187 Tim Ambil Bagian Ikut Kontes Roket Air di Yogyakarta
A
A
A
YOGYAKARTA - Sebanyak 187 tim dari SMP dan SMA ambil bagian dalam Kontes Roket Air Taman Pintar di Lapangan SMA 3 Yogyakarta. Tahun ini, skala kontes yang memasuki tahun ke-7 kian luas dengan keikutsertaan peserta dari Sumatera.
Kepala Kantor Pengelola Taman Pintar, Yunianto Dwi mengatakan, dari total 187 tim yang mengikuti kontes 121 tim mengikuti kontes kategori tembak sasaran junior tingkat SMP dan 66 tim sisanya mengikuti sasaran tembak senior tingkat SMA.
“Jumlah peserta tahun ini meningkat signifikan. Tahun lalu peserta sebanyak 115 tim dan tahun ini mencapai 187 tim. Skalanya juga lebih luas dan menasional karena tahun ini diikuti tim dari Sumatera yaitu dari Palembang,” ucap Yunianto, Sabtu (22/8/2015).
Dia menjelaskan, kontes roket air bertujuan untuk memotivasi pelajar khususnya tingkat menengah untuk lebih mengenal teknologi roket pada bidang kedirgantaraan.
Melalui kontes seperti ini pelajar dituntut sanggup mengasah kreativitas inovasi dan menumbuhkan jiwa kompetisinya untuk menjadi sumber daya profesional.
Kontes ini lanjut Yunianto, menjadi bagia komitmen Taman Pintar untuk memberi wadah pembelajaran bidang ilmu pengetahuan dan teknologi luar sekolah.
“Ini menjadi wujud nyata dukungan kami terhadap pengembangan kurikulum pendidikan dasar dan menengah,” katanya.
Dia menambahkan, tahun ini, Taman Pintar ingin meraih prestasi lebih baik dari tahun sebelumnya. Di mana, pada tahun 2014, juara kontes tahun lalu yakni Asyifa Nur Fadilah dari SMPN 1 Wates berhasil mewakili Indonesia pada ajang serupa di tingkat internasional yang digelar di Jepang.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti meminta prestasi yang dihasilkan dari kontes roket dicatat dan dievaluasi untuk menyesuaikan denga perkembangan teknologi.
Haryadi ingin hasil kontes tidak hanya dilihat dari jarak yang berhasil dijangkau akan tetapi aplikasi teknologinya. “Teknologi berevolusi dari waktu ke waktu dan itu harus diikuti," tuturnya.
"Sekarang sudah masuk tahun ke-7 jadi harus ada target. Hasil yang didapat tahun ini jangan sama dengan tahun lalu,” imbuhnya.
Sementara Umar, anggota tim dari MAN 1 Yogyakarta mengatakan, timnya butuh waktu sepekan untuk mempersiapkan diri. Sebab, menghasilkan roket air yang sesuai harapan butuh perhitungan matang baik dari sisi teknis maupun nonteknis.
“Kalau membuat roketnya cepat setengah jam saja sudah jadi. Tapi harus dipertimbangkan banyak hal, misalnya perhitungan kondisi udara, tekanan air dan udaranya. Bahan-bahan juga perlu dipertimbangkan agar sesuai,” pungkasnya.
Pilihan:
Aturan Pekerja Asing Wajib Bisa Bahasa Indonesia Dihapus
Jokowi Tegaskan Kritiknya Terkait Tayangan Sinetron
Kepala Kantor Pengelola Taman Pintar, Yunianto Dwi mengatakan, dari total 187 tim yang mengikuti kontes 121 tim mengikuti kontes kategori tembak sasaran junior tingkat SMP dan 66 tim sisanya mengikuti sasaran tembak senior tingkat SMA.
“Jumlah peserta tahun ini meningkat signifikan. Tahun lalu peserta sebanyak 115 tim dan tahun ini mencapai 187 tim. Skalanya juga lebih luas dan menasional karena tahun ini diikuti tim dari Sumatera yaitu dari Palembang,” ucap Yunianto, Sabtu (22/8/2015).
Dia menjelaskan, kontes roket air bertujuan untuk memotivasi pelajar khususnya tingkat menengah untuk lebih mengenal teknologi roket pada bidang kedirgantaraan.
Melalui kontes seperti ini pelajar dituntut sanggup mengasah kreativitas inovasi dan menumbuhkan jiwa kompetisinya untuk menjadi sumber daya profesional.
Kontes ini lanjut Yunianto, menjadi bagia komitmen Taman Pintar untuk memberi wadah pembelajaran bidang ilmu pengetahuan dan teknologi luar sekolah.
“Ini menjadi wujud nyata dukungan kami terhadap pengembangan kurikulum pendidikan dasar dan menengah,” katanya.
Dia menambahkan, tahun ini, Taman Pintar ingin meraih prestasi lebih baik dari tahun sebelumnya. Di mana, pada tahun 2014, juara kontes tahun lalu yakni Asyifa Nur Fadilah dari SMPN 1 Wates berhasil mewakili Indonesia pada ajang serupa di tingkat internasional yang digelar di Jepang.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti meminta prestasi yang dihasilkan dari kontes roket dicatat dan dievaluasi untuk menyesuaikan denga perkembangan teknologi.
Haryadi ingin hasil kontes tidak hanya dilihat dari jarak yang berhasil dijangkau akan tetapi aplikasi teknologinya. “Teknologi berevolusi dari waktu ke waktu dan itu harus diikuti," tuturnya.
"Sekarang sudah masuk tahun ke-7 jadi harus ada target. Hasil yang didapat tahun ini jangan sama dengan tahun lalu,” imbuhnya.
Sementara Umar, anggota tim dari MAN 1 Yogyakarta mengatakan, timnya butuh waktu sepekan untuk mempersiapkan diri. Sebab, menghasilkan roket air yang sesuai harapan butuh perhitungan matang baik dari sisi teknis maupun nonteknis.
“Kalau membuat roketnya cepat setengah jam saja sudah jadi. Tapi harus dipertimbangkan banyak hal, misalnya perhitungan kondisi udara, tekanan air dan udaranya. Bahan-bahan juga perlu dipertimbangkan agar sesuai,” pungkasnya.
Pilihan:
Aturan Pekerja Asing Wajib Bisa Bahasa Indonesia Dihapus
Jokowi Tegaskan Kritiknya Terkait Tayangan Sinetron
(maf)