Corak Baru Pendidikan Tinggi
A
A
A
"TEKNOLOGI yang dikawinkan dengan humaniora mengantarkan kita memperoleh hasil yang memuaskan hati." Itulah salah satu ungkapan terkenal mendiang Steve Jobs, si Raja Teknologi Informasi. Jobs sangat menyadari ilmu pengetahuan dan teknologi bergerak semakin luwes. Baginya, kemajuan teknologi saja tidak cukup membahagiakan. Teknologi harus dihubungkan dengan pengetahuan lain agar muncul inovasi yang benar-benar sejalan dengan apa yang dibutuhkan manusia.
Jobs sendiri bukanlah insinyur. Dia hanya jebolan perguruan tinggi seni. Kemampuannya di bidang komputer dan internet lebih diasah oleh minatnya terhadap elektronika yang sudah tampak sejak kecil. Minat dan hasrat besar itulah yang akhirnya mengantarkan Steve Jobs menjadi orang paling berpengaruh di era digital dunia.
Nadiem Anwar Makarim, CEO Go-Jek, kurang lebih punya cerita yang sama. Mengantongi gelar sarjana Program Studi International Relations dari Brown University dan Master of Business Administration dari Harvard Business School, Amerika Serikat, Nadiem sukses menjadi pengusaha di bidang jasa berbasis teknologi informasi.
Diakui atau tidak, munculnya sosok-sosok seperti Steve Jobs dan Nadiem Makarim menunjukkan sedang berlangsungnya apa yang disebut sebagai disrupsi, yaitu situasi pergerakan dunia industri atau persaingan kerja yang tidak lagi linear. Perubahannya sangat cepat serta fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru.
Nah, dalam situasi tersebut, perguruan tinggi sebagai kawah pendidikan sumber daya manusia didorong untuk berbenah. Dalam sejumlah kesempatan, Presiden Joko Widodo secara terbuka menginginkan perguruan tinggi merespons revolusi industri 4.0.
Apakah perguruan tinggi perlu mengubah kurikulum dan bidang apa saja yang perlu ditekankan ke mahasiswa mereka meraih kesuksesan di masa depan? Baca laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 01-07 Tahun 2018 yang terbit Senin (5/3/2018).
Jobs sendiri bukanlah insinyur. Dia hanya jebolan perguruan tinggi seni. Kemampuannya di bidang komputer dan internet lebih diasah oleh minatnya terhadap elektronika yang sudah tampak sejak kecil. Minat dan hasrat besar itulah yang akhirnya mengantarkan Steve Jobs menjadi orang paling berpengaruh di era digital dunia.
Nadiem Anwar Makarim, CEO Go-Jek, kurang lebih punya cerita yang sama. Mengantongi gelar sarjana Program Studi International Relations dari Brown University dan Master of Business Administration dari Harvard Business School, Amerika Serikat, Nadiem sukses menjadi pengusaha di bidang jasa berbasis teknologi informasi.
Diakui atau tidak, munculnya sosok-sosok seperti Steve Jobs dan Nadiem Makarim menunjukkan sedang berlangsungnya apa yang disebut sebagai disrupsi, yaitu situasi pergerakan dunia industri atau persaingan kerja yang tidak lagi linear. Perubahannya sangat cepat serta fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru.
Nah, dalam situasi tersebut, perguruan tinggi sebagai kawah pendidikan sumber daya manusia didorong untuk berbenah. Dalam sejumlah kesempatan, Presiden Joko Widodo secara terbuka menginginkan perguruan tinggi merespons revolusi industri 4.0.
Apakah perguruan tinggi perlu mengubah kurikulum dan bidang apa saja yang perlu ditekankan ke mahasiswa mereka meraih kesuksesan di masa depan? Baca laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 01-07 Tahun 2018 yang terbit Senin (5/3/2018).
(amm)