Dana Penelitian Naik Jadi Rp1,3 T
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menaikkan dana penelitian menjadi Rp1,3 triliun. Riset khusus perguruan tinggi ini akan mendukung rencana 10 bidang priotitas pemerintah.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan, total penelitian yang akan didanai oleh Kemenristekdikti ada peningkatan cukup tinggi. Tahun lalu, kata dia, dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) untuk riset dan pengabdian masyarakat Rp1.030 Triliun. Tahun ini, katanya, naik menjadi Rp1.30 Triliun.
"Harapannya nanti semua riset yang kami danai bisa menghasilkan publikasi internasional dan bisa masuk industri, " katanya usai Peluncuran Pendanaan BOPTN untuk Riset dan Pengabdian Masyarakat 2018 di kantor Kemenristekdikti.
Mantan Rektor Universitas Diponegoro ini melanjutkan, penelitian yang akan didanai ialah yang berbasis Rencana Induk Riset Nasional dan terdiri dari 10 kluster. Pertama ialah bidang Pangan dan Pertanian, Kesehatan dan obat-obatan, Teknologi dan Informasi, Transportasi, Material Maju, Pertahanan, Energi Terbarukan, Maritim, Kebencanaan dan Sosial Humaniora. Dia menerangkan, terjadi peningkatan jumlah penelitian yang didanai tahun ini dari 15.124 judul ke 18.433 judul penelitian.
Nasir berharap, penelitian yang dihasilkan perguruan tinggi tidak hanya untuk kenaikan jabatan dosen. Tetapi, katanya bisa masuk ke dunia industri. Untuk mendukung itu, katanya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian supaya bisa menggaet hasil penelitian ini. Selain Kemenperin, pihaknya juga akan menggandeng kementerian lain seperti Kementerian Pertanian dan Perhubungan. "Sebab apapun bentuknya yang memanfaatkan itu ya dunia industri," jelasnya.
Dirjen Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemenristekdikti Muhammad Dimyati mengatakan, proposal penelitian yang akan didanai Kemenristekdikti sebelumnya akan melewati ulasan dari reviewer yang memiliki sertifikat internasional. Dimyati bilang, seleksi oleh tim yang independen inilah yang berhasil memilih 18.433 judul dari 40.000 proposal yang diajukan.
Sementara itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil melakukan kaji terap pada inovasi Sistem Pemantau Penerbangan Nir Radar Berbasis Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B). Teknologi ini tergolong baru untuk dimanfaatkan untuk peningkatan layanan dunia penerbangan nasional.
Direktur Pusat Teknologi Elektronika (PTE_BPPT) Yudi Purwantoro mengatakan, ADS-B adalah sistem navigasi penerbangan dimana setiap pesawat terbang memancarkan data penerbangannya berupa identitas, koordinat lokasi, ketinggian, kecepatan dan indikator lainnya ke segala arah secara terus menerus melalui gelombang radio.
"Perangkat navigasi ini mampu menggantikan fungsi radar dalam memantau penerbangan pesawat. Pemasangan ADS-B dilakukan di sepanjang jalur penerbangan dan di bandara," katanya dalam siaran pers. (Neneng Zubaidah)
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan, total penelitian yang akan didanai oleh Kemenristekdikti ada peningkatan cukup tinggi. Tahun lalu, kata dia, dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) untuk riset dan pengabdian masyarakat Rp1.030 Triliun. Tahun ini, katanya, naik menjadi Rp1.30 Triliun.
"Harapannya nanti semua riset yang kami danai bisa menghasilkan publikasi internasional dan bisa masuk industri, " katanya usai Peluncuran Pendanaan BOPTN untuk Riset dan Pengabdian Masyarakat 2018 di kantor Kemenristekdikti.
Mantan Rektor Universitas Diponegoro ini melanjutkan, penelitian yang akan didanai ialah yang berbasis Rencana Induk Riset Nasional dan terdiri dari 10 kluster. Pertama ialah bidang Pangan dan Pertanian, Kesehatan dan obat-obatan, Teknologi dan Informasi, Transportasi, Material Maju, Pertahanan, Energi Terbarukan, Maritim, Kebencanaan dan Sosial Humaniora. Dia menerangkan, terjadi peningkatan jumlah penelitian yang didanai tahun ini dari 15.124 judul ke 18.433 judul penelitian.
Nasir berharap, penelitian yang dihasilkan perguruan tinggi tidak hanya untuk kenaikan jabatan dosen. Tetapi, katanya bisa masuk ke dunia industri. Untuk mendukung itu, katanya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian supaya bisa menggaet hasil penelitian ini. Selain Kemenperin, pihaknya juga akan menggandeng kementerian lain seperti Kementerian Pertanian dan Perhubungan. "Sebab apapun bentuknya yang memanfaatkan itu ya dunia industri," jelasnya.
Dirjen Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemenristekdikti Muhammad Dimyati mengatakan, proposal penelitian yang akan didanai Kemenristekdikti sebelumnya akan melewati ulasan dari reviewer yang memiliki sertifikat internasional. Dimyati bilang, seleksi oleh tim yang independen inilah yang berhasil memilih 18.433 judul dari 40.000 proposal yang diajukan.
Sementara itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil melakukan kaji terap pada inovasi Sistem Pemantau Penerbangan Nir Radar Berbasis Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B). Teknologi ini tergolong baru untuk dimanfaatkan untuk peningkatan layanan dunia penerbangan nasional.
Direktur Pusat Teknologi Elektronika (PTE_BPPT) Yudi Purwantoro mengatakan, ADS-B adalah sistem navigasi penerbangan dimana setiap pesawat terbang memancarkan data penerbangannya berupa identitas, koordinat lokasi, ketinggian, kecepatan dan indikator lainnya ke segala arah secara terus menerus melalui gelombang radio.
"Perangkat navigasi ini mampu menggantikan fungsi radar dalam memantau penerbangan pesawat. Pemasangan ADS-B dilakukan di sepanjang jalur penerbangan dan di bandara," katanya dalam siaran pers. (Neneng Zubaidah)
(nfl)