Literasi Media, MNC Ajak Mahasiswa Pancabudi Medan Lawan Hoaks

Sabtu, 20 Oktober 2018 - 16:00 WIB
Literasi Media, MNC...
Literasi Media, MNC Ajak Mahasiswa Pancabudi Medan Lawan Hoaks
A A A
MEDAN - Sebanyak 250 mahasiswa Universitas Pancabudi Medan, menghadiri Seminar Literasi yang digelar MNC Group di Kampus D Universitas Pancabudi, Jalan Gatot Subroto, Kota Medan, Jumat (19/10/2018).

Seminar yang diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan hari ulang tahun MNC Media ke-29 itu, mengangkat topik Bersatu Memajukan Negeri dengan Meningkatkan Literasi Digital Untuk Generasi Milenial.

Hadir sebagai pembicara utama dalam seminar tersebut, putra daerah Sumatera Utara yang kini menjadi Direktur Pemberitaan MNC, Arya Mahendra Sinulingga.

Dalam paparannya, Arya mengajak para mahasiswa untuk bijak dalam mencermati informasi di dunia digital, khususnya di sosial media. Karena saat ini, banyak informasi bohong (hoaks), ujaran kebencian, maupun sikap-sikap negatif yang beredar disana.

"Kita harus melawan hoaks ini secara bersama-sama, karena ini (hoaks) menyesatkan dan memicu perpecahan bangsa kita," tegas Arya.

Arya menyebutkan, menjelang pemilu tahun depan akan banyak sekali hoaks, ujaran kebencian dan nyinyir berbau politik yang akan menerpa sosial media. Para mahasiswa pun diminta untuk tidak terjebak dengan hoaks yang cenderung hanya menjadi manuver politik para elit saja.

"Di sosial media itu jangan baperan (bawa perasaan). Apalagi sampai memutus silaturahmi antara teman dan saudara. Jangan kita yang di akar rumput ini dijebak. Sementara elite di atas justru saling berpelukan. Saya contohnya. Dulu saya ketua tim media Prabowo-Hatta. Pak Prabowo sayang sekali sama saya. Tapi sekarang saya juru bicara Pak Jokowi dan kerja saya mengkritik Pak Prabowo. Setiap ketemu Prabowo, dia tetap peluk saya," tutur Arya.

Melawan hoaks lanjut Arya, bisa dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi setiap informasi yang di dapat. Sikap tidak gampang percaya dengan informasi juga penting agar tak terpapar hoaxks.

"Jadi kita harus kritis atas informasi yang diterima. Jangan langsung percaya apalagi langsung membagikannya. Karena salah-salah bisa kita yang masuk penjara. Kan aturannya sudah sangat ketat," tukas Arya.

"Ciri-ciri hoaks itu sering pakai kalimat yang fenomenal, heboh, dan kalimat-kalimat yang sifatnya mengajak orang untuk membaca berita teraebut," tambahnya.

Arya lebih lanjut mengatakan, untuk mengidentifikasi hoaks bisa juga dilakukan dengan memverifikasi setiap informasi yang diterima di sosial media, ke sumber-sumber digital yang terpercaya. Seperti ke portal-portal berita yang tergolong sebagai media arusutama (mainstream).

"Kalau media-media mainstream, biasanya patuh pada banyak aturan tentang pemberitaan. Artinya, kita harus cek, ricek dan ricek lagi. Jadi bisa dijadikan acuan dan pembanding. Jadi setiap ada informasi di sosial media, coba saja telusuri di mesin pencari, apakah informasi itu ada di media mainstream atau tidak. Kalau tidak ada, hampir pasti informasi itu hoaks," katanya.

Arya menegaskan, pemahaman literasi digital penting bagi para mahasiswa. Karena sebagai kelompok warga terpelajar, para mahasiswa akan menjadi sumber daya yang besar bagi pemerintah untuk melawan setiap informasi palsu, bohong dan propaganda yang memecah persatuan bangsa.

"Di Indonesia ini orang terpelajar cuma 10 persen. Jadi mereka andalan kita untuk menahan dan melawan hoaks. Kalau orang terpelajar bisa menahan hoax, maka melawan hoaks di Indonesia menjadi lebih mudah dilakukan,"tandasnya.

Selain literasi media, dalam seminar itu para mahasiswa juga mendapatkan materi literasi keuangan dari MNC Sekuritas dan MNC Bank. Diharapkan dengan pemahaman literasi keuangan tersebut, para mahasiswa juga dapat mengembangkan bakat kewirausahaan mereka, dan menjadi pada pengusaha-pengusaha baru yang dapat menciptakan lapangan kerja sesuai menamatkan pendidikan mereka di perguruan tinggi.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8011 seconds (0.1#10.140)