Lulusan Diploma IV Dinilai Lebih Dibutuhkan Dunia Kerja
A
A
A
YOGYAKARTA - Langkah Kemenristek Dikti menyurati sejumlah perusahan negara dan swsta untuk meluruskan presepsi terkait pendidikan Diploma IV dianggap langkah tepat. Di dalam dunia kerja, lulusan Diploma IV ini diklaim lebih banyak dibutuhkan karena memiliki kemampuan praktik yang tinggi.
“Diploma IV dilatih untuk menjadi lulusan dengan kemampuan praktis yang tinggi tetapi memiliki kemampuan manajerial,” terang Dekan Sekolah Vokasi UGM Wikan Sakarinto PhD kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (20/2/2018).
Wikan menyakini, dengan kemampuan dan keterampilan praktik yang tinggi ini lulusan Diploma IV lebih banyak dibutuhkan dalam dunia kerja. Keterampilan praktik tinggi ini diperoleh lantaran dalam pembelajarannya komposisi praktik 60% sementara sisanya baru teori. Mahasiswa sekolah vokasi atau Diploma IV di UGM juga melakukan kerja praktik di perusahaan atau magang selama satu semester full.
“Mahasiswa kita selain ada KKN juga ada kerja magang enam bulan full,” katanya.
Dosen yang juga aktif di band dNext-G ini mendukung langkah Kemenrsitek Dikti ini. Wikan memang mengakui banyak perusahaan yang masih belum paham betul dengan Diploma IV. Meski demikian, dia meyakini lambat laun perusahan-perusahan yang ada di Indonesia pasti akan banyak mengerti dan menerima lulusan Diploma IV.
“Fenomena itu memang ada (perusahan belum paham Diploma IV) namun saat ini lambat laun kami rasakan mulai berkurang. Sudah banyak yang mengerti tentang Diploma IV. Contohnya Pertamina. Mereka saat ini sudah banyak mengerti tentang lulusan Diploma IV,” tegasnya.
Senada dengan Wikan, Prof Wuryadi pengamat pendidikan dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) menyebut perusahaan memang menbutuhkan lulusan dengan keterampilan tinggi seperti yang dimiliki oleh lulusa Diploma IV. “Yang dibutuhkan perusahaan ya itu (keterampilan praktis). Perusahaan sebenarnya tidak banyak membutuhkan sarjana dengan kemampuan teori dan penelitian karena tidak banyak manfaatnya untuk perusahaan,” terangnya.
Wuryadi menjelaskan langkah pemerintah yang telah menyurati sejumlah perusahaan terkait lulusan Diploma IV itu merupakan langkah yang tepat. Dalam surat itu cukup diberikan penjelasan tentang pendidikan Diploma IV kelebihan dan manfaatnya bagi perusahaan.
“Tak perlu ada regulasi baru cukup dengan surat yang menjelaskan tentan Diploma IV,” tegasnya.
Sebelumnya di Jakarta Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengakui masih ada pandangan beberapa instansi dan dunia usaha yang masih beranggapan bahwa lulusan pendidikan politeknik Diploma IV tidak setara dengan sarjana akademik. Untuk itu, Kemenristek Dikti telah mengirimkan surat kepada berbagai instansi baik instansi pemerintah, badan usaha milik negara (BUMN), maupun pihak swasta yang menyatakan lulusan Diploma IV setara dengan lulusan sarjana akademik.
“Saya berharap lulusan politeknik menjadi ‘pemain tengah’ dalam penyiapan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi,” terangnya.
“Diploma IV dilatih untuk menjadi lulusan dengan kemampuan praktis yang tinggi tetapi memiliki kemampuan manajerial,” terang Dekan Sekolah Vokasi UGM Wikan Sakarinto PhD kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (20/2/2018).
Wikan menyakini, dengan kemampuan dan keterampilan praktik yang tinggi ini lulusan Diploma IV lebih banyak dibutuhkan dalam dunia kerja. Keterampilan praktik tinggi ini diperoleh lantaran dalam pembelajarannya komposisi praktik 60% sementara sisanya baru teori. Mahasiswa sekolah vokasi atau Diploma IV di UGM juga melakukan kerja praktik di perusahaan atau magang selama satu semester full.
“Mahasiswa kita selain ada KKN juga ada kerja magang enam bulan full,” katanya.
Dosen yang juga aktif di band dNext-G ini mendukung langkah Kemenrsitek Dikti ini. Wikan memang mengakui banyak perusahaan yang masih belum paham betul dengan Diploma IV. Meski demikian, dia meyakini lambat laun perusahan-perusahan yang ada di Indonesia pasti akan banyak mengerti dan menerima lulusan Diploma IV.
“Fenomena itu memang ada (perusahan belum paham Diploma IV) namun saat ini lambat laun kami rasakan mulai berkurang. Sudah banyak yang mengerti tentang Diploma IV. Contohnya Pertamina. Mereka saat ini sudah banyak mengerti tentang lulusan Diploma IV,” tegasnya.
Senada dengan Wikan, Prof Wuryadi pengamat pendidikan dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) menyebut perusahaan memang menbutuhkan lulusan dengan keterampilan tinggi seperti yang dimiliki oleh lulusa Diploma IV. “Yang dibutuhkan perusahaan ya itu (keterampilan praktis). Perusahaan sebenarnya tidak banyak membutuhkan sarjana dengan kemampuan teori dan penelitian karena tidak banyak manfaatnya untuk perusahaan,” terangnya.
Wuryadi menjelaskan langkah pemerintah yang telah menyurati sejumlah perusahaan terkait lulusan Diploma IV itu merupakan langkah yang tepat. Dalam surat itu cukup diberikan penjelasan tentang pendidikan Diploma IV kelebihan dan manfaatnya bagi perusahaan.
“Tak perlu ada regulasi baru cukup dengan surat yang menjelaskan tentan Diploma IV,” tegasnya.
Sebelumnya di Jakarta Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengakui masih ada pandangan beberapa instansi dan dunia usaha yang masih beranggapan bahwa lulusan pendidikan politeknik Diploma IV tidak setara dengan sarjana akademik. Untuk itu, Kemenristek Dikti telah mengirimkan surat kepada berbagai instansi baik instansi pemerintah, badan usaha milik negara (BUMN), maupun pihak swasta yang menyatakan lulusan Diploma IV setara dengan lulusan sarjana akademik.
“Saya berharap lulusan politeknik menjadi ‘pemain tengah’ dalam penyiapan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi,” terangnya.
(kri)