UI Tembus Peringkat 277 Perguruan Tinggi Terbaik di Dunia
A
A
A
JAKARTA - Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking (WUR) yang berkedudukan di London, Inggris mengumumkan secara resmi rangking 500 Perguruan Tinggi terbaik di dunia untuk tahun 2017, Kamis (8/6/2017).
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2016), peringkat UI meningkat secara signifikan sebanyak 48 tingkat yaitu peringkat ke-277. Pencapaian ini menempatkan UI sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam 300 perguruan tinggi terbaik di dunia. Sementara Perguruan tinggi di Indonesia lainnya, ITB berada di peringkat 331 dan UGM peringkat 401.
Ketika ditanya mengenai perbandingan dengan tahun sebelumnya dan target tahun ini, Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI Prof Dr Bambang Wibawarta mengaku bersyukur UI mengalami kenaikan peringkat di dunia.
“Alhamdulillah tahun 2017 UI berhasil menembus rangking 300 besar dunia (rangking 277) dibandingkan tahun 2016 (rangking 325) dan tahun 2015 (rangking 358). Pencapaian ini sebenarnya melampaui target yang kami tetapkan untuk tahun 2017 (rangking 310)," ujarnya melalui rilis yang diterima SINDOnews, Kamis (8/6/2017).
"Hal ini patut disyukuri karena ini merupakan salah satu bentuk pengakuan internasional terhadap pendidikan di Indonesia pada umumnya. Hal ini dapat tercapai salah satunya karena kolaborasi global yang sah, dan kerja keras seluruh civitas akademika UI," sambung dia.
Metodologi yang digunakan QS WUR dalam menentukan pemeringkatan dilakukan pada empat bidang: penelitian, pengajaran, ketenagakerjaan dan internasionalisasi berdasarkan enam indikator pencapaian. Keenam indikator tersebut adalah academic reputation (40%), employer reputation (10%), student-to-faculty ratio (20%), citation per faculty (20%), international faculty ratio (5%) dan international student ratio (5%).
Setiap indikator mempunyai bobot nilai yang berbeda ketika dijumlahkan menjadi nilai keseluruhan. Empat indikator dinilai berdasarkan data fisik dan sisanya berdasarkan survey global terbanyak untuk akademik dan ketenagakerjaan.
Ketika ditanya mengenai strategi UI, Bambang Wibawarta menuturkan, bahwa Sejak tahun 2015, Kemenristek Dikti telah membentuk gugus tugas untuk membantu lima perguruan tinggi unggulan nasional untuk mencapai peringkat World Class University (WCU). Menurutnya, UI lebih banyak hanya mengintensifkan program-program yang sudah ada sebelumnya.
“Bagi UI sebenarnya peningkatan peringkat bukan merupakan tujuan utama, namun justru perbaikan menyeluruh dari kualitas, pendidikan, kualitas riset, mobilitas, fasilitas dan sebaginya lah yang kami utamakan. Sedangkan meningkatnya peringkat UI merupakan buah atau hasil dari perbaikan dan pengembangan yang kami lakukan, yang kemudian mendapatkan apresiasi. Cukup banyak program-program kerja di UI yang mendapat respons positif dari mitra UI di luar negeri,” tuturnya.
Bambang menambahkan bahwa ke depan tentu persaingan menjadi lebih berat, dan semua universitas di dunia berlomba-lomba memperbaiki diri, sehingga peran pemerintah juga menjadi sangat penting, termasuk juga kerja sama dengan industi atau pihak suasta.
"Sumber daya dan upaya yang lebih besar lagi tentu akan dibutuhkan seiring meningkatnya posisi peringkat UI saat ini dan keketatan dalam persaingan dalam tataran global," tutupnya.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2016), peringkat UI meningkat secara signifikan sebanyak 48 tingkat yaitu peringkat ke-277. Pencapaian ini menempatkan UI sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam 300 perguruan tinggi terbaik di dunia. Sementara Perguruan tinggi di Indonesia lainnya, ITB berada di peringkat 331 dan UGM peringkat 401.
Ketika ditanya mengenai perbandingan dengan tahun sebelumnya dan target tahun ini, Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI Prof Dr Bambang Wibawarta mengaku bersyukur UI mengalami kenaikan peringkat di dunia.
“Alhamdulillah tahun 2017 UI berhasil menembus rangking 300 besar dunia (rangking 277) dibandingkan tahun 2016 (rangking 325) dan tahun 2015 (rangking 358). Pencapaian ini sebenarnya melampaui target yang kami tetapkan untuk tahun 2017 (rangking 310)," ujarnya melalui rilis yang diterima SINDOnews, Kamis (8/6/2017).
"Hal ini patut disyukuri karena ini merupakan salah satu bentuk pengakuan internasional terhadap pendidikan di Indonesia pada umumnya. Hal ini dapat tercapai salah satunya karena kolaborasi global yang sah, dan kerja keras seluruh civitas akademika UI," sambung dia.
Metodologi yang digunakan QS WUR dalam menentukan pemeringkatan dilakukan pada empat bidang: penelitian, pengajaran, ketenagakerjaan dan internasionalisasi berdasarkan enam indikator pencapaian. Keenam indikator tersebut adalah academic reputation (40%), employer reputation (10%), student-to-faculty ratio (20%), citation per faculty (20%), international faculty ratio (5%) dan international student ratio (5%).
Setiap indikator mempunyai bobot nilai yang berbeda ketika dijumlahkan menjadi nilai keseluruhan. Empat indikator dinilai berdasarkan data fisik dan sisanya berdasarkan survey global terbanyak untuk akademik dan ketenagakerjaan.
Ketika ditanya mengenai strategi UI, Bambang Wibawarta menuturkan, bahwa Sejak tahun 2015, Kemenristek Dikti telah membentuk gugus tugas untuk membantu lima perguruan tinggi unggulan nasional untuk mencapai peringkat World Class University (WCU). Menurutnya, UI lebih banyak hanya mengintensifkan program-program yang sudah ada sebelumnya.
“Bagi UI sebenarnya peningkatan peringkat bukan merupakan tujuan utama, namun justru perbaikan menyeluruh dari kualitas, pendidikan, kualitas riset, mobilitas, fasilitas dan sebaginya lah yang kami utamakan. Sedangkan meningkatnya peringkat UI merupakan buah atau hasil dari perbaikan dan pengembangan yang kami lakukan, yang kemudian mendapatkan apresiasi. Cukup banyak program-program kerja di UI yang mendapat respons positif dari mitra UI di luar negeri,” tuturnya.
Bambang menambahkan bahwa ke depan tentu persaingan menjadi lebih berat, dan semua universitas di dunia berlomba-lomba memperbaiki diri, sehingga peran pemerintah juga menjadi sangat penting, termasuk juga kerja sama dengan industi atau pihak suasta.
"Sumber daya dan upaya yang lebih besar lagi tentu akan dibutuhkan seiring meningkatnya posisi peringkat UI saat ini dan keketatan dalam persaingan dalam tataran global," tutupnya.
(kri)