Kampus Siap Hadapi Aturan Kemenristekdikti Terkait Inovasi Akreditasi

Kamis, 15 November 2018 - 22:16 WIB
Kampus Siap Hadapi Aturan Kemenristekdikti Terkait Inovasi Akreditasi
Kampus Siap Hadapi Aturan Kemenristekdikti Terkait Inovasi Akreditasi
A A A
JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tengah menyiapkan dua rancangan peraturan menteri yang mengatur tentang inovasi di lingkungan kampus. Nantinya pencapaian inovasi akan memengaruhi akreditasi suatu kampus.

Targetnya dua rancangan peraturan menteri ini akan disahkan tahun ini. Sehingga mulai tahun depan peraturan yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi itu sudah bisa dipraktikan.

Menjawab tantangan tersebut, Universitas Mercu Buana (UMB) menyatakan kesiapannya untuk menjalankan peraturan menteri tersebut. Sebab mereka sejak jauh harus sudah memprogramkan inovasi pada pembelajarannya.

“Inovasi kami sudah berjalan. Bahkan ada Wakil Rektor bidang Kerja Sama dan Inovasi, lalu ada juga Biro Pusat Inovasi,” kata Rektor UMB periode 2018-2022, Ngadino Surip kepada wartawan seusai serah terima jabatan rektor baru di Kampus Meruya, Jakarta Barat, Kamis (15/11/2018.

Kesiapan mereka menghadapi peraturan tersebut terlihat dari capaian UMB selama ini. Mahasiswa dan dosennya berhasil menciptakan 7 hak paten dan 121 hak cipta. “Akreditasi itu adalah hal penting yang berkaitan dengan legalitas dan kualitas. Legalitas artinya ada syarat tertentu untuk mengoperasikan kampus dan ada kualitas yang diharapkan calon mahasiswa di kamus tujuannya. Akreditasi merupakan nyawa institusi (kampus) dan inovasi adalah keharusan,” paparnya.

Sehubungan dengan tugasnya sebagau rektor, rektor jebolan ITS ini mengatakan, pihaknya akan menjalan apa yang sudah dilakukan penjabat sebelumnya. Ke depan banyak hal yang harus dikerjakan, termasuk bagaimana kampus mengantisipasi Revolusi Industri 4.0.

“Selama kepemimpinan saya selama empat tahun, program akan dibagi tiga tahap. Pertama pemantapan tahap awal, yakni lebih pada bagaimana membangun infrastruktur internal termasuk akreditasi, bagaimana prodi punya guru besar yang cukup, lector kepala yang cukup, kualitas dosen yang memadai dan mereka bisa mengikuti perkembangan 4.0,” tuturnya.

Setelah tahap itu, pada 2019-2020 adalah tahapan menengah. Setelah infrastruktur internal sudah stabil, pada periode berikutnya diperkuat infrastruktur eksternal, yakni kerja sama luar negeri, riset internasional. “Setelah bisa diwujudkan, maka tahun 2022 kami memasuki tahap tinggal landas yakni pemantapan tahap akhir,” cetus Rektor.

Yang dimaksud tahap akhir ialah menuju universitas bertaraf internasional. Namun tentunya tetap pada visi founding father UMB, almarhum Probosutedjo, yakni mewujdukan pendidikan tinggi berkualitas bagi anak bangsa khususnya di tataran masyarakat ekonomi menegah ke bawah.

“Jadi pengelolaan kampus harus efektif dan efisian. Termasuk akan menggiatkan e-learning atau pembelajaran jarak jauh. Dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh, maka pemerataan pendidikan bisa dilakukan. Mengapa? Karena siystem ini menekan biaya karena kebutuhan listrik, ruang bisa berkurang. Tapi pembelajaran konvensional tetap dijalankan,” tandasnya.

Dia menambahkan, hingga akhir 2018, kepemimpinannya menargetkan 12 prodi mendapatkan Akreditasi A. “Sebanyak 21 dari 23 prodi targetnya A semunya. Sekarang ada 6 prodi in going akreditasi internasional dan 2022 seluruh prodi harus internasional,” pungkasnya.

Sementara itu, rektor sebelumnya, Arissetyanto Nugroho berharap rektor baru bisa membawa UMB menjadi lebih baik lagi. “Tidak terasa telah empat tahun saya memimpin Universitas Mercu Buana. Belum banyak yang bisa saya berikan untuk lakukan perubahan. Masih perlu tindak lanjut dari pimpinan Universitas Mercu Buana pada masa mendatang,” katanya saat memberikan kata sambutan.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3184 seconds (0.1#10.140)