmi, Selasa (13/12/2022).
Sayangnya, ucap Endang, pemerintah lokal dan pusat belum siap mengakomodir hasil Sumber Daya Alam yang dikelola masyarakat desa menjadi produk olahan yang lebih bernilai jual. Kenyataanya, hampir semua raw material dijual ke Malaysia, tak ada sisa.
"Padahal bila diolah, selain bernilai lebih tinggi juga menghasilkan berbagai limbah yang sangat dibutuhkan sebagai bahan baku pakan ternak dan pupuk tanaman yang saat ini harganya sering tidak terjangkau petani di perbatasan," ucapnya.
Kondisi riil di wilayah perbatasan Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat memperlihatkan temuan lain tim peneliti PSPP, yaitu sumber daya alam (Agro Maritim) masih banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Banyak potensi yang bernilai ekonomi yang bisa dieksplorasi terutama pada sektor pariwisata.
Potensi geografi, topografi, dan pesona alam serta budaya lokal, bisa dikembangkan menjadi pariwisata yang akan menghidupkan perekonomian perbatasan. Halal Value Chain dan Wisata halal dapat dikembangkan selaras dengan dicanangkannya Indonesia menuju Pusat Halal Dunia dan Pusat Ekonomi Syariah.
Baca juga: Mahasiswa ITS Garap Aplikasi Berisi Informasi Aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas
Ketua BPH UMJ sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu’ti berharap, model-model pemberdayaan yang telah ditetapkan PSPP ini pada tahun mendatang dapat segera dikelola dalam program pemberdayaan selanjutnya sebagai pilot project Desa Berdikari.
"Karena riset-riset PSPP yang dikerjakan dengan sangat serius harus dapat mengentaskan kemiskinan di wilayah 3 T, termasuk perbatasan. Memberdayakan masyarakat perbatasan dan pesisirnya berarti memperkuat nasionalisme masyarakat di wilayah tersebut," lanjutnya.
Tim peneliti PSPP untuk Kaltara terdiri dari Ma’mun Murod ahli Ilmu Politik yang juga rektor UMJ, Rita TP ahli Mikrobiologi Pertanian, Prian Gagani ahli Energi Terbarukan Teknik Elektro. Sedangkan untuk Kalbar, tim terdiri dari Mawar ahli Administrasi Publik, Gema Fitrianto ahli Teknologi Limbah Teknik Kimia dan Sa’diyah ahli Komunikasi Pembangunan. PSPP UMJ juga mengajak peneliti dari PT Lokal yaitu INSTEKMU Tarakan dan IAIS Sambas.
(nnz)