Unpad-National University of Singapore Jalin Kerja Sama
A
A
A
JATINANGOR - Univesitas Padjadjaran (Unpad) menjalin kerja sama dengan National University of Singapore (NUS) dalam berbagai bidang. Nota kerja sama itu ditandatangani oleh Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad dan Presiden NUS Profesor Tan Eng Chye di Ruang Rektor, Gedung Rektorat Unpad, Kampus Jatinangor, Kamis (8/3/2018).
Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad mengatakan, kerja sama ini diharapkan melahirkan kolaborasi bermanfaat bagi Unpad, NUS, maupun masyarakat. NUS memiliki reputasi sangat baik di Asia, sehingga Unpad bisa belajar banyak hal. Dalam kerja sama disepakati program pertukaran mahasiswa dan materi kuliah tentang kewirausahaan (entrepreneurship).
"Unpad berkomitmen untuk berkontribusi lebih kuat untuk Jawa Barat, terutama dalam aspek hukum dan lingkungan. Dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks, kuncinya adalah kerja sama dengan berbagai pihak," ujar Tri.
Sementara itu, Presiden NUS Profesor Tan Eng Chye mengemukakan, NUS memiliki perhatian khusus terhadap penciptaan jiwa entrepreneurship untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara. "Untuk itu, universitas berperan penting dalam mendorong ekosistem wirausaha dan diharapkan terjalin konektivitas kewirausahaan di ASEAN," tutur Tan.
Selain menandatangani MoU, Prof Tan juga mengisi “Studium Generale” di hadapan sivitas akademika Unpad di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor. Dalam kuliah umumnya, Tan memaparkan tentang strategi NUS menjadi universitas terbaik di Asia.
Dia mengatakan, perguruan tinggi harus siap menghadapi berbagai tantangan dan persaingan global. Salah satunya menghadapi era revolusi industri tahap 4. “Untuk memenangkan persaingan, kita harus mempekerjakan dosen dan staf terbaik, serta merekrut mahasiswa-mahasiswa terbaik,” kata Tan.
Sebagai perguruan tinggi terbaik pertama di Asia Tenggara dan peringkat 15 perguruan tinggi terbaik dunia versi QS World University Rankings, tutur dia, NUS menyiapkan sumber daya manusia yang harus siap berdaya saing. Setiap tahun, NUS merekrut 7.000 mahasiswa baru.
Profesor matematika tersebut mengemukakan, salah satu strategi yang dilakukan NUS adalah membuka diri terhadap dunia. Mahasiswa, dosen, dan staf bukan hanya dari Singapura, tetapi juga negara lain.
Mahasiswa NUS juga dikirim ke sejumlah perguruan tinggi terbaik di dunia. Saat ini NUS memiliki tiga program pendidikan bekerja sama dengan perguruan tinggi asing, yaitu Duke University, Peabody Institute of John Hopkins University, dan Yale University.
Mereka tak sekadar kuliah dan berinteraksi dengan warga Singapura, tapi didorong terjun di masyarakat global, berinteraksi, dan memahami budayanya. Mereka juga didorong melakukan kolaborasi akademik dan penelitian.
"Sebanyak 50% jumlah profesor NUS berasal dari luar negeri, 15% mahasiswa internasional mengisi program undergraduate, dan program graduate, 70% diisi oleh mahasiswa dari berbagai negara," tutur dia.
Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad mengatakan, kerja sama ini diharapkan melahirkan kolaborasi bermanfaat bagi Unpad, NUS, maupun masyarakat. NUS memiliki reputasi sangat baik di Asia, sehingga Unpad bisa belajar banyak hal. Dalam kerja sama disepakati program pertukaran mahasiswa dan materi kuliah tentang kewirausahaan (entrepreneurship).
"Unpad berkomitmen untuk berkontribusi lebih kuat untuk Jawa Barat, terutama dalam aspek hukum dan lingkungan. Dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks, kuncinya adalah kerja sama dengan berbagai pihak," ujar Tri.
Sementara itu, Presiden NUS Profesor Tan Eng Chye mengemukakan, NUS memiliki perhatian khusus terhadap penciptaan jiwa entrepreneurship untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara. "Untuk itu, universitas berperan penting dalam mendorong ekosistem wirausaha dan diharapkan terjalin konektivitas kewirausahaan di ASEAN," tutur Tan.
Selain menandatangani MoU, Prof Tan juga mengisi “Studium Generale” di hadapan sivitas akademika Unpad di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor. Dalam kuliah umumnya, Tan memaparkan tentang strategi NUS menjadi universitas terbaik di Asia.
Dia mengatakan, perguruan tinggi harus siap menghadapi berbagai tantangan dan persaingan global. Salah satunya menghadapi era revolusi industri tahap 4. “Untuk memenangkan persaingan, kita harus mempekerjakan dosen dan staf terbaik, serta merekrut mahasiswa-mahasiswa terbaik,” kata Tan.
Sebagai perguruan tinggi terbaik pertama di Asia Tenggara dan peringkat 15 perguruan tinggi terbaik dunia versi QS World University Rankings, tutur dia, NUS menyiapkan sumber daya manusia yang harus siap berdaya saing. Setiap tahun, NUS merekrut 7.000 mahasiswa baru.
Profesor matematika tersebut mengemukakan, salah satu strategi yang dilakukan NUS adalah membuka diri terhadap dunia. Mahasiswa, dosen, dan staf bukan hanya dari Singapura, tetapi juga negara lain.
Mahasiswa NUS juga dikirim ke sejumlah perguruan tinggi terbaik di dunia. Saat ini NUS memiliki tiga program pendidikan bekerja sama dengan perguruan tinggi asing, yaitu Duke University, Peabody Institute of John Hopkins University, dan Yale University.
Mereka tak sekadar kuliah dan berinteraksi dengan warga Singapura, tapi didorong terjun di masyarakat global, berinteraksi, dan memahami budayanya. Mereka juga didorong melakukan kolaborasi akademik dan penelitian.
"Sebanyak 50% jumlah profesor NUS berasal dari luar negeri, 15% mahasiswa internasional mengisi program undergraduate, dan program graduate, 70% diisi oleh mahasiswa dari berbagai negara," tutur dia.
(kri)