Hary Tanoesoedibjo Dorong Peningkatan Kesejahteraan Guru
A
A
A
Ketua Umum DPP Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) menerima Forum Guru Non-PNS Se-Jawa Barat di MNC Tower, Jakarta, kemarin.
Dalam pertemuan itu, HT dan para pendidik mendiskusikan tentang persoalan kesejahteraan guru. “Kami berdiskusi bagaimana meningkatkan kesejahteraan guru non-PNS di Jawa Barat dan Indonesia,” ungkap HT seusai pertemuan tersebut. Menurut dia, pembentukan koperasi bisa menjadi salah satu langkah efektif untuk menyejahterakan guru non-PNS di Tanah Air.
“Saya usulkan kita buat koperasi yang visi-misinya produktif untuk anggotanya. Saya akan bina dan ada kegiatan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan guru non-PNS,” tandas pria asal Surabaya, Jawa Timur itu.
Dia mengatakan, kesejahteraan guru harus mendapat perhatian penting karena menyangkut masa depan pendidikan nasional dan masa depan generasi muda Indonesia. Seperti diketahui, banyak guru terutama non-PNS yang terpaksa kerja serabutan seusai mengajar untuk menambah penghasilan. Hal itu berdampak pada kondisi fisik dan psikis sang guru sehingga memengaruhi kualitas mengajar di sekolah.
“Indonesia bisa maju kalau murid mudah dan murah sekolah sampai perguruan tinggi.
Di sisi lain, kesejahteraan guru memadai supaya bisa fokus memberi pengajaran maksimal,” kata HT yang telah memberikan pengajaran di lebih dari 160 perguruan tinggi dari Sabang sampai Merauke.
Ketua Umum Forum Guru Non-PNS Se-Jawa Barat Dikdik Rohimat mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada HT yang memberikan perhatian besar kepada guru non-PNS, khususnya di Jawa Barat. “Kemarin kita mencoba menghubungi Pak Hary, alhamdulillah, beliau merespons sangat baik sekali. Pak Hary memberikan berbagai macam program wirausaha untuk kita, para guru non-PNS se-Jawa Barat,” ungkapnya. Dia berharap program-program yang digagas HT tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan guru sehingga bisa lebih fokus dalam mengajar ke depan.
“Mudah-mudahan masyarakat Jawa Barat meningkat mutu pendidikannya dengan fokusnya guru-guru mengajar setelah mereka mendapatkan kesejahteraan yang layak,” harap Dikdik.
Dalam pertemuan itu, HT dan para pendidik mendiskusikan tentang persoalan kesejahteraan guru. “Kami berdiskusi bagaimana meningkatkan kesejahteraan guru non-PNS di Jawa Barat dan Indonesia,” ungkap HT seusai pertemuan tersebut. Menurut dia, pembentukan koperasi bisa menjadi salah satu langkah efektif untuk menyejahterakan guru non-PNS di Tanah Air.
“Saya usulkan kita buat koperasi yang visi-misinya produktif untuk anggotanya. Saya akan bina dan ada kegiatan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan guru non-PNS,” tandas pria asal Surabaya, Jawa Timur itu.
Dia mengatakan, kesejahteraan guru harus mendapat perhatian penting karena menyangkut masa depan pendidikan nasional dan masa depan generasi muda Indonesia. Seperti diketahui, banyak guru terutama non-PNS yang terpaksa kerja serabutan seusai mengajar untuk menambah penghasilan. Hal itu berdampak pada kondisi fisik dan psikis sang guru sehingga memengaruhi kualitas mengajar di sekolah.
“Indonesia bisa maju kalau murid mudah dan murah sekolah sampai perguruan tinggi.
Di sisi lain, kesejahteraan guru memadai supaya bisa fokus memberi pengajaran maksimal,” kata HT yang telah memberikan pengajaran di lebih dari 160 perguruan tinggi dari Sabang sampai Merauke.
Ketua Umum Forum Guru Non-PNS Se-Jawa Barat Dikdik Rohimat mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada HT yang memberikan perhatian besar kepada guru non-PNS, khususnya di Jawa Barat. “Kemarin kita mencoba menghubungi Pak Hary, alhamdulillah, beliau merespons sangat baik sekali. Pak Hary memberikan berbagai macam program wirausaha untuk kita, para guru non-PNS se-Jawa Barat,” ungkapnya. Dia berharap program-program yang digagas HT tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan guru sehingga bisa lebih fokus dalam mengajar ke depan.
“Mudah-mudahan masyarakat Jawa Barat meningkat mutu pendidikannya dengan fokusnya guru-guru mengajar setelah mereka mendapatkan kesejahteraan yang layak,” harap Dikdik.
(don)