Perguruan Tinggi Swasta Diharapkan Bisa Tembus 500 Dunia
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah berharap perguruan tinggi swasta (PTS) Indonesia pun bisa menembus peringkat 500 besar dunia. Di sisi lain pendampingan kepada kampus yang akreditasinya masih rendah juga akan terus dilakukan.
Setiap perguruan tinggi memiliki peran yang sama dalam membuka akses masyarakat ke pendidikan tinggi dan menyiapkan sumber daya manusia milenial yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing tinggi. Saat ini Indonesia telah memiliki tiga perguruan tinggi yang berada pada peringkat 500 besar dunia, yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB). dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Saya pun berharap PTS Indonesia juga mampu menembus peringkat 500 besar dunia,” kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohammad Nasir saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi wilayah III (LLDIKTI wilayah III) di Jakarta kemarin.
Dalam acara yang dihadiri oleh pimpinan PTS dan PTN di wilayah LLDIKTI III ini Menristek-Dikti mengatakan, dalam kurun waktu empat tahun ini PTS di Indonesia menunjukkan peningkatan mutu yang sangat pesat. Dia mengungkapkan, saat ini telah ada 36 PTS di Indonesia yang memiliki akreditasi A.
Mantan rektor Universitas Diponegoro ini pun mengapresiasi atas capaian 13 PTS di lingkungan LLDIKTI wilayah III yang telah meraih akreditasi A. LLDIKTI wilayah III Jakarta merupakan LLDIKTI yang memiliki PTS dengan akreditasi A terbanyak dibandingkan LLDIKTI wilayah lain. Saat ini LLDIKTI wilayah IV, V, VI, dan VII juga memiliki PTS dengan akreditasi A.
“Saya berharap ini terus ditingkatkan sehingga perguruan tinggi yang terakreditasi A semakin banyak. Ini bisa menjadi contoh bagi LLDIKTI lain yang selama ini masih belum memiliki PTS yang terakreditasi A,” tuturnya.
Menristek-Dikti menyampaikan, perguruan tinggi sebagai tempat mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul harus mampu menyikapi tantangan Revolusi Industri 4.0 ini dengan cepat dan tepat. Karena itu, dia meminta jajarannya untuk terus melakukan pembinaan kepada perguruan tinggi yang akreditasinya sudah B untuk ditingkatkan menjadi A, dan mendampingi perguruan tinggi akreditasi C juga harus ditingkatkan ke B melalui pembinaan.
Nasir mengemukakan, menyediakan SDM yang unggul adalah hal terpenting dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan mutu pendidikan tinggi juga harus terus ditingkatkan. Karena itu, Menristek-Dikti telah meminta kepada Dirjen Belmawa agar jangan hanya peningkatan akreditasi B ke A saja yang harus didampingi, namun peningkatan dari akreditasi dari C ke B juga harus mendapatkan perhatian khusus. “Ini merupakan concern kita bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI wilayah III Illah Sailah mengatakan, pihaknya siap mendukung kebijakan Kemenristek-Dikti untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI wilayah III. Salah satunya melalui merger beberapa PTS demi peningkatan mutu pendidikan tinggi swasta di Indonesia.
Karena itu, Illah mengajak pimpinan perguruan tinggi untuk melakukan pengisian aplikasiearly warning system (EWS) yang merupakan lumbung data perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI wilayah III sebagai sumber data untuk berbagai kegiatan dan layanan Kopertis Wilayah III Jakarta. Salah satunya dalam rangka peningkatan fungsi pengawasan, pengendalian, dan pembinaan PTS.
Illah menjelaskan, melalui sistem EWS pihak LLDIKTI bisa melakukan pendataan terkait kebutuhan PTS untuk mencapai akreditasi unggul sebab dalam menetapkan akreditasi, dia merinci ada tiga standar yang harus dipenuhi yakni dari sisi pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
Dalam kesempatan yang sama, dia juga mendorong komitmen PTS untuk menjaga sistem manajemen mutu. Selain berguna untuk meningkatkan akreditasi institusi, hal tersebut dinilainya merupakan faktor utama dalam menciptakan suasana akademik yang nyaman dan berkualitas.
Setiap perguruan tinggi memiliki peran yang sama dalam membuka akses masyarakat ke pendidikan tinggi dan menyiapkan sumber daya manusia milenial yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing tinggi. Saat ini Indonesia telah memiliki tiga perguruan tinggi yang berada pada peringkat 500 besar dunia, yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB). dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Saya pun berharap PTS Indonesia juga mampu menembus peringkat 500 besar dunia,” kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohammad Nasir saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi wilayah III (LLDIKTI wilayah III) di Jakarta kemarin.
Dalam acara yang dihadiri oleh pimpinan PTS dan PTN di wilayah LLDIKTI III ini Menristek-Dikti mengatakan, dalam kurun waktu empat tahun ini PTS di Indonesia menunjukkan peningkatan mutu yang sangat pesat. Dia mengungkapkan, saat ini telah ada 36 PTS di Indonesia yang memiliki akreditasi A.
Mantan rektor Universitas Diponegoro ini pun mengapresiasi atas capaian 13 PTS di lingkungan LLDIKTI wilayah III yang telah meraih akreditasi A. LLDIKTI wilayah III Jakarta merupakan LLDIKTI yang memiliki PTS dengan akreditasi A terbanyak dibandingkan LLDIKTI wilayah lain. Saat ini LLDIKTI wilayah IV, V, VI, dan VII juga memiliki PTS dengan akreditasi A.
“Saya berharap ini terus ditingkatkan sehingga perguruan tinggi yang terakreditasi A semakin banyak. Ini bisa menjadi contoh bagi LLDIKTI lain yang selama ini masih belum memiliki PTS yang terakreditasi A,” tuturnya.
Menristek-Dikti menyampaikan, perguruan tinggi sebagai tempat mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul harus mampu menyikapi tantangan Revolusi Industri 4.0 ini dengan cepat dan tepat. Karena itu, dia meminta jajarannya untuk terus melakukan pembinaan kepada perguruan tinggi yang akreditasinya sudah B untuk ditingkatkan menjadi A, dan mendampingi perguruan tinggi akreditasi C juga harus ditingkatkan ke B melalui pembinaan.
Nasir mengemukakan, menyediakan SDM yang unggul adalah hal terpenting dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan mutu pendidikan tinggi juga harus terus ditingkatkan. Karena itu, Menristek-Dikti telah meminta kepada Dirjen Belmawa agar jangan hanya peningkatan akreditasi B ke A saja yang harus didampingi, namun peningkatan dari akreditasi dari C ke B juga harus mendapatkan perhatian khusus. “Ini merupakan concern kita bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI wilayah III Illah Sailah mengatakan, pihaknya siap mendukung kebijakan Kemenristek-Dikti untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI wilayah III. Salah satunya melalui merger beberapa PTS demi peningkatan mutu pendidikan tinggi swasta di Indonesia.
Karena itu, Illah mengajak pimpinan perguruan tinggi untuk melakukan pengisian aplikasiearly warning system (EWS) yang merupakan lumbung data perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI wilayah III sebagai sumber data untuk berbagai kegiatan dan layanan Kopertis Wilayah III Jakarta. Salah satunya dalam rangka peningkatan fungsi pengawasan, pengendalian, dan pembinaan PTS.
Illah menjelaskan, melalui sistem EWS pihak LLDIKTI bisa melakukan pendataan terkait kebutuhan PTS untuk mencapai akreditasi unggul sebab dalam menetapkan akreditasi, dia merinci ada tiga standar yang harus dipenuhi yakni dari sisi pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
Dalam kesempatan yang sama, dia juga mendorong komitmen PTS untuk menjaga sistem manajemen mutu. Selain berguna untuk meningkatkan akreditasi institusi, hal tersebut dinilainya merupakan faktor utama dalam menciptakan suasana akademik yang nyaman dan berkualitas.
(don)