Minat Sains pada Anak Perlu Ditingkatkan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mendesain ulang pembelajaran di sekolah agar minat siswa pada sains meningkat.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, Kemendikbud sedang mendesain pola pembelajaran yang lebih baik di tingkat SD hingga SMP. Dia menjelaskan, penekanan substansi pembelajarannya ada dua yakni pada literasi dan numerasi.
Jika literasi adalah menumbuhkan minat baca maka numerasi, katanya, ialah akan menumbuhkan kecintaan sains pada anak. ”Jadi kita tidak akan memperbanyak mata pelajaran tetapi kita akan perbanyak aktivitas anak untuk membuat proyek, model atau simulasi di bidang sains,” katanya di kantor Kemendikbud, Selasa 25 Oktober 2016.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menjelaskan, Kemendikbud akan membangkitkan karakter anak yang cinta sains dengan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui fenomena di lingkungan sekitar. Dia menjelaskan, guru adalah ujung tombak keberhasilan program ini, karena mereka yang akan mengarahkan anak untuk mengobservasi, bertanya, mencari jawaban, pengumpulan data hingga merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah.
PT Pertamina (Persero) mengapresiasi kebijakan Kemendikbud untuk menumbuhkan kecintaan siswa pada sains. Hal ini selaras dengan Pertamina yang memiliki program Pertamina Olimpiade Sains (POS). ”Pertamina Olimpiade Sains merupakan kompetisi sains bergengsi bagi mahasiswa perguruan tinggi nasional, sebagai wadah untuk mengasah kompetensi di bidang sains baik pada tataran teori maupun project, dan telah melahirkan generasi muda yang telah menerapkan project-nya hingga tahap aplikasi khususnya di bidang pengembangan energi baru dan terbarukan,” ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro.
Tahun ini merupakan penyelenggaraan POS ke-9. Program ini merupakan kelanjutan dari kegiatan yang sama pada tahun sebelumnya sebagai bagian dari program CSR Pertamina Cerdas, dalam mencetak generasi muda berprestasi yang terus berkarya membangun negeri. Pada 2016 ini, kompetisi sains nasional yang sebelumnya bernama OSN Pertamina tampil dengan nama baru yaitu ”Pertamina Olimpiade Sains”.
Selain dengan nama baru, POS juga melakukan pengembangan pada kompetisi Kategori Teori, yaitu dengan mengubah sistem tes Seleksi Daerah (tingkat provinsi) yang sejak 2008 dilakukan dengan metode PBT (Paper Based Test) menjadi CBT (Computer Based Test). Dengan begitu peserta POS 2016 dapat mendaftar sebagai dan mengikuti tes Seleksi Daerah tanpa harus terkendali dengan jarak dan lokasi pelaksanaan tes seleksi.
Event istimewa ini selaras dengan SINDO Media yang memiliki concern tinggi dalam dunia pendidikan. Pemimpin Redaksi (Pemred) KORAN SINDO dan SINDOnews Pung Purwanto mengungkapkan wujud dukungan SINDO Media adalah dengan bekerja sama dengan Pertamina menggelar ajang edukasi sains dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, bernama Pertamina Science Fun Fair 2016 pada 29 Oktober mendatang.
Pung menerangkan, Pertamina Science Fun Fair akan diikuti oleh 2.500 peserta dari seluruh wilayah Jabodetabek. ”Terdapat kesamaan misi antara SINDO Media dengan Pertamina, untuk lebih meningkatkan minat generasi muda pada sains,” ujar Pung. ”Pada acara ini, kami mengundang siswa dari SD hingga SMA untuk mengirimkan proyek sains mereka untuk dilombakan. Para pemenang akan diumumkan Februari 2017 nanti,” katanya.
Pertamina Science Fun Fair rencananya akan dibuka oleh Mendikbud Muhadjir Effendy. Acara yang sudah memasuki tahun kedua ini tidak hanya akan diisi seminar namun juga menghadirkan inovator cilik Naufal yang berhasil membangkitkan energi listrik dari pohon kedondong, meski saat ini usianya baru10 tahun. Naufal akan memberikan semangat dan inspirasi bahwa suatu karya inovasi itu pun bisa diciptakan oleh para siswa sekolah dasar.
Adapula talkshow menarik yang akan diisi oleh Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain dan Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro. Acara semakin menarik dengan hadirnya Indonesia Idol Cilik 2015 Andy yang bakal membawakan lima lagu untuk menghibur penonton.
Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda, sehingga negara berkembang seperti Indonesia perlu meningkatkan kualitas generasi muda melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Generasi muda, katanya, adalah aset bangsa dan harus terus dibina sebagai salah satu upaya membentuk posisi Indonesia di masa depan dan mendorong percepatan inovasi.
Diketahui, LIPI sendiri membuat kompetisi sains yakni Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI yang tahun ini sudah terlaksana 48 kali. LIPI mencatat terjadi lonjakan antusiasme remaja Indonesia dalam bidang riset setiap tahunnya. Jika pada 2015 karya yang masuk sejumlah 2.041 proposal, maka tahun ini ada 3.203 proposal yang mendaftar baik individu maupun tim.
Senior Advisor for Knowledge Management and Communications Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Indonesia Totok Amin Soefijanto mengatakan, event ini sangat bagus sekali untuk menumbuhkan minat sains pada anak sejak dini. Dia pun berharap kompetisi ini akan berlangsung setiap tahun sehingga anak dengan mudah bisa menyalurkan hasil karyanya ke ajang bergengsi seperti ini.
Totok menyampaikan, kompetisi memang bagus untuk memicu kecintaan anak pada sains. Sebab melalui kompetisi anak akan diajarkan untuk berkolaborasi agar karya yang dihasilkan semakin baik. Terlebih anak-anak pun sangat senang dengan hadiah sehingga bisa merangsang mereka untuk memberikan karya terbaiknya.
”Tidak hanya dirangsang untuk mendapat hadiah namun ada proses pembelajaran yang maju melalui kolaborasi. Sebab tidak akan ada prestasi tanpa ada kompetisi,” katanya.
Dia menambahkan, sejak kecil anak harus dirangsang bahwa pelajaran sains itu menyenangkan melalui apa yang dilihat di sekitarnya. Dia setuju jika guru adalah ujung tombak oleh sebab itu pemerintah harus mendidik guru untuk memahami sains sehingga bisa kreatif memberikan pengajaran sains yang menyenangkan. Dia berpendapat, kurikulum yang dibangun saat ini sudah bagus untuk meningkatkan minat sains sehingga tidak perlu ada perubahan kurikulum kembali.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, Kemendikbud sedang mendesain pola pembelajaran yang lebih baik di tingkat SD hingga SMP. Dia menjelaskan, penekanan substansi pembelajarannya ada dua yakni pada literasi dan numerasi.
Jika literasi adalah menumbuhkan minat baca maka numerasi, katanya, ialah akan menumbuhkan kecintaan sains pada anak. ”Jadi kita tidak akan memperbanyak mata pelajaran tetapi kita akan perbanyak aktivitas anak untuk membuat proyek, model atau simulasi di bidang sains,” katanya di kantor Kemendikbud, Selasa 25 Oktober 2016.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menjelaskan, Kemendikbud akan membangkitkan karakter anak yang cinta sains dengan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui fenomena di lingkungan sekitar. Dia menjelaskan, guru adalah ujung tombak keberhasilan program ini, karena mereka yang akan mengarahkan anak untuk mengobservasi, bertanya, mencari jawaban, pengumpulan data hingga merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah.
PT Pertamina (Persero) mengapresiasi kebijakan Kemendikbud untuk menumbuhkan kecintaan siswa pada sains. Hal ini selaras dengan Pertamina yang memiliki program Pertamina Olimpiade Sains (POS). ”Pertamina Olimpiade Sains merupakan kompetisi sains bergengsi bagi mahasiswa perguruan tinggi nasional, sebagai wadah untuk mengasah kompetensi di bidang sains baik pada tataran teori maupun project, dan telah melahirkan generasi muda yang telah menerapkan project-nya hingga tahap aplikasi khususnya di bidang pengembangan energi baru dan terbarukan,” ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro.
Tahun ini merupakan penyelenggaraan POS ke-9. Program ini merupakan kelanjutan dari kegiatan yang sama pada tahun sebelumnya sebagai bagian dari program CSR Pertamina Cerdas, dalam mencetak generasi muda berprestasi yang terus berkarya membangun negeri. Pada 2016 ini, kompetisi sains nasional yang sebelumnya bernama OSN Pertamina tampil dengan nama baru yaitu ”Pertamina Olimpiade Sains”.
Selain dengan nama baru, POS juga melakukan pengembangan pada kompetisi Kategori Teori, yaitu dengan mengubah sistem tes Seleksi Daerah (tingkat provinsi) yang sejak 2008 dilakukan dengan metode PBT (Paper Based Test) menjadi CBT (Computer Based Test). Dengan begitu peserta POS 2016 dapat mendaftar sebagai dan mengikuti tes Seleksi Daerah tanpa harus terkendali dengan jarak dan lokasi pelaksanaan tes seleksi.
Event istimewa ini selaras dengan SINDO Media yang memiliki concern tinggi dalam dunia pendidikan. Pemimpin Redaksi (Pemred) KORAN SINDO dan SINDOnews Pung Purwanto mengungkapkan wujud dukungan SINDO Media adalah dengan bekerja sama dengan Pertamina menggelar ajang edukasi sains dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, bernama Pertamina Science Fun Fair 2016 pada 29 Oktober mendatang.
Pung menerangkan, Pertamina Science Fun Fair akan diikuti oleh 2.500 peserta dari seluruh wilayah Jabodetabek. ”Terdapat kesamaan misi antara SINDO Media dengan Pertamina, untuk lebih meningkatkan minat generasi muda pada sains,” ujar Pung. ”Pada acara ini, kami mengundang siswa dari SD hingga SMA untuk mengirimkan proyek sains mereka untuk dilombakan. Para pemenang akan diumumkan Februari 2017 nanti,” katanya.
Pertamina Science Fun Fair rencananya akan dibuka oleh Mendikbud Muhadjir Effendy. Acara yang sudah memasuki tahun kedua ini tidak hanya akan diisi seminar namun juga menghadirkan inovator cilik Naufal yang berhasil membangkitkan energi listrik dari pohon kedondong, meski saat ini usianya baru10 tahun. Naufal akan memberikan semangat dan inspirasi bahwa suatu karya inovasi itu pun bisa diciptakan oleh para siswa sekolah dasar.
Adapula talkshow menarik yang akan diisi oleh Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain dan Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro. Acara semakin menarik dengan hadirnya Indonesia Idol Cilik 2015 Andy yang bakal membawakan lima lagu untuk menghibur penonton.
Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda, sehingga negara berkembang seperti Indonesia perlu meningkatkan kualitas generasi muda melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Generasi muda, katanya, adalah aset bangsa dan harus terus dibina sebagai salah satu upaya membentuk posisi Indonesia di masa depan dan mendorong percepatan inovasi.
Diketahui, LIPI sendiri membuat kompetisi sains yakni Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI yang tahun ini sudah terlaksana 48 kali. LIPI mencatat terjadi lonjakan antusiasme remaja Indonesia dalam bidang riset setiap tahunnya. Jika pada 2015 karya yang masuk sejumlah 2.041 proposal, maka tahun ini ada 3.203 proposal yang mendaftar baik individu maupun tim.
Senior Advisor for Knowledge Management and Communications Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Indonesia Totok Amin Soefijanto mengatakan, event ini sangat bagus sekali untuk menumbuhkan minat sains pada anak sejak dini. Dia pun berharap kompetisi ini akan berlangsung setiap tahun sehingga anak dengan mudah bisa menyalurkan hasil karyanya ke ajang bergengsi seperti ini.
Totok menyampaikan, kompetisi memang bagus untuk memicu kecintaan anak pada sains. Sebab melalui kompetisi anak akan diajarkan untuk berkolaborasi agar karya yang dihasilkan semakin baik. Terlebih anak-anak pun sangat senang dengan hadiah sehingga bisa merangsang mereka untuk memberikan karya terbaiknya.
”Tidak hanya dirangsang untuk mendapat hadiah namun ada proses pembelajaran yang maju melalui kolaborasi. Sebab tidak akan ada prestasi tanpa ada kompetisi,” katanya.
Dia menambahkan, sejak kecil anak harus dirangsang bahwa pelajaran sains itu menyenangkan melalui apa yang dilihat di sekitarnya. Dia setuju jika guru adalah ujung tombak oleh sebab itu pemerintah harus mendidik guru untuk memahami sains sehingga bisa kreatif memberikan pengajaran sains yang menyenangkan. Dia berpendapat, kurikulum yang dibangun saat ini sudah bagus untuk meningkatkan minat sains sehingga tidak perlu ada perubahan kurikulum kembali.
(poe)