Terancam Punah, Mahasiswa IPB University Teliti Buah Durian Khas Bogor

Jum'at, 19 Juli 2019 - 20:13 WIB
Terancam Punah, Mahasiswa IPB University Teliti Buah Durian Khas Bogor
Terancam Punah, Mahasiswa IPB University Teliti Buah Durian Khas Bogor
A A A
BOGOR - Resi Eliani, Pandu Arfendo Pratama dan Mutiara Yudha, tiga mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University melakukan penelitian terhadap buah durian khas Kota Bogor atau biasa dikenal durian mas yang saat ini keberadaannya terancam punah.

Guna melestarikan sekaligus pengembangan penelitian ini didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Sosial Humaniora (PKM–PSH).

"Durian Mas ini adalah salah satu jenis durian yang diakui sebagai varietas unggul. Karateristik buahnya antara lain berduri runcing rapat, daging buah berwarna kuning menyala, daging buah yang beraroma harum serta berserat halus dengan rasa yang sangat manis," ujar Resi ketika ditemui di Bogor, Jumat (19/7/2019).

Dia menjelaskan karena Durian Mas ini sebagai salah satu komoditas unggulan yang ada di daerah Rancamaya Kota Bogor. Maka harus ada upaya mencegah terjadinya kepunahan. Sebab, keunggulan tersebut menjadikan daerah Rancamaya menjadi sentra penghasil durian yang sudah terkenal, baik di dalam dan luar Kota Bogor.

"Kita melakukan penelitian Valuasi Nilai Ekstensi terhadap Kepunahan Durian Rancamaya dengan Pendekatan Contingent Valuation Method. Durian Rancamaya bagi saya istimewa, cita rasa yang dimiliki akan berbeda jika ditanam pada tanah yang bukan daerah Rancamaya," katanya.

Selain itu, lanjut dia, ukuran buah durian yang tidak terlalu besar namun memiliki aroma yang kuat dan rasa yang nikmat menjadikan banyak konsumen menginginkan durian ini.

"Seiring perkembangan zaman, pembangunan pesat di bidang permukiman, perkantoran, dan jaringan jalan disertai pertumbuhan penduduk di era globalisasi mengancam kelestarian durian sebagai tanaman hortikultura unggul khas Bogor, khususnya di Rancamaya," jelasnya.

Sementara itu, menurut Pandu Arfendo rekan Resi yang masih satu tim dalam penelitian ini mengungkapkan pohon durian mencapai produksi terbaiknya jika penanaman dilakukan pada ketinggian 400-600 meter di atas permukaan laut.

"Tanaman ini menyukai daerah yang beriklim basah atau yang memiliki curah hujan tinggi. Hal ini tentu membuat tanaman durian sangat cocok ditanam di Kota Bogor, khususnya Rancamaya. Namun, dengan fenomena alih fungsi lahan yang saat ini terus berlangsung, Durian Rancamaya akan kehilangan habitat terbaik untuk tumbuh sehingga diperlukan suatu upaya pelestarian Durian Rancamaya agar manfaat yang diperoleh baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan dari durian tidak hilang," katanya.

Dia menjelaskan sebagian besar warga bergantung pada jualan Durian Rancamaya, namun kesadaran untuk menanam durian masih sangat minim. Banyak warga yang memilih menjadi penjual dibandingkan menjadi petani dikarenakan berbagai kendala dan kepentingan.

"Jika durian tidak punah dan dilestarikan tentu akan berdampak besar bagi ekonomi warga Rancamaya karena rata-rata pendapatan warga sekitar masih rendah," jelasnya.

Pandu menambahkan berdasarkan hasil penelitian sebagian besar masyarakat bersedia untuk membayar dan berpartisipasi untuk kelestarian durian Rancamaya agar tidak punah. Besaran biaya kontribusi ini sekiranya Rp75.800 per penduduk per tahunnya.

Masyarakat juga memiliki keinginan untuk menanam Durian Rancamaya namun tidak memiliki lahan pribadi. Tingkat antusiasme masyarakat dalam menjual durian saat musim pun masih tinggi.

"Harapan kami, pemerintah daerah dan pusat dapat mendukung kelestarian Durian Rancamaya melalui pengembangan Kelurahan Rancamaya sebagai daerah agrowisata sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat Rancamaya. Selain itu, sertifikasi durian perlu dilakukan agar durian Rancamaya dapat diperbanyak agar tetap lestari," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6996 seconds (0.1#10.140)