Rendahnya Minat Baca Tingkatkan Penyebaran Konten Negatif
A
A
A
JAKARTA - Rendahnya minat baca dinilai dapat meningkatkan potensi penyebaran konten negatif. Termasuk di antaranya berbagai ujaran kebencian, berita hoaks, isu radikalisme dan intoleransi.
Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin mengatakan, konten negatif yang disebarkan tanpa disaring terlebih dahulu akibat dari dangkalnya pemikiran dan pemahaman mengenai informasi yang berkembang di kalangan masyarakat Indonesia.
"Melalui literasi, pemahaman masyarakat mengenai informasi yang berkembang, khususnya mengenai dunia Islam dapat diperkuat. Sehingga informasi negatif dapat dicegah peredarannya, bahkan masyarakat bisa meluruskan karena memiliki pemahaman yang benar terhadap informasi tersebut," ujar Syafruddin saat membuka Islamic Book Fair yang ke-18 tahun 2019/1440 Hijriah dengan tema Literasi Islam untuk Kejayaan Bangsa, di Jakarta, Rabu (27/2/2019).
Mantan Wakapolri ini menegaskan, pihaknya menyampaikan apresiasi kepada panitia atas terseleggaranya Islamic Book Fair. Hal itu menunjukkan tekad dan komitmen kuat untuk meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya buku tentang ke- Islaman untuk membangun pilar peradaban Islam (imarah).
Menurut dia, sejak awal sejarah kelahirannya, agama Islam telah memberikan penghargaan yang begitu besar kepada ilmu pengetahuan, yaitu pemikiran secara ilmiah yang merujuk kepada Alquran dan Hadits. Alquran tidak akan pernah musnah atau hilang hingga generasi terakhir nantinya, dan akan melahirkan karya-karya besar.
Ilmuan Islam yang mempunyai andil besar di antaranya Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal.
"Hanya dengan membaca kita dapat menguasai ilmu-ilmu pengetahuan dan informasi karena manusia terlahir tidak mengetahui apa-apa pengetahuan manusia itu diperoleh melalui proses belajar dan pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra pendengaran dan penglihatan," tuturnya.
Kemudahan akses untuk memperoleh buku-buku Islam merupakan cara yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Indonesia. Dengan adanya 18th Islamic Book Fair 2019 diharapkan dapat menjadi momentum untuk mengaktifkan minat dan budaya membaca buku, terutama tentang Islam.
Pameran buku Islam ini juga dapat dijadikan ajang kolaborasi antara penulis dan penerbit untuk saling bertemu dan bertukar gagasan meghasilkan buku yang berkualitas baik akan membentuk pribadi religius yang modern.
Syafruddin juga mengemukakan ilmu pengetahuan yang membawa kejayaan Islam, membentang dari jazirah Arab sampai ke Eropa di belahan Barat, dari jazirah Arab sampai Asia di belahan timur, atau dari jazirah Arab sampai ke Afrika di belahan Selatan.
Bahkan, jejak kejayaan Islam terlihat sampai ke negara-negara Balkan di belahan utara, yang menandakan bahwa ilmu pengetahuan yang dimiliki umat Islam pada masa itu sudah maju dan berkembang pesat.
---
Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin mengatakan, konten negatif yang disebarkan tanpa disaring terlebih dahulu akibat dari dangkalnya pemikiran dan pemahaman mengenai informasi yang berkembang di kalangan masyarakat Indonesia.
"Melalui literasi, pemahaman masyarakat mengenai informasi yang berkembang, khususnya mengenai dunia Islam dapat diperkuat. Sehingga informasi negatif dapat dicegah peredarannya, bahkan masyarakat bisa meluruskan karena memiliki pemahaman yang benar terhadap informasi tersebut," ujar Syafruddin saat membuka Islamic Book Fair yang ke-18 tahun 2019/1440 Hijriah dengan tema Literasi Islam untuk Kejayaan Bangsa, di Jakarta, Rabu (27/2/2019).
Mantan Wakapolri ini menegaskan, pihaknya menyampaikan apresiasi kepada panitia atas terseleggaranya Islamic Book Fair. Hal itu menunjukkan tekad dan komitmen kuat untuk meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya buku tentang ke- Islaman untuk membangun pilar peradaban Islam (imarah).
Menurut dia, sejak awal sejarah kelahirannya, agama Islam telah memberikan penghargaan yang begitu besar kepada ilmu pengetahuan, yaitu pemikiran secara ilmiah yang merujuk kepada Alquran dan Hadits. Alquran tidak akan pernah musnah atau hilang hingga generasi terakhir nantinya, dan akan melahirkan karya-karya besar.
Ilmuan Islam yang mempunyai andil besar di antaranya Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal.
"Hanya dengan membaca kita dapat menguasai ilmu-ilmu pengetahuan dan informasi karena manusia terlahir tidak mengetahui apa-apa pengetahuan manusia itu diperoleh melalui proses belajar dan pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra pendengaran dan penglihatan," tuturnya.
Kemudahan akses untuk memperoleh buku-buku Islam merupakan cara yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Indonesia. Dengan adanya 18th Islamic Book Fair 2019 diharapkan dapat menjadi momentum untuk mengaktifkan minat dan budaya membaca buku, terutama tentang Islam.
Pameran buku Islam ini juga dapat dijadikan ajang kolaborasi antara penulis dan penerbit untuk saling bertemu dan bertukar gagasan meghasilkan buku yang berkualitas baik akan membentuk pribadi religius yang modern.
Syafruddin juga mengemukakan ilmu pengetahuan yang membawa kejayaan Islam, membentang dari jazirah Arab sampai ke Eropa di belahan Barat, dari jazirah Arab sampai Asia di belahan timur, atau dari jazirah Arab sampai ke Afrika di belahan Selatan.
Bahkan, jejak kejayaan Islam terlihat sampai ke negara-negara Balkan di belahan utara, yang menandakan bahwa ilmu pengetahuan yang dimiliki umat Islam pada masa itu sudah maju dan berkembang pesat.
---
(dam)