UNS Tambah Dua Guru Besar Bidang Pendidikan

Senin, 02 Oktober 2017 - 16:24 WIB
UNS Tambah Dua Guru...
UNS Tambah Dua Guru Besar Bidang Pendidikan
A A A
SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menambah dua guru besar bidang Pendidikan. Prof Gunarhadi diangkat menjadi Guru Besar Bidang Pendidikan Luar Biasa dan Profesor Dr Wiedy Murtini menjadi Guru Besar Bidang Pendidikan Ekonomi.

Keduanya akan dikukuhkan pada Sidang Senat Terbuka, Selasa 3 September 2017. Wiedy Murtini menjadi guru besar UNS ke 186 dan ke 57 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Dia akan menyampaikan pidato berjudul Integrasi Nilai-Nilai Karakter, Soft Skills, Dan Transferable Skills Dalam Model Pembelajaran GEPPRAK: Implikasinya Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK.

Wiedy akan mengupas masalah model pembelajaan Kewirausahaan dengan mengusung konsep pembelajaran GEPPRAK yang merupakan pengembangan model pengintegrasian nilai-nilai karakter, soft skills, dan transferable skills dalam pembelajaran kewirausahaan di SMK.

"GEPPRAK merupakan singkatan kata Grup atau kelompok, Eksplorasi, Pengembangan ide, Penyusunan dan Presentasi Rencana usaha, Aksi dan Kompetisi usaha," terang Wiedy Murtini di Solo, Jawa Tengah, Senin (2/10/2-17).

Melalui konsep pembelajaran ini, siswa SMK tidak lagi mempelajari teori, melainkan terjun ke lapangan untuk menguatkan aspek soft skils dan transferable skills mereka. Sedangkan untuk internalisasi pendidikan karakter yang dibentuk adalah sikap berani, respek atau menghargasi sesama dan sportif.

Dengan tahapan-tahapan kegiatan tersebut, menurutnya akan membantu peserta didik dan guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter, soft-skills, transferable skills. Sehingga dengan proses pembiasaan dan latihan akan terbangun karakter dan jiwa wirausaha.

Sementara itu, Profesor Gunarhadi merupakan guru besar ke 187 UNS dan yang ke 58 di FKIP. Ia akan menyampaikan pidato dengan judul Klaster Sebagai Model Pembelajaran Humanistik Ramah Anak pada Sekolah Inklusif di Indonesia.

"Saya menyoroti masalah pendidikan inklusif di Indonesia, dimana saat ini bentuk layanan bagi anak-anak berkebutuhan khusus sedang mengalami transisi layanan dari budaya segregatif menuju layanan inklusif," kata Gunarhadi.
(maf)
Berita Terkait
Paradoks Pendidikan...
Paradoks Pendidikan Tinggi
Pengalaman 36 Tahun,...
Pengalaman 36 Tahun, Universitas Terbuka Ingin Bantu PT Lain
Kualitas Universitas...
Kualitas Universitas Oxford Tak Terkalahkan di Dunia
iSB Sediakan Jurusan...
iSB Sediakan Jurusan Akuntansi Internasional, Ini Sejumlah Keunggulannya
16 Lembaga Layanan Pendidikan...
16 Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Indonesia, Ini Daftar dan Kontaknya
100 Program Studi Vokasi...
100 Program Studi Vokasi Akan Dipadukan dengan Dunia Industri dan Kerja
Berita Terkini
Tingkatkan Jumlah Mahasiswa...
Tingkatkan Jumlah Mahasiswa Penerima, Mendikti Dorong Pemda Inisiasi KIP Kuliah Daerah
3 jam yang lalu
Mendikti Saintek akan...
Mendikti Saintek akan Luncurkan Program Ini di Hardiknas 2025, Kampus Siap-siap!
3 jam yang lalu
MNC Sekuritas dan MNC...
MNC Sekuritas dan MNC University Resmikan Kerja Sama Edukasi, Sinergi Kembangkan Pasar Modal
6 jam yang lalu
Nekad atau Nekat, Mana...
Nekad atau Nekat, Mana Penulisan yang Benar?
7 jam yang lalu
LPDP Buka Beasiswa S2...
LPDP Buka Beasiswa S2 Double Degree ke Jepang, Cocok untuk yang Suka IT
8 jam yang lalu
Mendikti Saintek Brian...
Mendikti Saintek Brian Yuliarto: Kampus Harus Berdampak Nyata bagi Daerah Sekitar
9 jam yang lalu
Infografis
Donald Trump Perintahkan...
Donald Trump Perintahkan Hapus Departemen Pendidikan AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved