SMK Akan Dibekali Augmented Reality
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melengkapi bahan ajar digital bagi siswa SMK dengan berbasis augmented reality (AR).
Teknologi AR ini dipakai karena dinilai lebih bagus daripada teknologi virtual reality (VR). Direktur Pembinaan SMK Ke mendikbud Bahrun mengatakan, Kemendikbud bersama dengan SEAMEO Regional Open Learning Center (Seamolec) akan mengembangkan bahan ajar siswa SMK dengan teknologi tinggi ini.
“AR mengintegrasikan informasi digital dengan lingkungan pengguna secara real time. Tidak seperti virtual reality yang menciptakan lingkungan buatan. Karena AR menggunakan lingkungan yang sudah ada dan melapisinya dengan informasi baru,” ungkap Bahrun di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin.
Bahrun mengatakan, AR menciptakan hubungan langsung, otomatis, dan dapat ditindaklanjuti antardua fisik dan informasi elektronik. AR juga sudah melampaui mobile computing dan menjembatani kesenjangan antara dunia maya dan dunia nyata, baik secara spesial maupun kognitif. Dengan AR, informasi digital tampak menjadi bagian dari dunia nyata.
Menurut dia, usulan berbahan ajar berbasis AR ini berasal dari Seamolec yang ingin kompetensi siswa SMK meningkat. AR merupakan upaya yang dilakukan untuk mengorelasikan pembelajaran dan teknologi abad ke-21.
Bahrun juga mengatakan, siswa yang dinyatakan lulus berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan akan di tunjuk menjadi tutor bagi teman sebayanya yang masih mempelajari program AR.
“Tutor sebaya itu bertugas untuk membantu guru pendamping dalam mengembangkan proyek AR di sekolah dengan mendorong teman sebayanya yang sedang mengikuti program AR sampai lulus dengan menghasilkan pro duk serta memasarkannya,” paparnya.
Untuk menyukseskan program AR ini, para guru juga akan dilatih. Bahkan ada sebagian guru dilatih oleh teman sebayanya. Pasalnya mereka akan lebih memahami sesuatu yang berkaitan dengan komputer. Program AR ini, menurut Bahrun, nantinya juga akan berpengaruh pada jurusan di SMK. Sebab akan terjadi pergeseran jurusan.
Dia mencontohkan jurusan per tanian yang awalnya dianggap kotor hingga banyak sekolah menggantikannya dengan jurusan lain seperti automotif dan komputer. Dengan program AR nanti, jurusan pertanian akan kembali diminati.
“Sejak 2008 telah ada kemajuan. Para siswa mulai menjadikan pertanian sebagai pilihan. Jurusan pertanian tidak menjadi pilihan sebelumnya karena persepsi terhadap pertanian itu kotor,” ujarnya.
Selain itu minimnya siswa yang tertarik pada jurusan pertanian karena mereka rata-rata tidak memiliki lahan. Berbeda dengan di negara lain, peminat jurusan pertanian rata-rata orang tuanya memiliki tanah yang luas untuk dikembangkan.
Adapun di Indonesia, masih banyak sekolah pertanian berada di kota sehingga siswa yang berada diperkotaan yang tidak memiliki tanah luas dan sulit mengembangkan ilmunya tidak akan tertarik dengan jurusan ini.
Direktur Sekretariat Dewan SEAMEO Gatot Hari Priowiwirjanto mengatakan, siswa yang berhak menjadi tutor teman sebaya merupakan siswa yang telah mengikuti pelatihan dan ujian online yang dilakukan SEAMEO. Gatot menyebutkan, materi AR yang diajarkan terkait dengan tahapan pendidikan simulasi digital seperti produk kreatif dan kewirausahaan. Produk yang dihasilkan akan dinilai berdasarkan beberapa kriteria, yakni orisinalitas, ide kreatif, dan asas manfaat produk.
Gatot juga mengatakan, menggabungkan AR ke dalam kurikulum pendidikan justru akan membantu para siswa untuk terlibat dalam kegiatan pendidikan dan lebih sadar akan lingkungan.
“Ini termasuk interaksi dengan video, audio, teks, dan grafik yang dapat diin ter pretasikan dan dipresentasikan oleh guru,” paparnya. Dia menyebutkan, ada sekitar 1.500 siswa se-Asia Tenggara yang tertarik mendaftar program ini. Mereka akan dilatih secara online dua kali seminggu selama dua bulan.
“Seusai tahap pertama, tim melakukan seleksi dan dipilih 900 sis wa yang terdiri atas siswa SMK, SMA/MA, dan SMP. Lalu mereka mengikuti tahap selanjutnya yang dikembangkan Seamolec. Mereka diajari selama enam bulan dan yang menyerap hanya 200 orang. Selanjutnya dibentuk tim, di tahap ini hanya 35 orang yang memenuhi kriteria kami,” paparnya. Dari jumlah tersebut diseleksi lagi dan terpilih 20 orang terbaik. Dua orang berasal dari Malaysia dan 18 sisanya dari Indonesia.
Mereka merupakan siswa SMK, SMA/MA, dan SMP. Gatot melanjutkan, melalui pelatihan ini para siswa menjadi lebih melek teknologi daripada guru. Mereka pun diberi sertifikat sebagai penghargaan dan secara otomatis menjadi tutor teman sebaya di sekolah masing-masing. Hadirnya pola pembelajaran digital, kata Gatot, akan mendukung wacana pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Dan belajar dari ahlinya akan dikembangkan di Asia Tenggara untuk mempercepat diseminasi keahlian baru yang relevan dengan kema juan ekonomi Asia Tenggara. Tutor sebaya akan kita kembangkan pada mata pelajaran kewiraushaan dan kompetensinya yang berubah cepat dilapangan agar mampu mengurangi angka pengangguran,” tandasnya. (Neneng Zubaidah)
Teknologi AR ini dipakai karena dinilai lebih bagus daripada teknologi virtual reality (VR). Direktur Pembinaan SMK Ke mendikbud Bahrun mengatakan, Kemendikbud bersama dengan SEAMEO Regional Open Learning Center (Seamolec) akan mengembangkan bahan ajar siswa SMK dengan teknologi tinggi ini.
“AR mengintegrasikan informasi digital dengan lingkungan pengguna secara real time. Tidak seperti virtual reality yang menciptakan lingkungan buatan. Karena AR menggunakan lingkungan yang sudah ada dan melapisinya dengan informasi baru,” ungkap Bahrun di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin.
Bahrun mengatakan, AR menciptakan hubungan langsung, otomatis, dan dapat ditindaklanjuti antardua fisik dan informasi elektronik. AR juga sudah melampaui mobile computing dan menjembatani kesenjangan antara dunia maya dan dunia nyata, baik secara spesial maupun kognitif. Dengan AR, informasi digital tampak menjadi bagian dari dunia nyata.
Menurut dia, usulan berbahan ajar berbasis AR ini berasal dari Seamolec yang ingin kompetensi siswa SMK meningkat. AR merupakan upaya yang dilakukan untuk mengorelasikan pembelajaran dan teknologi abad ke-21.
Bahrun juga mengatakan, siswa yang dinyatakan lulus berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan akan di tunjuk menjadi tutor bagi teman sebayanya yang masih mempelajari program AR.
“Tutor sebaya itu bertugas untuk membantu guru pendamping dalam mengembangkan proyek AR di sekolah dengan mendorong teman sebayanya yang sedang mengikuti program AR sampai lulus dengan menghasilkan pro duk serta memasarkannya,” paparnya.
Untuk menyukseskan program AR ini, para guru juga akan dilatih. Bahkan ada sebagian guru dilatih oleh teman sebayanya. Pasalnya mereka akan lebih memahami sesuatu yang berkaitan dengan komputer. Program AR ini, menurut Bahrun, nantinya juga akan berpengaruh pada jurusan di SMK. Sebab akan terjadi pergeseran jurusan.
Dia mencontohkan jurusan per tanian yang awalnya dianggap kotor hingga banyak sekolah menggantikannya dengan jurusan lain seperti automotif dan komputer. Dengan program AR nanti, jurusan pertanian akan kembali diminati.
“Sejak 2008 telah ada kemajuan. Para siswa mulai menjadikan pertanian sebagai pilihan. Jurusan pertanian tidak menjadi pilihan sebelumnya karena persepsi terhadap pertanian itu kotor,” ujarnya.
Selain itu minimnya siswa yang tertarik pada jurusan pertanian karena mereka rata-rata tidak memiliki lahan. Berbeda dengan di negara lain, peminat jurusan pertanian rata-rata orang tuanya memiliki tanah yang luas untuk dikembangkan.
Adapun di Indonesia, masih banyak sekolah pertanian berada di kota sehingga siswa yang berada diperkotaan yang tidak memiliki tanah luas dan sulit mengembangkan ilmunya tidak akan tertarik dengan jurusan ini.
Direktur Sekretariat Dewan SEAMEO Gatot Hari Priowiwirjanto mengatakan, siswa yang berhak menjadi tutor teman sebaya merupakan siswa yang telah mengikuti pelatihan dan ujian online yang dilakukan SEAMEO. Gatot menyebutkan, materi AR yang diajarkan terkait dengan tahapan pendidikan simulasi digital seperti produk kreatif dan kewirausahaan. Produk yang dihasilkan akan dinilai berdasarkan beberapa kriteria, yakni orisinalitas, ide kreatif, dan asas manfaat produk.
Gatot juga mengatakan, menggabungkan AR ke dalam kurikulum pendidikan justru akan membantu para siswa untuk terlibat dalam kegiatan pendidikan dan lebih sadar akan lingkungan.
“Ini termasuk interaksi dengan video, audio, teks, dan grafik yang dapat diin ter pretasikan dan dipresentasikan oleh guru,” paparnya. Dia menyebutkan, ada sekitar 1.500 siswa se-Asia Tenggara yang tertarik mendaftar program ini. Mereka akan dilatih secara online dua kali seminggu selama dua bulan.
“Seusai tahap pertama, tim melakukan seleksi dan dipilih 900 sis wa yang terdiri atas siswa SMK, SMA/MA, dan SMP. Lalu mereka mengikuti tahap selanjutnya yang dikembangkan Seamolec. Mereka diajari selama enam bulan dan yang menyerap hanya 200 orang. Selanjutnya dibentuk tim, di tahap ini hanya 35 orang yang memenuhi kriteria kami,” paparnya. Dari jumlah tersebut diseleksi lagi dan terpilih 20 orang terbaik. Dua orang berasal dari Malaysia dan 18 sisanya dari Indonesia.
Mereka merupakan siswa SMK, SMA/MA, dan SMP. Gatot melanjutkan, melalui pelatihan ini para siswa menjadi lebih melek teknologi daripada guru. Mereka pun diberi sertifikat sebagai penghargaan dan secara otomatis menjadi tutor teman sebaya di sekolah masing-masing. Hadirnya pola pembelajaran digital, kata Gatot, akan mendukung wacana pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Dan belajar dari ahlinya akan dikembangkan di Asia Tenggara untuk mempercepat diseminasi keahlian baru yang relevan dengan kema juan ekonomi Asia Tenggara. Tutor sebaya akan kita kembangkan pada mata pelajaran kewiraushaan dan kompetensinya yang berubah cepat dilapangan agar mampu mengurangi angka pengangguran,” tandasnya. (Neneng Zubaidah)
(nfl)