Dipandang Sebelah Mata, Driver Ojol Asal NTT Ini Nekat Kuliah Pascasarjana demi Mengubah Nasib
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meski berprofesi sebagai tukang ojek online , cita-cita Syaiful Muhammad Usman, mahasiswa Jurusan Sosiologi Program Pascasarjana UMM asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) setinggi langit. Pria asli Pulau Timor ini ingin menjadi seorang negarawan.
“Saya kuliah tidak semata-semata untuk memperoleh gelar, namun juga untuk menambah ilmu sebanyak mungkin dan menambah relasi. Saya ingin belajar tentang sosiologi dan politik, karena ingin menjadi negarawan,“ ujarnya.
Berbekal manajemen waktu yang baik, Syaiful menyelaraskan langkahnya untuk tetap bekerja dengan profesional tanpa menyisihkan kewajiban belajarnya. Meski dilakukan secara online, setiap perkuliahan dia ikuti dengan sungguh-sungguh.
“Kerja mulai pagi sampai malam. Kalau sedang ada jadwal kuliah, saya off-kan dulu aplikasinya. Selesai kuliah lanjut ngojek lagi,” ujarnya.
Meski mungkin ada yang memandang sebelah mata, Syaiful tak lantas minder dengan pekerjaannya. Menjadi driver ojek online memberikan banyak kemudahan dalam hidupnya.
Sehari, ia bisa mendapat ratusan ribu. Meski terlihat sedikit, tapi menurutnya lama-kelamaan akan menjadi banyak dan mampu menghidupinya serta membayar kuliah. Kuncinya adalah tidak merasa gengsi karena yang penting pekerjaan bisa menghasilkan dan berkah.
Tekad Syaiful yang besar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi juga ia usahakan melalui jalur beasiswa. “Alhamdulillah Allah memberikan jalan dan kemudahan dari arah yang tidak di sangka-sangka. Saya mendapatkan potongan biaya dari pihak kampus karena aktif di Pemuda Muhammadiyah Kupang, selain itu juga ada bantuan dari BAZNAS, dompet Dhuafa dan LAZISMU,” ucapnya senang.
Kesempatan emas ini tak ingin Syaiful sia-siakan. Meski terpisah jarak yang cukup jauh, semangat dan keinginannya besar. Ia optimistis, ikhtiarnya dapat menjadi tangga yang mengantarkan dirinya untuk mewujudkan mimpi. Membantu orang dalam jumlah yang lebih banyak melalui berbagai kebijakan yang dibuat.
Ia memang ingin menjadi salah satu anggota dewan. Menurutnya, ranah politik menjadi tempat yang strategis untuk membantu. Bukan hanya satu dua saja, tapi banyak orang. Meski memiliki pengalaman di lembaga zakat, namun ia merasa masih kurang maksimal. Maka belajar di UMM menjadi salah satu upayanya meningkatkan kapasitas.
Memilih UMM sebagai tempat melanjutkan studi, Syaiful mengaku ini adalah pilihan yang paling tepat. Menurutnya, menjadi mahasiswa UMM menjadi kebanggan sendiri. “Meskipun jaraknya cukup jauh, kami orang-orang NTT terutama yang muslim merasa bangga berkuliah di UMM yang memiliki nuansa religius dan berskala internasional,” ujarnya.
Selain banyak kesempatan beasiswa, Pendidikan Pascasarjana di UMM menurutnya cukup terjangkau karena dapar dibayar secara berangsur. Ini menjadi salah satu yang meringankan langkahnya. Para dosen yang sangat kooperatif juga menjadi salah satu hal yang membuat dirinya merasan nyaman.
“Saya kuliah tidak semata-semata untuk memperoleh gelar, namun juga untuk menambah ilmu sebanyak mungkin dan menambah relasi. Saya ingin belajar tentang sosiologi dan politik, karena ingin menjadi negarawan,“ ujarnya.
Berbekal manajemen waktu yang baik, Syaiful menyelaraskan langkahnya untuk tetap bekerja dengan profesional tanpa menyisihkan kewajiban belajarnya. Meski dilakukan secara online, setiap perkuliahan dia ikuti dengan sungguh-sungguh.
“Kerja mulai pagi sampai malam. Kalau sedang ada jadwal kuliah, saya off-kan dulu aplikasinya. Selesai kuliah lanjut ngojek lagi,” ujarnya.
Meski mungkin ada yang memandang sebelah mata, Syaiful tak lantas minder dengan pekerjaannya. Menjadi driver ojek online memberikan banyak kemudahan dalam hidupnya.
Sehari, ia bisa mendapat ratusan ribu. Meski terlihat sedikit, tapi menurutnya lama-kelamaan akan menjadi banyak dan mampu menghidupinya serta membayar kuliah. Kuncinya adalah tidak merasa gengsi karena yang penting pekerjaan bisa menghasilkan dan berkah.
Tekad Syaiful yang besar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi juga ia usahakan melalui jalur beasiswa. “Alhamdulillah Allah memberikan jalan dan kemudahan dari arah yang tidak di sangka-sangka. Saya mendapatkan potongan biaya dari pihak kampus karena aktif di Pemuda Muhammadiyah Kupang, selain itu juga ada bantuan dari BAZNAS, dompet Dhuafa dan LAZISMU,” ucapnya senang.
Kesempatan emas ini tak ingin Syaiful sia-siakan. Meski terpisah jarak yang cukup jauh, semangat dan keinginannya besar. Ia optimistis, ikhtiarnya dapat menjadi tangga yang mengantarkan dirinya untuk mewujudkan mimpi. Membantu orang dalam jumlah yang lebih banyak melalui berbagai kebijakan yang dibuat.
Ia memang ingin menjadi salah satu anggota dewan. Menurutnya, ranah politik menjadi tempat yang strategis untuk membantu. Bukan hanya satu dua saja, tapi banyak orang. Meski memiliki pengalaman di lembaga zakat, namun ia merasa masih kurang maksimal. Maka belajar di UMM menjadi salah satu upayanya meningkatkan kapasitas.
Memilih UMM sebagai tempat melanjutkan studi, Syaiful mengaku ini adalah pilihan yang paling tepat. Menurutnya, menjadi mahasiswa UMM menjadi kebanggan sendiri. “Meskipun jaraknya cukup jauh, kami orang-orang NTT terutama yang muslim merasa bangga berkuliah di UMM yang memiliki nuansa religius dan berskala internasional,” ujarnya.
Selain banyak kesempatan beasiswa, Pendidikan Pascasarjana di UMM menurutnya cukup terjangkau karena dapar dibayar secara berangsur. Ini menjadi salah satu yang meringankan langkahnya. Para dosen yang sangat kooperatif juga menjadi salah satu hal yang membuat dirinya merasan nyaman.
(mpw)