UT-KRI Tawau Perkuat Akses Pendidikan Tinggi untuk Mahasiswa di Malaysia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Akses pendidikan tinggi tidak hanya diperlukan bagi mahasiswa di dalam negeri. Namun juga WNI yang bekerja di luar negeri dan ingin kuliah melalui pendidikan jarak jauh .
Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat mengatakan, UT yang didirikan 38 tahun lalu sampai saat ini memiliki amanah untuk mewujudkan tiga mandat yang diberikan oleh pemerintah.
"Pertama, memberikan pemerataan akses layanan pendidikan tinggi bagi seluruh masyarakat di mana pun berada," katanya pada penandatanganan nota kesepahaman dengan KRI Tawau, dikutip dari laman UT, Jumat (30/12/2022).
Ojat menjelaskan, mandat ini merupakan keseriusan pemerintah untuk meningkatkan pemerataan akses bagi masyarakat yang perguruan tinggi konvensional tidak mampu menjangkau masyarakat di daerah perbatasan, 3T, dan pulau terluar termasuk bagi WNI yang berada di Tawau, Malaysia ini.
Baca juga: Sederet Jurusan Kuliah Favorit Wajib Calon Mahasiswa Ketahui, Bisa Jadi Referensi
Sedangkan mandat kedua adalah, ujarnya, UT didirikan untuk memberi kesempatan kepada orang yang sudah bekerja untuk meningkatkan kompetensinya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Termasuk bagi yang bekerja di KBRI mereka bisa kuliah di UT tanpa harus meninggalkan pekerjaan atau domisilinya.
Sedangkan mandat ketiga, lanjut Ojat, UT didirikan pada 1984 lalu untuk meningkatkan daya tampung di perguruan tinggi negeri (PTN). Saat itu, katanya, jumlah PTN baru ada 44 kampus yang belum bisa menampung lulusan SMA dan sederajat yang makin banyak.
"UT didirikan agar sebanyak apapun lulusan SMA yang tidak tertampung di PTN pada seleksi masuk PTN dapat ke UT tanpa melalui tes akademik asalkan mempunyai ijazah SMA, SMK, ataupun Paket C dan lainnya," imbuhnya.
Dia menjelaskan, dengan ketiga mandat tersebut saat ini jumlah mahasiswa UT yang aktif mencapai 420 ribu orang. Tidak hanya mahasiswa yang berada di dalam negeri, katanya, namun mahasiswa UT dari luar negeri.
Baca juga: 8 Keuntungan Bekerja di Perusahaan Startup bagi Fresh Graduate, Tertarik?
Menurutnya, mahasiswa UT di luar negeri paling banyak tersebar di tujuh negara seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi dan selebihnya ada di 40-50 negara.
"Berkat dukungan dari Kemenlu bersama KBRI kita bisa memberikan layanan pendidikan tinggi bagi saudara kita yang bekerja di luar negeri. Semoga komitmen dan dukungan yang diberikan Kemenlu berserta para duta besar dan Konjen RI akan bermanfaat besar untuk pemerataan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat di luar negeri," ujarnya.
Diketahui, Universitas Terbuka melalui Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) menyelenggarakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara UT dengan KRI Tawau secara hibrida, Rabu (28/12/2022).
Kepala Perwakilan Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau Heni Hamidah mengapresiasi kerja sama UT dengan KRI Tawau ini. Menurutnya, perjanjian kerja sama ini merupakan wujud komitmen dan menjadi dasar hukum untuk penyediaan fasilitas pendidikan tinggi untuk WNI di luar negeri.
UT, katanya, menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi Indonesia yang menjadi solusi dan alternatif yang dipilih bagi pekerja yang memiliki keterbatasan waktu untuk menempuh kuliah. "Termasuk bagi PMI di Malaysia, khususnya di Sabah yang ingin meneruskan pendidikan dan meningkatkan kemampuan intelektualnya," ucapnya.
Dia menjelaskan, saat ini jumlah mahasiswa aktif di Pokjar UT Tawau ada 40 orang yang tersebar di berbagai program studi seperti Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, dan Manajemen.
Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat mengatakan, UT yang didirikan 38 tahun lalu sampai saat ini memiliki amanah untuk mewujudkan tiga mandat yang diberikan oleh pemerintah.
"Pertama, memberikan pemerataan akses layanan pendidikan tinggi bagi seluruh masyarakat di mana pun berada," katanya pada penandatanganan nota kesepahaman dengan KRI Tawau, dikutip dari laman UT, Jumat (30/12/2022).
Ojat menjelaskan, mandat ini merupakan keseriusan pemerintah untuk meningkatkan pemerataan akses bagi masyarakat yang perguruan tinggi konvensional tidak mampu menjangkau masyarakat di daerah perbatasan, 3T, dan pulau terluar termasuk bagi WNI yang berada di Tawau, Malaysia ini.
Baca juga: Sederet Jurusan Kuliah Favorit Wajib Calon Mahasiswa Ketahui, Bisa Jadi Referensi
Sedangkan mandat kedua adalah, ujarnya, UT didirikan untuk memberi kesempatan kepada orang yang sudah bekerja untuk meningkatkan kompetensinya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Termasuk bagi yang bekerja di KBRI mereka bisa kuliah di UT tanpa harus meninggalkan pekerjaan atau domisilinya.
Sedangkan mandat ketiga, lanjut Ojat, UT didirikan pada 1984 lalu untuk meningkatkan daya tampung di perguruan tinggi negeri (PTN). Saat itu, katanya, jumlah PTN baru ada 44 kampus yang belum bisa menampung lulusan SMA dan sederajat yang makin banyak.
"UT didirikan agar sebanyak apapun lulusan SMA yang tidak tertampung di PTN pada seleksi masuk PTN dapat ke UT tanpa melalui tes akademik asalkan mempunyai ijazah SMA, SMK, ataupun Paket C dan lainnya," imbuhnya.
Dia menjelaskan, dengan ketiga mandat tersebut saat ini jumlah mahasiswa UT yang aktif mencapai 420 ribu orang. Tidak hanya mahasiswa yang berada di dalam negeri, katanya, namun mahasiswa UT dari luar negeri.
Baca juga: 8 Keuntungan Bekerja di Perusahaan Startup bagi Fresh Graduate, Tertarik?
Menurutnya, mahasiswa UT di luar negeri paling banyak tersebar di tujuh negara seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi dan selebihnya ada di 40-50 negara.
"Berkat dukungan dari Kemenlu bersama KBRI kita bisa memberikan layanan pendidikan tinggi bagi saudara kita yang bekerja di luar negeri. Semoga komitmen dan dukungan yang diberikan Kemenlu berserta para duta besar dan Konjen RI akan bermanfaat besar untuk pemerataan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat di luar negeri," ujarnya.
Diketahui, Universitas Terbuka melalui Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) menyelenggarakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara UT dengan KRI Tawau secara hibrida, Rabu (28/12/2022).
Kepala Perwakilan Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau Heni Hamidah mengapresiasi kerja sama UT dengan KRI Tawau ini. Menurutnya, perjanjian kerja sama ini merupakan wujud komitmen dan menjadi dasar hukum untuk penyediaan fasilitas pendidikan tinggi untuk WNI di luar negeri.
UT, katanya, menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi Indonesia yang menjadi solusi dan alternatif yang dipilih bagi pekerja yang memiliki keterbatasan waktu untuk menempuh kuliah. "Termasuk bagi PMI di Malaysia, khususnya di Sabah yang ingin meneruskan pendidikan dan meningkatkan kemampuan intelektualnya," ucapnya.
Dia menjelaskan, saat ini jumlah mahasiswa aktif di Pokjar UT Tawau ada 40 orang yang tersebar di berbagai program studi seperti Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, dan Manajemen.
(nnz)