Tangkal Radikalisme, Kemenag Susun Buku Moderasi Beragama
A
A
A
JAKARTA - Dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam memegang peran penting dalam menangkal paham-paham keagamaan yang intoleran dan radikal. Ini menjadi keprihatinan bersama.
“Kita harus bekerja cepat dan tepat dalam upaya menyebarkan paham keagamaan yang moderat dengan pelbagai strategi”, kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), Imam Sefe’i saat Focus Grup Discussion Pokja Moderasi Beragama Ditjen Pendidikan Islam, di Jakarta, Selasa 26 Maret 2019.
Salah satu strategi itu, kata Imam Safe’i, menyusun buku dengan konten-konten moderasi yang akan digunakan oleh pelaku pendidikan di bawah Kemenag, dosen, guru, ustaz, dan mahasiswa.
Doktor Riset lulusan Universitas Negeri Jakarta ini menuturkan buku putih atau buku induk moderasi beragama yang sedang di susun oleh Pokja, nantinya akan diturunkan ke dalam panduan implementasi secara lebih detail.
Ada implementasi moderasi beragama pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Madrasah, PAI di Sekolah dan implementasi moderasi beragama pada pondok pesantren.
Ketua Pokja Moderasi Beragama, Aceng Abdul Aziz mengaku menggandeng penulis-penulis yang berkompeten untuk membantu Ditjen Pendis menyusun buku-buku moderasi. “Saat ini sudah hampir terbit dua buku moderasi beragama dan kini akan menyusul buku putih atau buku induk untuk memperkuat literasi dikalangan pendidikan Islam”, kata Aceng.
Aceng menambahkan, selain penyusunan buku, sedang dilakukan pengawalan terbitnya Peraturan Menteri Agama (PMA) Moderasi Beragama dan menggerakan stakeholders Ditjen Pendidikan Islam.
Kepala Seksi Kemahasiswaan, Ruchman Basori mengatakan, ikhtiar untuk mengedepankan moderasi beragama di kalangan mahasiswa PTKI tengah dilakukan secara serius dengan mendesain ulang dan merevitalisasi program-program kemahasiswaan.
“Kegiatan penyambutan mahasiswa baru semacam Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) menjadi pintu masuk memperkuat moderasi beragama”, katanya.
Selain itu lanjut Ruchman adalah penataan dan pembinaan organisasi kemahasiswaan (ORMAWA) yang diorientasikan pada penguatan moderasi, dan pelbagai support regulasi dan fasilitasi bagi tumbuhnya pemahaman dan kultur budaya moderat dan damai.
Kegiatan FGD diikuti oleh seluruh Kelompok Kerja (Pokja) Moderasi Beragama untuk menyelesaikan sejumlah mandat bagi moderasi beragama di kalangan Ditjen Pendidikan Islam
“Kita harus bekerja cepat dan tepat dalam upaya menyebarkan paham keagamaan yang moderat dengan pelbagai strategi”, kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), Imam Sefe’i saat Focus Grup Discussion Pokja Moderasi Beragama Ditjen Pendidikan Islam, di Jakarta, Selasa 26 Maret 2019.
Salah satu strategi itu, kata Imam Safe’i, menyusun buku dengan konten-konten moderasi yang akan digunakan oleh pelaku pendidikan di bawah Kemenag, dosen, guru, ustaz, dan mahasiswa.
Doktor Riset lulusan Universitas Negeri Jakarta ini menuturkan buku putih atau buku induk moderasi beragama yang sedang di susun oleh Pokja, nantinya akan diturunkan ke dalam panduan implementasi secara lebih detail.
Ada implementasi moderasi beragama pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Madrasah, PAI di Sekolah dan implementasi moderasi beragama pada pondok pesantren.
Ketua Pokja Moderasi Beragama, Aceng Abdul Aziz mengaku menggandeng penulis-penulis yang berkompeten untuk membantu Ditjen Pendis menyusun buku-buku moderasi. “Saat ini sudah hampir terbit dua buku moderasi beragama dan kini akan menyusul buku putih atau buku induk untuk memperkuat literasi dikalangan pendidikan Islam”, kata Aceng.
Aceng menambahkan, selain penyusunan buku, sedang dilakukan pengawalan terbitnya Peraturan Menteri Agama (PMA) Moderasi Beragama dan menggerakan stakeholders Ditjen Pendidikan Islam.
Kepala Seksi Kemahasiswaan, Ruchman Basori mengatakan, ikhtiar untuk mengedepankan moderasi beragama di kalangan mahasiswa PTKI tengah dilakukan secara serius dengan mendesain ulang dan merevitalisasi program-program kemahasiswaan.
“Kegiatan penyambutan mahasiswa baru semacam Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) menjadi pintu masuk memperkuat moderasi beragama”, katanya.
Selain itu lanjut Ruchman adalah penataan dan pembinaan organisasi kemahasiswaan (ORMAWA) yang diorientasikan pada penguatan moderasi, dan pelbagai support regulasi dan fasilitasi bagi tumbuhnya pemahaman dan kultur budaya moderat dan damai.
Kegiatan FGD diikuti oleh seluruh Kelompok Kerja (Pokja) Moderasi Beragama untuk menyelesaikan sejumlah mandat bagi moderasi beragama di kalangan Ditjen Pendidikan Islam
(dam)