ITB dan Korsel Bangun Laboratorium Energi Terbarukan
A
A
A
BANDUNG - Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Korea Midland Power Company, Limited (Komipo) membangun laboratorium energi terbarukan untuk pengembangan energi kedua negara. Kesepakatan pembangunan laboratorium itu ditandai dengan telah dilakukannya penandatangan nota kesepahaman kedua belah pihak di Kampus ITB, Kota Bandung, belum lama ini.
Nantinya, laboratorium energi terbarukan itu akan dinamai ITB-Komipo Laboratory. Selain menyepakati pembangunan laboratorium energi, juga disepakati berbagi dalam riset energi terbarukan. Kerja sama lainnya adanya pemberian beasiswa, program rekrutmen dan magang, penyediaan program pertukaran akademik, penyediaan bantuan langsung ataupun tidak langsung oleh kedua belah pihak dalam implementasi aktivitas atau proyek kerja sama.
President Director and CEO Komipo, Park Hyung Koo mengatakan MoU ini sangat penting bagi Komipo karena dapat meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan Korea Selatan.
Menurut dia, Indonesia adalah negara yang sangat penting bagi Komipo karena ada beberapa proyek yang dikerjakan di Indonesia. Dia berharap kerja sama ini memberi kontribusi pada perkembangan teknologi antara Indonesia dan Korea Selatan.
“Kalau ITB dapat memiliki lab energi terbarukan yang akan dibangun, setelah MoU hari ini, lulusan ITB bisa mendapatkan banyak hasil dari lab tersebut,” ujar dalam siaran persnya, Kamis (25/4/2019).
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan ITB, Bambang Riyanto Trilaksono menyambut baik atas kerja sama tersebut. Menurut dia, kolaborasi dengan ITB ini akan berkontribusi dalam perkembangan teknologi di Indonesia, khususnya dalam bidang tenaga listrik.
“Saya berharap MoU ini Bisa memberi banyak kontribusi yang dihasilkan oleh ITB dan Komipo,” pungkasnya.
Dia mengatakan, bahwa ITB telah berdiri sejak 1920 dan saat ini memiliki 12 fakultas/sekolah yang terbagi kedalam empat klaster keilmuan yaitu bidang teknik, sains, seni dan manajemen.
Diketahui, saat ini ITB juga sedang mengembangkan energi terbarukan pada BBM. Di mana sebelumnya ITB telah berhasil membuat katalis menjadikan minyak sawit menjadi bahan bakar minyak untuk kendaraan.
Nantinya, laboratorium energi terbarukan itu akan dinamai ITB-Komipo Laboratory. Selain menyepakati pembangunan laboratorium energi, juga disepakati berbagi dalam riset energi terbarukan. Kerja sama lainnya adanya pemberian beasiswa, program rekrutmen dan magang, penyediaan program pertukaran akademik, penyediaan bantuan langsung ataupun tidak langsung oleh kedua belah pihak dalam implementasi aktivitas atau proyek kerja sama.
President Director and CEO Komipo, Park Hyung Koo mengatakan MoU ini sangat penting bagi Komipo karena dapat meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan Korea Selatan.
Menurut dia, Indonesia adalah negara yang sangat penting bagi Komipo karena ada beberapa proyek yang dikerjakan di Indonesia. Dia berharap kerja sama ini memberi kontribusi pada perkembangan teknologi antara Indonesia dan Korea Selatan.
“Kalau ITB dapat memiliki lab energi terbarukan yang akan dibangun, setelah MoU hari ini, lulusan ITB bisa mendapatkan banyak hasil dari lab tersebut,” ujar dalam siaran persnya, Kamis (25/4/2019).
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan ITB, Bambang Riyanto Trilaksono menyambut baik atas kerja sama tersebut. Menurut dia, kolaborasi dengan ITB ini akan berkontribusi dalam perkembangan teknologi di Indonesia, khususnya dalam bidang tenaga listrik.
“Saya berharap MoU ini Bisa memberi banyak kontribusi yang dihasilkan oleh ITB dan Komipo,” pungkasnya.
Dia mengatakan, bahwa ITB telah berdiri sejak 1920 dan saat ini memiliki 12 fakultas/sekolah yang terbagi kedalam empat klaster keilmuan yaitu bidang teknik, sains, seni dan manajemen.
Diketahui, saat ini ITB juga sedang mengembangkan energi terbarukan pada BBM. Di mana sebelumnya ITB telah berhasil membuat katalis menjadikan minyak sawit menjadi bahan bakar minyak untuk kendaraan.
(kri)