Guru BK Harus Jadi Role Model Siswa

Rabu, 14 Desember 2016 - 19:49 WIB
Guru BK Harus Jadi Role...
Guru BK Harus Jadi Role Model Siswa
A A A
JAKARTA - Peran guru konseling (BK) perlu ditingkatkan sehingga anak didik bisa tergali potensinya. Dengan peran guru BK bisa memberikan gambaran pada siswa kemana mereka akan melanjutkan pendidikan atau mengarahkan sesuai dengan kemauan.

Namun sayangnya, peran guru BK masih dianggap sekadar guru penghukum atau polisi sekolah. "Ini stigma yang salah. Dan saat ini sudah mulai harus diluruskan. Guru BK itu memberikan arahan dan melihat bakat siswa akan kemana dia nanti. Guru BK harus jadi role model juga," ujar Psikolog Universitas Pancasila (UP) Maharani Ardi Putri saat Pelatihan Peningkatan Kompetisi pada Guru BK di Aula Fakultas Hukum (FH), Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Menurutnya, peningkatan kemampuan guru BK ini sangat penting. Sehingga guru BK bisa masuk dalam dunia siswanya yang notabene adalah remaja agar lebih mudah berkomunikasi.

Mengingat, remaja saat ini cendrung menjadikan sosial media sebagai acuan pergulan. Padahal mereka tidak tahu bahwa postingan di sosmed itu juga banyak yang tidak seharusnya diserap mentah-mentah.

"Jangan sampai guru BK kalah populer dengan yang ada di sosmed. Jadi guru bisa didengar oleh siswanya. Guru BK juga diimbau mengerti atau mengikuti sosmed sehingga paham bagaimana mereka akan berkomunikasi dengan siswa," tandasnya.

Putri menekankan bahwa seorang guru BK harus mengenal siswanya dengan baik. Termasuk juga memahami latar belakang siswa. Jika itu dilakukan, bukan hal sulit bagi guru BK untuk bisa masuk dalam dunia remaja dan disitulah arti penting kehadiran guru BK.

"Jadi bukan hanya sekadar guru penghukum. Tapi siswa bisa leluasa berkonsultasi dengan guru BK. Nah di pelatihan inilah kita akan gali kemampuan para guru BK ini. Di sini ada sekitar 250 guru BK se-Jabodetabek, Cilegon dan Sukabumi. Jadi mereka pun meng-up grade diri juga," tukasnya.

Hal itu diamini Rektor UP Wahono Sumaryono yang menilai peranan guru BK sangat penting bagi siswa. Diakui tanpa adanya guru BK sangat sulit untuk menggali potensi siswa. Selain itu juga mereka memberikan penyeimbang terhadap konsusmsi sosmed para siswa.

"Kalau tanp guru BK itu berat. Karena mereka tidak dapat bimbingan. Dan yang perlu diingat adalah guru BK itu bukan penghukum, tetapi teman bicara untuk memberikan solusi," katanya.

Dari hasil pelatihan dirinya melihat bahwa kendala yang dihadapi guru BK adalah kemampuan berkomunikasi dengan siswa. Pasalnya, terkadang remaja saat ini memiliki pola pikir sendiri misalnya dengan mengonsumsi info apapun dari sosmed dan dijadikan acuan.
"Perkembangan zaman karena teknologi inilah yang sepertinya menjadi kendala. Jadi disinilah pentingnya pengembangan diri juga untuk para guru BK," tutupnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1616 seconds (0.1#10.140)