Mendikbud Mendesak Gedung Sekolah di Pidie Jaya Segera Dibangun
A
A
A
ACEH - Guna memastikan percepatan revitalisasi sekolah pascagempa, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy kembali mengunjungi Pidie Jaya, Aceh.
Ini merupakan kunjungan kali ketiga Muhadjir, sejak gempa di Pidie Jaya pada 7 Desember 2016 lalu. Mendikbud melihat langsung proses belajar-mengajar yang sudah berlangsung di tenda-tenda darurat, sekaligus memeriksa perkembangan pembangunan sekolah darurat.
Ikut bersama rombongan Sekjen Kemendikbud Dirjen Dikdasmen Kemendikbud Hamid Muhammad, Direktur Pembinaan SD Wowon Wirdiyat dan Direktur Pembinaan Pendidikan dan Layanan Khusus Renani Pantjastuti.
Kemudian Staf Khusus Mendikbud Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Alpha Amirrachman dan Staf Khusus Mendikbud Bidang Hubungan Antarlembaga Fajar Riza Ul Haq.
Ikut mendampingi Deputi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tri Budiarto, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Darjo, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya Syaiful.
Mendikbud mengunjungi dan berbicara dengan siswa SDN Jiem Jiem, SMPN 3 Bandar Baru, TK Al Hidayah, SDN Jalan Rata, SMK Kesehatan Putra Nanggroe dan SMAN 1 Trienggadeng.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini disambut dengan gembira oleh guru dan siswa di sekolah-sekolah tersebut, walaupun mereka harus melaksanakan proses belajar-mengajar di tenda darurat karena ruang kelas sementara masih dalam proses pembangunan oleh KemenPUPR.
Sejauh ini sudah didirikan 170 tenda di 68 titik lokasi sekolah. 158 ruang kelas sementara juga sedang dibangun di 28 titik lokasi sekolah yang rusak berat.
"Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada guru dan siswa yang dengan semangat tinggi kembali ke sekolah walau dengan berbagai keterbatasan," ujar Mendikbud, Senin 2 Januari 2017 di Aceh.
"Siswa-siswa tetap gembira walau belajar di bawah tenda, guru-guru juga tetap semangat untuk mengajar," ungkap Kepala Sekolah SDN Jalan Rata Hamdiah saat berdialog dengan Mendikbud di lokasi.
Muhadjir Effendy menyampaikan, pembangunan ruang kelas darurat dan gedung permanen menjadi tanggung jawab KemenPUPR dengan anggaran dari BNPB, sementara Kemendikbud bertanggung jawab untuk menyediakan mebeler dan peralatan pembelajaran.
"Saya mengharapkan KemenPUPR segera menuntaskan pembangunan ruang kelas sementara dan memulai pembangunan gedung sekolah permanen," ucapnya.
"Sehingga Kemendikbud dapat memenuhi kewajibannya menyediakan mebeler dan alat pembelajaran yang dibutuhkan ruang-ruang kelas nanti. Gedung sekolah yang baru nanti harus lebih baik dari yang lama," ungkap Mendikbud di depan para siswa.
Hasil pemantauan tim Kemdikbud terkait kerusakan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan dilaporkan, terdapat 65 sekolah yang mengalami kerusakan, terdiri dari 35 Sekolah Dasar (SD), 11 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kemudian 13 Sekolah Menengah Atas (SMA), dan enam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selain itu, terdapat juga 81 fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengalami kerusakan sarana dan prasarana dengan tingkat rusak sedang dan berat.
Mendikbud memaparkan rencana pemenuhan kebutuhan bantuan pasca gempa Aceh dengan total anggaran sekitar Rp68,2 Miliar, dengan rincian pada tahun 2016 akan disalurkan sebesar Rp25,8 Miliar, dan tahun anggaran 2017 dialokasikan sebesar Rp42,4 Miliar.
Ini merupakan kunjungan kali ketiga Muhadjir, sejak gempa di Pidie Jaya pada 7 Desember 2016 lalu. Mendikbud melihat langsung proses belajar-mengajar yang sudah berlangsung di tenda-tenda darurat, sekaligus memeriksa perkembangan pembangunan sekolah darurat.
Ikut bersama rombongan Sekjen Kemendikbud Dirjen Dikdasmen Kemendikbud Hamid Muhammad, Direktur Pembinaan SD Wowon Wirdiyat dan Direktur Pembinaan Pendidikan dan Layanan Khusus Renani Pantjastuti.
Kemudian Staf Khusus Mendikbud Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Alpha Amirrachman dan Staf Khusus Mendikbud Bidang Hubungan Antarlembaga Fajar Riza Ul Haq.
Ikut mendampingi Deputi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tri Budiarto, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Darjo, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya Syaiful.
Mendikbud mengunjungi dan berbicara dengan siswa SDN Jiem Jiem, SMPN 3 Bandar Baru, TK Al Hidayah, SDN Jalan Rata, SMK Kesehatan Putra Nanggroe dan SMAN 1 Trienggadeng.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini disambut dengan gembira oleh guru dan siswa di sekolah-sekolah tersebut, walaupun mereka harus melaksanakan proses belajar-mengajar di tenda darurat karena ruang kelas sementara masih dalam proses pembangunan oleh KemenPUPR.
Sejauh ini sudah didirikan 170 tenda di 68 titik lokasi sekolah. 158 ruang kelas sementara juga sedang dibangun di 28 titik lokasi sekolah yang rusak berat.
"Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada guru dan siswa yang dengan semangat tinggi kembali ke sekolah walau dengan berbagai keterbatasan," ujar Mendikbud, Senin 2 Januari 2017 di Aceh.
"Siswa-siswa tetap gembira walau belajar di bawah tenda, guru-guru juga tetap semangat untuk mengajar," ungkap Kepala Sekolah SDN Jalan Rata Hamdiah saat berdialog dengan Mendikbud di lokasi.
Muhadjir Effendy menyampaikan, pembangunan ruang kelas darurat dan gedung permanen menjadi tanggung jawab KemenPUPR dengan anggaran dari BNPB, sementara Kemendikbud bertanggung jawab untuk menyediakan mebeler dan peralatan pembelajaran.
"Saya mengharapkan KemenPUPR segera menuntaskan pembangunan ruang kelas sementara dan memulai pembangunan gedung sekolah permanen," ucapnya.
"Sehingga Kemendikbud dapat memenuhi kewajibannya menyediakan mebeler dan alat pembelajaran yang dibutuhkan ruang-ruang kelas nanti. Gedung sekolah yang baru nanti harus lebih baik dari yang lama," ungkap Mendikbud di depan para siswa.
Hasil pemantauan tim Kemdikbud terkait kerusakan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan dilaporkan, terdapat 65 sekolah yang mengalami kerusakan, terdiri dari 35 Sekolah Dasar (SD), 11 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kemudian 13 Sekolah Menengah Atas (SMA), dan enam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selain itu, terdapat juga 81 fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengalami kerusakan sarana dan prasarana dengan tingkat rusak sedang dan berat.
Mendikbud memaparkan rencana pemenuhan kebutuhan bantuan pasca gempa Aceh dengan total anggaran sekitar Rp68,2 Miliar, dengan rincian pada tahun 2016 akan disalurkan sebesar Rp25,8 Miliar, dan tahun anggaran 2017 dialokasikan sebesar Rp42,4 Miliar.
(maf)