Jadi World University, UPI Targetkan Miliki 130 Guru Besar Pada 2020
A
A
A
BANDUNG - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menargetkan memiliki 130 guru besar hingga 2020 atau lebih dari 10% dari total dosen di kampus pencetak tenaga pendidik ini.
Rektor UPI, Asep Kadarohman mengatakan, guru besar menjadi hal penting kaitannya dengan kualitas perguruan tinggi. Karena, salah satu indikator kualitas pergruan tinggi adalah dilihat dari jumlah guru besarnya. Pemeringkatan perguruan tinggi oleh Dikti pun salah satunya mengacu pada jumlah guru besar.
"Kami terus berupaya meningkatkan jumlah guru besar, mendorong mereka (dosen) melakukan riset dan publikasi jurnal sesuai standar Dikti. Walaupun, kami sadar itu bukan hal mudah. Karena butuh proses yang panjang untuk meraih gelar guru besar," ujar dia pada pengukuhan tiga guru besar di Kampus UPI, Bandung, Senin (7/5/2018).
Secara jumlah, kata dia, UPI telah memiliki sekitar 550 dosen S3 atau bergerak doktor. Jumlah itu bekal bagus bagi UPI untuk menaikkan guru besar. Motivasi para pendidik dalam melakukan riset dan publikasi pun sangat baik.
"Kami optimistis akan sesuai harapan. Ini salah satu jalan UPI meraih world ranking university," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Biro Kepegawaian Syahrani mengatakan, saat ini jumlah guru besar di UPI mencapai 109 orang. 100 guru besar adalah PNS dan 9 orang guru besar non-PNS. Tiga guru besar baru saja dilantik. Yaitu Suwatno (Ilmu Komunikasi Organisasi), Memen Kustiawan (Ilmu Akuntansi), dan Budi Mulyanti (Ilmu Fisika Elektronik).
"Untuk akselerasi, UPI melakukan pendampingan dan mendorong publikasi ilmiah para dosen. Karena salah satu syarat guru besar adalah publikasi internasional. Salah satu kendala publikasi ilmiah adalah dipublikasikan di Skopus (jurnal internasional bereputasi). Itu tidak mudah, kita tidak tahu kapan dipublish," kata dia.
Sebenarnya dengan 550 doktor, UPI banyak menghasilkan jurnal ilmiah. Namun untuk bisa dipublish di Skopus perlu waktu. Dari sisi dosen doktoral, hampir 50% dosen UPI telah S3 pada 2018 ini. Saat ini, beberapa dosen sedang menyelesaikan program studinya.
"Salah satu langkah yang kami lakukan adalah memperpendek proses pengusulan guru besar. Dulu satu tahun, sekarang kalau normal tiga bulan bisa selesai," jelas dia.
Salah satu fakultas baru yang perlu guru besar adalah Fakultas Pendidikan Seni dan Desain. Saat ini baru ada satu guru besar.
"Kalau ada guru besar, ada kepakaran pada ilmu itu. Kontribusi ke lembaga juga ada. Selain itu, pemeringkatan PT secara nasional, salah satu komponennya adalah guru besar dan S3. Saat ini UPI peringkat 13 besar. Kami berharap bertambahnya guru besar bisa menaikkan peringkat UPI," imbuh dia.
(kri)
Rektor UPI, Asep Kadarohman mengatakan, guru besar menjadi hal penting kaitannya dengan kualitas perguruan tinggi. Karena, salah satu indikator kualitas pergruan tinggi adalah dilihat dari jumlah guru besarnya. Pemeringkatan perguruan tinggi oleh Dikti pun salah satunya mengacu pada jumlah guru besar.
"Kami terus berupaya meningkatkan jumlah guru besar, mendorong mereka (dosen) melakukan riset dan publikasi jurnal sesuai standar Dikti. Walaupun, kami sadar itu bukan hal mudah. Karena butuh proses yang panjang untuk meraih gelar guru besar," ujar dia pada pengukuhan tiga guru besar di Kampus UPI, Bandung, Senin (7/5/2018).
Secara jumlah, kata dia, UPI telah memiliki sekitar 550 dosen S3 atau bergerak doktor. Jumlah itu bekal bagus bagi UPI untuk menaikkan guru besar. Motivasi para pendidik dalam melakukan riset dan publikasi pun sangat baik.
"Kami optimistis akan sesuai harapan. Ini salah satu jalan UPI meraih world ranking university," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Biro Kepegawaian Syahrani mengatakan, saat ini jumlah guru besar di UPI mencapai 109 orang. 100 guru besar adalah PNS dan 9 orang guru besar non-PNS. Tiga guru besar baru saja dilantik. Yaitu Suwatno (Ilmu Komunikasi Organisasi), Memen Kustiawan (Ilmu Akuntansi), dan Budi Mulyanti (Ilmu Fisika Elektronik).
"Untuk akselerasi, UPI melakukan pendampingan dan mendorong publikasi ilmiah para dosen. Karena salah satu syarat guru besar adalah publikasi internasional. Salah satu kendala publikasi ilmiah adalah dipublikasikan di Skopus (jurnal internasional bereputasi). Itu tidak mudah, kita tidak tahu kapan dipublish," kata dia.
Sebenarnya dengan 550 doktor, UPI banyak menghasilkan jurnal ilmiah. Namun untuk bisa dipublish di Skopus perlu waktu. Dari sisi dosen doktoral, hampir 50% dosen UPI telah S3 pada 2018 ini. Saat ini, beberapa dosen sedang menyelesaikan program studinya.
"Salah satu langkah yang kami lakukan adalah memperpendek proses pengusulan guru besar. Dulu satu tahun, sekarang kalau normal tiga bulan bisa selesai," jelas dia.
Salah satu fakultas baru yang perlu guru besar adalah Fakultas Pendidikan Seni dan Desain. Saat ini baru ada satu guru besar.
"Kalau ada guru besar, ada kepakaran pada ilmu itu. Kontribusi ke lembaga juga ada. Selain itu, pemeringkatan PT secara nasional, salah satu komponennya adalah guru besar dan S3. Saat ini UPI peringkat 13 besar. Kami berharap bertambahnya guru besar bisa menaikkan peringkat UPI," imbuh dia.
(kri)