Produk Katalis ITB Bisa Hemat Jutaan Dolar Impor Minyak Indonesia
A
A
A
BANDUNG - Produk katalis minyak sawit menjadi bahan bakar minyak (BBM) hasil penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB) dinilai akan memberi harapan baru bagi Indonesia. Apalagi pada sektor minyak, Indonesia menjadi importir terbesar. Produk katalis ini diharapkan mampu mendorong kemandirian energi nasional.
Produk katalis diharapkan dapat menghemat devisa negara untuk sektor energi hingga USD25,2 juta per hari. Karena, produk katalis ini mampu mengganti 360.000 barel atau 30% minyak mentah impor. Bio energi ini bisa digunakan hingga 100%.
Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan, katalis ini diharapkan memberi harapan bagi perkebunan kelapa sawit nasional di tengah tekanan Eropa atas minyak sawit Indonesia. Bahkan, katalis ini diharapkan bisa memberi penghematan hingga jutaan dolar.
“Produk luar negeri yang awalnya mahal dari 22 dolar Amerika, sekarang dengan adanya produk ITB bisa turun jadi 10 dolar Amerika. Ini cukup menekan harga,” ujar dia.
Laboratorium ini, kata dia, tindak lanjut dari upaya ITB dari riset university menjadi entrepreneur university. Surga banyak produk digital yang dihasilkan dan banyak dipakai masyarakat umum. Selain digital juga ada produk non digital.
Sementara itu, Menristek Dikti M Nasir mengatakan laboratorium ini merupakan langkah awal memproduksi katalis dalam negeri. Tapi yang lebih penting tindak lanjut dari hasil riset. Bagaimana konsep hilirisasi dan komersialisasinya.
“Apalagi bisa menghentikan ketergantungan bahan bakar fosil, sehingga kita bisa menggunakan minyak sawit untuk BBM. Kalau sawit bisa bisa dialihkan untuk ini, kita bisa tinggalkan (ketergantungan terhadap pasar) Eropa.
Tetapi, lanjut dia, tinggal bagaimana dukungan regulasi untuk hilirisasi dan komersialisasi. “Kita harus membuat regulasi yang mudah dan sederhana. Nah, kalau nanti produk ini bisa jalan, saya akan sangat bangga. Petani sawit akan sangat senang,” imbuh dia.
Produk katalis diharapkan dapat menghemat devisa negara untuk sektor energi hingga USD25,2 juta per hari. Karena, produk katalis ini mampu mengganti 360.000 barel atau 30% minyak mentah impor. Bio energi ini bisa digunakan hingga 100%.
Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan, katalis ini diharapkan memberi harapan bagi perkebunan kelapa sawit nasional di tengah tekanan Eropa atas minyak sawit Indonesia. Bahkan, katalis ini diharapkan bisa memberi penghematan hingga jutaan dolar.
“Produk luar negeri yang awalnya mahal dari 22 dolar Amerika, sekarang dengan adanya produk ITB bisa turun jadi 10 dolar Amerika. Ini cukup menekan harga,” ujar dia.
Laboratorium ini, kata dia, tindak lanjut dari upaya ITB dari riset university menjadi entrepreneur university. Surga banyak produk digital yang dihasilkan dan banyak dipakai masyarakat umum. Selain digital juga ada produk non digital.
Sementara itu, Menristek Dikti M Nasir mengatakan laboratorium ini merupakan langkah awal memproduksi katalis dalam negeri. Tapi yang lebih penting tindak lanjut dari hasil riset. Bagaimana konsep hilirisasi dan komersialisasinya.
“Apalagi bisa menghentikan ketergantungan bahan bakar fosil, sehingga kita bisa menggunakan minyak sawit untuk BBM. Kalau sawit bisa bisa dialihkan untuk ini, kita bisa tinggalkan (ketergantungan terhadap pasar) Eropa.
Tetapi, lanjut dia, tinggal bagaimana dukungan regulasi untuk hilirisasi dan komersialisasi. “Kita harus membuat regulasi yang mudah dan sederhana. Nah, kalau nanti produk ini bisa jalan, saya akan sangat bangga. Petani sawit akan sangat senang,” imbuh dia.
(kri)