Nyalon Rektor Untirta, Iman Kusnandar Minta Dukungan PBNU
A
A
A
TANGERANG - Rektor Universitas Islam Syekh Yusuf (Unis) Tangerang Mas Iman Kusnandar mengaku telah mendapat restu Ketua PBNU Said Aqil Siraj dalam pencalonan diri sebagai Rektor Universitas Negeri Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) Serang.
"Saya sudah silaturahmi dan diterima secara baik dan mendapatkan restu untuk memajukan kampus Untirta," katanya, kepada wartawan, di Tangerang, Rabu (20/5/2015).
Ditambahkan dia, antara dirinya dengan PBNU selain untuk meminta dukungan, juga karena memiliki kesamaan visi dan misi seperti pencegahan radikalisme, penguatan moral melalui nasionalisme, serta menjunjung tinggi nilai spritual.
"Saya dapat surat tanggal 15 April dari panitia terkait pemilihan rektor Untirta. Dengan niat baik dan telah menjadi dosen Untirta sejak tahun 1982 serta kemajuan pendidikan, maka saya mendaftar," lanjutnya.
Dia juga menyatakan, majunya dia sebagai Rektor Untirta bukan karena ambisius untuk mencari kekuasaan, tetapi sebagai panggilan jiwa, dan bentuk pengabdian untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dia mengaku, saat menjabat pegawai Pemda Kabupaten Tangerang, dirinya tidak pernah lepas mengajar di Untirta. Setelah pensiun, kini dirinya ingin fokus pada bidang pendidikan.
"Saya telah menyusun program untuk tiga periode ke depan atau tahun 2031. Disaat Untirta berusia 50 tahun, sarana dan prasarana sudah siap dan layak, serta akademik leadership terbangun," tegasnya.
Menurutnya, aktivitas akademik di suatu kampus sangat penting sebagai identitas diri. Dengan begitu, lulusan Untirta memiliki bentuk atau ciri tersendiri dengan kualitas yang terdepan.
"Visi saya, Untirta memiliki kultur peradaban akademik modern di Indonesia. Misi saya, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya yang bisa menjawab kemajuan peradaban masyarakat melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi," katanya.
Dia berharap, dapat meningkatkan kepedulian lingkungan dan membantu pemecahan masalah yang dihadapi pemerintah dan masyarakat, serta mencetak kader kepemimpinan lokal dan nasional.
"Saya sudah silaturahmi dan diterima secara baik dan mendapatkan restu untuk memajukan kampus Untirta," katanya, kepada wartawan, di Tangerang, Rabu (20/5/2015).
Ditambahkan dia, antara dirinya dengan PBNU selain untuk meminta dukungan, juga karena memiliki kesamaan visi dan misi seperti pencegahan radikalisme, penguatan moral melalui nasionalisme, serta menjunjung tinggi nilai spritual.
"Saya dapat surat tanggal 15 April dari panitia terkait pemilihan rektor Untirta. Dengan niat baik dan telah menjadi dosen Untirta sejak tahun 1982 serta kemajuan pendidikan, maka saya mendaftar," lanjutnya.
Dia juga menyatakan, majunya dia sebagai Rektor Untirta bukan karena ambisius untuk mencari kekuasaan, tetapi sebagai panggilan jiwa, dan bentuk pengabdian untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dia mengaku, saat menjabat pegawai Pemda Kabupaten Tangerang, dirinya tidak pernah lepas mengajar di Untirta. Setelah pensiun, kini dirinya ingin fokus pada bidang pendidikan.
"Saya telah menyusun program untuk tiga periode ke depan atau tahun 2031. Disaat Untirta berusia 50 tahun, sarana dan prasarana sudah siap dan layak, serta akademik leadership terbangun," tegasnya.
Menurutnya, aktivitas akademik di suatu kampus sangat penting sebagai identitas diri. Dengan begitu, lulusan Untirta memiliki bentuk atau ciri tersendiri dengan kualitas yang terdepan.
"Visi saya, Untirta memiliki kultur peradaban akademik modern di Indonesia. Misi saya, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya yang bisa menjawab kemajuan peradaban masyarakat melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi," katanya.
Dia berharap, dapat meningkatkan kepedulian lingkungan dan membantu pemecahan masalah yang dihadapi pemerintah dan masyarakat, serta mencetak kader kepemimpinan lokal dan nasional.
(san)