Guru Besar ITS Kembangkan Senyawa Antikanker

Selasa, 15 Mei 2018 - 15:15 WIB
Guru Besar ITS Kembangkan...
Guru Besar ITS Kembangkan Senyawa Antikanker
A A A
SURABAYA - Guru Besar (Gubes) baru Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya di bidang kimia murni, memberikan harapan baru bagi para penyandang kanker di Indonesia.

Dalam penelitiannya, Prof Dr Fahimah Martak MSi yang dikukuhkan sebagai profesor di Graha Sepuluh Nopember ITS menemukan teknologi yang bisa mengembangkan senyawa kompleks untuk antikanker.

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Senyawa Kompleks: Aplikasi pada Material Magnetik dan Senyawa Antikanker, dia menjelaskan penelitiannya yang berhasil mengembangkan senyawa kompleks sebagai lapisan material magnetik dan zat antikanker.

"Senyawa kompleks ini akan berguna pada bidang industri dan farmasi," ujar Fahimah ketika ditemui di Graha Sepuluh Nopember ITS Surabaya, Selasa (15/5/2018).

Dosen Departemen Kimia Fakultas Ilmu Alam (FIA) ini melanjutkan, senyawa kompleks adalah senyawa kimia yang terbentuk antara senyawa ligan dan ion logam.

Senyawa kompleks dengan ligan senyawa N-(alilkarbamotioil) benzamida dimodifikasi strukturnya dengan menambahkan 12 macam substituen berbeda pada senyawa benzena. Perbedaan substituen ini mengaktifkan senyawa kompleks sebagai zat antikanker.

"Dalam melakukan modifikasi, dilakukan penambahan masing-masing substituen tersebut berdasarkan sifat lipofilik, elektronik dan sterik senyawa ligannya," ungkapnya.

Fahimah menjelaskan, penelitiannya mengenai senyawa kompleks ini masih berlanjut dengan menggunakan ligan yang berbeda, yakni 4,5 difenil-1H-imidazol. Ligan tersebut dimodifikasi strukturnya dengan menambahkan substituen gugus kloro dan nitro.

"Kompleks dengan ligan 2(4-klorofenil),4,5-difenil-1H-imidazol memiliki peranan aktif untuk membunuh sel kanker jenis cellines Humans Colorectal (HCT 116)," imbuh istri dari Ahmad Riza ini.

Selain ligan, katanya, ion logam juga berperan penting dalam pembentukan senyawa kompleks yang ditelitinya. Dari hasil penelitannya, ion logam koblat ternyata lebih berpotensi untuk membunuh sel-sel kanker.

Dari ion logam kobalt tersebut dihasilkan kompleks Co(II)/Zn(II)-pyridin(2,6-dikarboksilat) yang memiliki toksisitas rendah yaitu 83,71 g/mL. "Senyawa kompleks yang memiliki toksisitas yang rendah dari 100 mg/L berpotensi aktif sebagai senyawa antikanker," ucapnya.

Pengembangan senyawa antikanker ini juga sudah ia kembangkan bersama tim dari fakultas farmasi Universitas Airlangga (Unair). "Kimiawan tidak pernah bekerja sendirian tetapi bekerja sama dengan ahli-ahli untuk bidang yang terkait, misal teknik elektro dan ilmu farmasi," kata dosen kelahiran Surabaya, 3 Juli 1966 ini.

Pada hasil keduanya, ia mengubah senyawa kompleks menjadi material cerdas dan dari sifat material tersebut dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan alat sensor dan memori komputer.

"Biasanya jika komputer normal tiba-tiba mati saat penggunaan, maka data yang tersimpan akan hilang. Sedangkan dengan senyawa kompleks yang diterapkan dalam sistem memori, dapat menyimpan data secara otomatis lebih lama, walau komputer dalam keadaan mati mendadak," ucap ibu satu anak ini.

Rektor ITS Prof Joni Hermana mengatakan, sejak tahun lalu ITS mencoba meningkatkan kontribusi nasional terutama bidang sains dan teknologi dalam memecahkan persoalan bangsa.

"Semoga dengan dikukuhkannya Prof Fahimah dapat membawa keberkahan bagi semua, baik keluarga, sivitas akademika ITS dan bangsa Indonesia melalui penelitian yang dihasilkan," ujar Joni.

Joni menambahkan, dikukuhkannya Prof Fahimah yang berarti menambah pula jumlah profesor di ITS menjadi 94 orang yang aktif. Status profesor sesungguhnya pengakuan tertinggi dari institusi atas kepakarannya.
(maf)
Berita Terkait
Masyarakat harus Terlibat...
Masyarakat harus Terlibat secara Nyata dalam Pemberdayaan
Tri Dharma Perguruan...
Tri Dharma Perguruan Tinggi, Istilah Populer di Kampus yang Belum Tentu Dipahami
48.798 Mahasiswa Prodi...
48.798 Mahasiswa Prodi Kesehatan Bakal Jalani Uji Kompetensi
Universitas Terbuka...
Universitas Terbuka Tingkatkan Akses Masyarakat ke Pendidikan Tinggi
15 Universitas dengan...
15 Universitas dengan Jurusan Kesehatan Masyarakat Terbaik di Indonesia
Ganjar: Kesehatan dan...
Ganjar: Kesehatan dan Pendidikan Jadi Awal Kebangkitan Kesejahteraan Masyarakat
Berita Terkini
Pendaftaran Beasiswa...
Pendaftaran Beasiswa BCA 2026 Dibuka, Kuliah Gratis, Uang Saku, Kesempatan Kerja
44 menit yang lalu
MNC University Jajaki...
MNC University Jajaki Peluang Kerja Sama dengan LP3I
2 jam yang lalu
Wamen Stella Apresiasi...
Wamen Stella Apresiasi Visi Riset Unika Atma Jaya dalam Perkuat Pendidikan Tinggi Indonesia
2 jam yang lalu
PIP 2025 Sudah Diumumkan...
PIP 2025 Sudah Diumumkan Cair, Tapi Kok Belum Masuk? Ini 5 Alasan Belum Diterima
3 jam yang lalu
Efisien dan Tepat Sasaran:...
Efisien dan Tepat Sasaran: Mekanisme Tunjangan Langsung ke Rekening, Banjir Pujian Para Guru
3 jam yang lalu
7 Dokter Spesialis Paling...
7 Dokter Spesialis Paling Dibutuhkan Masyarakat, Bisa Jadi Pilihan Mahasiswa Kedokteran
5 jam yang lalu
Infografis
Antisipasi Perang Besar,...
Antisipasi Perang Besar, Uni Eropa Siapkan Rp13.730 Triliun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved