Indonesia Youth Forum Ingin Madrasah Tingkatkan Daya Saing di Masa Depan
A
A
A
JAKARTA - Era informasi menuntut SDM yang inovatif dan berdaya saing. Mengingat adanya tren pergeseran tenaga kerja dan jenis pekerjaan yang dibutuhkan di era mendatang (future jobs).
Hal ini ikut ditanggapi Amizarisma selaku Direktur Eksekutif Indonesia Youth Forum ketika ditemui di sela agenda General Assembly bersama stakeholder terkait dalam rangkaian agenda Youth Involvement Forum 2017, Kamis (14/12/2017).
Menurutnya, salah satu tantangan nyata madrasah di era modern adalah membangun daya saing madrasah. Daya saing yang tinggi akan menempatkan madrasah sebagai institusi pilihan sekaligus memberi kontribusi yang lebih besar dalam syiar agama dan memajukan pendidikan nasional.
“Sebelumnya, Indonesia Youth Forum menginisiasi lahirnya Youth Involvement Forum sebagai forum tukar pikiran dan gagasan pemuda bersama stakeholder terkait upaya memperkuat daya saing Indonesia dalam rangka membangun jaringan dan revitalisasi pendidikan berbasis dunia industri dan entrepreneurship. Ke depan, kami harap madrasah dapat menginspirasi hadirnya kolaborasi multi sector dan multi actor dalam pemberdayaan dan peningkatan daya saing madrasah di era modern,” ujar Amizar.
Sementara itu, ketika ditemui di tempat lain, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kemahasiswaan, Ahmad Umar mengungkapkan bahwasanya saat ini unit lembaga yang dipimpinnya sedang menyiapkan berbagai program untuk melahirkan siswa madrasah yang memiliki daya saing yang kompetitif khususnya di era milenial untuk membentuk alumni madrasah sesuai kebutuhan pasar dan menjawab tiga sektor strategis; Kompetensi menuju Perguruan Tinggi, Proffesional Workers dan Entrepreneur.
“Kita sedang membangun madrasah vokasi sebagai salah satu instrumen pendukung penguatan minat dan bakat berbasis kebudayaan dan kearifan lokal agar menghasilkan produk yang khas kompetitif,” jelas Umar.
“Saat ini kami juga sedang berupaya mengkaji secara dalam dan signifikan mengenai korelasi antara kurikulum dan metodologi pembelajaran di madrasah dengan kebutuhan pekerjaan di masa mendatang; link and match antara dunia usaha dan industri. Di sisi lain, tentunya kita juga harus mempersiapkan SDM yang qualified serta inovatif dan berdaya saing agar mampu mengisi ruang kosong di tiga sektor di atas,” tutup Umar.
Hal ini ikut ditanggapi Amizarisma selaku Direktur Eksekutif Indonesia Youth Forum ketika ditemui di sela agenda General Assembly bersama stakeholder terkait dalam rangkaian agenda Youth Involvement Forum 2017, Kamis (14/12/2017).
Menurutnya, salah satu tantangan nyata madrasah di era modern adalah membangun daya saing madrasah. Daya saing yang tinggi akan menempatkan madrasah sebagai institusi pilihan sekaligus memberi kontribusi yang lebih besar dalam syiar agama dan memajukan pendidikan nasional.
“Sebelumnya, Indonesia Youth Forum menginisiasi lahirnya Youth Involvement Forum sebagai forum tukar pikiran dan gagasan pemuda bersama stakeholder terkait upaya memperkuat daya saing Indonesia dalam rangka membangun jaringan dan revitalisasi pendidikan berbasis dunia industri dan entrepreneurship. Ke depan, kami harap madrasah dapat menginspirasi hadirnya kolaborasi multi sector dan multi actor dalam pemberdayaan dan peningkatan daya saing madrasah di era modern,” ujar Amizar.
Sementara itu, ketika ditemui di tempat lain, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kemahasiswaan, Ahmad Umar mengungkapkan bahwasanya saat ini unit lembaga yang dipimpinnya sedang menyiapkan berbagai program untuk melahirkan siswa madrasah yang memiliki daya saing yang kompetitif khususnya di era milenial untuk membentuk alumni madrasah sesuai kebutuhan pasar dan menjawab tiga sektor strategis; Kompetensi menuju Perguruan Tinggi, Proffesional Workers dan Entrepreneur.
“Kita sedang membangun madrasah vokasi sebagai salah satu instrumen pendukung penguatan minat dan bakat berbasis kebudayaan dan kearifan lokal agar menghasilkan produk yang khas kompetitif,” jelas Umar.
“Saat ini kami juga sedang berupaya mengkaji secara dalam dan signifikan mengenai korelasi antara kurikulum dan metodologi pembelajaran di madrasah dengan kebutuhan pekerjaan di masa mendatang; link and match antara dunia usaha dan industri. Di sisi lain, tentunya kita juga harus mempersiapkan SDM yang qualified serta inovatif dan berdaya saing agar mampu mengisi ruang kosong di tiga sektor di atas,” tutup Umar.
(kri)