Mendikbud Optimistis Kecurangan UN Turun

Selasa, 03 April 2018 - 10:38 WIB
Mendikbud Optimistis...
Mendikbud Optimistis Kecurangan UN Turun
A A A
JAKARTA - Ujian Nasional (UN) 2018 dilaksanakan mulai kemarin untuk jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) optimistis tingkat kecurangan bisa ditekan lantaran sebagian besar berbasis komputer. Peserta UN tingkat SMK yang digelar hingga 5 April mencapai 1.485.302 siswa di seluruh Indonesia.

Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 2% atau 26.240 peserta yang masih menggunakan metode berbasis kertas dan pensil (UNKP). Adapun 1.395.666 peserta atau 98% sudah menggunakan metode computer based test (CBT).

Pada tahun ini jumlah peserta UNBK dari semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan, yakni total mencapai 6.293.552 peserta atau meningkat 166% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 3.782.453 peserta.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy sangat berharap kualitas UN tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya. “Sekarang tidak relevan lagi menguji kejujuran siswa karena tidak ada lagi peluang curang atau kecil sekali untuk pelanggaran,” katanya seusai sidak UN di SMKN 29 dan SMKN 6 Jakarta kemarin.

Muhadjir menjelaskan, naskah soal sudah dikunci supaya tidak ada celah kebocoran. Setiap siswa hanya akan diberi satu soal yang berbeda dengan siswa disebelahnya. Selain itu setiap soal juga hanya akan bisa di buka beberapa menit sebelum UN dimulai melalui komputer sehingga siswa akan konsentrasi ke soal yang dihadapi tanpa bisa mencontek teman disampingnya.

Untuk pengawasan eksternal di lapangan, Kemendikbud bekerja sama dengan Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Ombudsman Republik Indonesia (ORI). Provinsi DKI Jakarta termasuk salah satu dari 17 provinsi yang 100% siswanya melaksanakan UNBK.

“Sesuai dengan aturan, yang tidak berkepentingan dilarang memasuki tempat ujian. Bahkan menterinya tidak bisa masuk ke dalam,” ujar Mendikbud.

Kemendikbud tidak memasang target kelulusan, sebab hasil UN dipakai untuk standardisasi dan pemetaan pendidikan nasional sebagai dasar membuat kebijakan dan perbaikan pada tahun berikutnya.

“Tidak ada target. Mestinya lulus semua dan mudah-mudahan soal tidak bocor,” sebutnya.

Target substantif yang ingin dikejar adalah peningkatan kualitas soal UN dengan memasukkan secara bertahap soal dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking test) menjadi standar baku pada 2025 mendatang. Pembuatan naskah soal yang bisa mendeteksi kemampuan siswa dalam level tinggi tersebut nantinya akan melibatkan guru.

Oleh karena itu pelatihan-pelatihan guru dalam membuat soal juga ditingkatkan. Sementara itu anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Teuku Ramli Zakaria mendorong pelaksanaan UNBK 100% di seluruh sekolah di Indonesia.

Senada dengan Mendikbud, Teuku Ramli menyampaikan, dengan UNBK potensi kecurangan sangat kecil karena siswa mendapat satu soal eksklusif dan waktu pengerjaan yang relatif lebih singkat sehingga tidak akan bisa mencontek.

Dengan kredibilitasnya yang bisa dipertanggungjawabkan, UNBK akan meningkatkan Indeks Integritas UN (IIUN) dan kepercayaan masyarakat. UNBK juga akan menghemat penggunaan anggaran negara karena biaya percetakan soal, distribusi, gudang, pengawalan, pemindaian hasil ujian, pemusnahan lembar jawaban dan naskah soal juga akan terpangkas. “Hasil UNBK dapat segera diketahui karena penilaian hasil ujian dilakukan dengan otomatisasi,” jelasnya.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah sepakat sekolah harus didorong untuk menyelenggarakan UNBK. Karena itu pemerintah daerah diminta terus mengusahakan pemenuhan keperluan yang dibutuhkan. Perangkat komputer misalnya sekolah tidak perlu membeli, tetapi bisa menyewa dengan biaya yang ditanggung oleh pemerintah daerah atau sumbangan dari masyarakat.

Komputer Sempat Mati
Peserta UNBK di Kabupaten Tangerang, Banten, mengalami masalah saat hari pertama pelaksanaan UN kemarin. Seperti yang terjadi di SMK Miftahul Jannah, Cikupa, di mana saat ujian tiba-tiba komputer mati.

Muhammad, peserta UNBK di SMK Miftahul Jannah, mengaku kerusakan terjadi sebanyak empat kali saat ujian mata pelajaran pertama. “Tadi saat mengisi lembar jawaban tiba-tiba saja komputer yang digunakannya beserta para peserta yang lainnya mati,” katanya.

Beberapa saat kemudian komputer sempat menyala kembali dan saat para siswa mulai mengisi jawaban, komputer tiba-tiba mendadak mati kembali.

“Mati pertama itu pas kita isi data, kemudian nyala lagi, lalu saat mulai isi jawaban mati, dan seperti itu terus sebanyak empat kali sampai jam 09.00,” ungkapnya.

Meski demikian, dia mengaku bersyukur karena jawaban yang dikerjakannya tidak hilang ketika komputer tersebut mati sehingga bisa dilanjutkan lagi.

Ketua Yayasan Miftahul Jannah Teddy membenarkan kejadian tersebut. “Kerusakan terjadi pada 12 komputer,” jelasnya. Adapun di Jawa Barat, 314.547 siswa SMK mengikuti UN.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat Ahmad Hadadi menjelaskan, meskipun kecenderungan kebocoran soal kecil, pihaknya tetap berkoordinasi dengan kepolisian setempat untuk turut mengawal jalannya UNBK.

Sementara itu Ombudsman Republik Indonesia (ORI) perwakilan Jawa Barat menyayangkan masih ada pejabat yang masuk ruang kelas saat UNKB. Kegiatan tersebut dikhawatirkan mengganggu konsentrasi siswa.

Adapun di Sumatera Utara, total peserta UN SMK mencapai 89.418 orang. Sebanyak 87.554 siswa di antaranya atau 97,9% mengikuti UNBK. Hanya 1.874 siswa atau sekitar 2,1% siswa yang masih mengikuti ujian nasional dengan pensil dan kertas.

“Ini suatu kemajuan di mana siswa yang mengikuti ujian nasional dengan kertas dan pensil menjadi lebih kecil. Lebih banyak menggunakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK),” ujar Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi saat meninjau pelaksanaan UNBK di SMK Negeri 7 Medan. (Neneng Zubaidah/ Hasan Kurniawan/ Agung Bakti Sarasa/ Lia Anggia Nasution/ Arif Budianto)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1755 seconds (0.1#10.140)