Zulkieflimansyah: MoU Pendidikan dengan Malaysia Baru Langkah Awal
A
A
A
JAKARTA - Hubungan negara serumpun antara Indonesia dengan Malaysia semakin diperkuat dengan kerja sama di bidang pendidikan. Hal ini ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antarkedua negara.
MoU ini sebagai bentuk dari realisasi program beasiswa 1.000 Mahasiswa Pascasarjana terus digenjot oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) sebagai institusi yang mengelola program itu, menandatangani MoU dengan 18 Perguruan Tinggi Malaysia di Kantor Kementerian Pendidikan Malaysia di Putrajaya, Jumat (23/08/2019).
18 Kampus ternama di Malaysia yang turut mendandatangani MoU ini akan menjadi tujuan belajar para mahasiswa penerima Beasiswa NTB per September 2019. Penandatanganan ini dihadiri langsung oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Menteri Pendidikan Malaysia, Maszlee Bin Malik, serta sejumlah rektor perguruan tinggi perwakilan NTB dan Malaysia yang terlibat kesepakatan.
Gubernur Zulkieflimansyah menegaskan, kolaborasi antara Indonesia yakni NTB dengan Kementerian Pendidikan Malaysia sangat penting. Nilai dan semangat di balik kerja sama bidang pendidikan itu lebih dari sekadar demi gelar akademi semata.
"Ini adalah langkah awal tidak hanya untuk mengirimkan mahasiswa mengejar gelar akademisi semata, tapi juga bisa lebih jauh lagi untuk melakukan kerja sama riset antara perguruan tinggi di NTB dan di Malaysia," kata Zulkieflimansyah.
"Selain itu, kita juga berharap dengan mengirimkan mereka belajar ke Malaysia, ada relasi yang lebih dalam antara dua bangsa ini. Tidak hanya cerdas, tapi juga mumpuni dalam banyak aspek. Jadi kami berharap di lima atau 10 tahun mendatang, siapapun yang menjadi pemimpin Indonesia, mereka memiliki koneksi positif yang kuat dengan Malaysia," tambahnya.
Doktor Zul, sapaan akrab Gubernur NTB, juga menyatakan rasa terima kasih yang tak ternilai atas sambutan dan kesepakatan yang dijalin kali ini. Menurutnya, MoU beasiswa pendidikan itu menjadi langkah awal untuk membuka jalan kerja sama di banyak bidang lainnya.
"Kami berterima kasih kepada Pak Menteri dan para rektor serta seluruh hadirin, kami berharap anda semua juga bisa berkunjung ke Lombok, mengunjungi destinasi di daerah-daerah kami. Mungkin sebagian dari Anda sudah tahu bahwa Lombok sebagai The World Best Halal Tourism Destination, oleh karenanya saya pikir cocok dan akomodatif untuk para wisatawan muslim dari Malaysia," tutur Zul.
Kesepakatan ini mendapat sambutan positif dari Menteri Pendidikan Malaysia, YB. Dr. Maszlee Bin Malik. Dia mengutarakan, kerja sama ini memiliki makna penting sebagai upaya membangun kehidupan bersama.
"Indonesia ini abang besar bagi Malaysia. Karena besarnya demografi dan populasinya. Walau bagaimanapun kita merupakan satu keluarga. Satu rumpun. Kita senantiasa berusaha sama, membangun bersama. Melangkahkan satu langkah bersama. Saya terharu apabila bapak Gubernur Zulkieflimansyah menyebutkan tentang kita perlunya meningkatkan kesepahaman. Perlunya kita saling mengeratkan hubungan kita,” papar Dr Maszlee.
Menteri Maszlee menilai, Provinsi NTB beruntung memiliki Gubernur seperti Zulkieflimansyah, yang berinisiatif membuat program beasiswa pendidikan pascasarjana ke luar negeri, khususnya dengan Malaysia.
"NTB bertuah (beruntung) mendapatkan Gubernur seperti bapak Zulkieflimansyah. Memang apa yang dilakukan saat ini memang tidak akan nampak hasilnya sekarang. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang. Bisa jadi 10, 20 atau bahkan 50 tahun dari sekarang baru terlihat hasilnya," kata Maszlee.
Menurut menteri yang masih memiliki garis keturunan kakek dari Suku Bugis itu, kerja sama juga bisa diperluas ke pertukaran pelajar dan dosen antara dua negara.
"Maka selain daripada mengantarkan pelajar, rencananya ke depan kita supaya diadakan lebih banyak lagi kolaborasi di antara universitas-universitas di Indonesia dan Malaysia. Pertukaran pelajar, dosen, juga profesor-profesor diantara kolej-kolej (kampus) kita. Program double degree pun bisa diusulkan bersama. Kita akan perbanyak lagi," tegasnya.
Dr Maszlee juga sepakat terkait tujuan yang jauh lebih besar dari sekadar kerja sama pendidikan. Dia berharap kolaborasi ini akan menjadi titik perubahan untuk hubungan yang lebih baik lagi di masa depan.
"Di masa depan, mereka yang mengikuti program ini, akan bisa dijadikan penghubung dalam hubungan yang harmonis di antara dua negara. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan selamat maju jaya kepada semua yang terlibat. Harapan saya supaya apa yang kita lakukan ini akan senantiasa menjadi satu titik perubahan dalam sejarah hubungan baik antara Malaysia dan Indonesia," pungkas Menteri Maszlee.
Sebagaimana diketahui, hingga saat ini Program Beasiswa Pascasarjana (S2-S3) NTB ke Luar Negeri telah mengirimkan 64 mahasiswa ke kampus-kampus di luar negeri. 48 mahasiswa mengejar gelar S2 di tiga kampus di Polandia, dan 18 lainnya ke Chodang University di Korea Selatan.
MoU ini sebagai bentuk dari realisasi program beasiswa 1.000 Mahasiswa Pascasarjana terus digenjot oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) sebagai institusi yang mengelola program itu, menandatangani MoU dengan 18 Perguruan Tinggi Malaysia di Kantor Kementerian Pendidikan Malaysia di Putrajaya, Jumat (23/08/2019).
18 Kampus ternama di Malaysia yang turut mendandatangani MoU ini akan menjadi tujuan belajar para mahasiswa penerima Beasiswa NTB per September 2019. Penandatanganan ini dihadiri langsung oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Menteri Pendidikan Malaysia, Maszlee Bin Malik, serta sejumlah rektor perguruan tinggi perwakilan NTB dan Malaysia yang terlibat kesepakatan.
Gubernur Zulkieflimansyah menegaskan, kolaborasi antara Indonesia yakni NTB dengan Kementerian Pendidikan Malaysia sangat penting. Nilai dan semangat di balik kerja sama bidang pendidikan itu lebih dari sekadar demi gelar akademi semata.
"Ini adalah langkah awal tidak hanya untuk mengirimkan mahasiswa mengejar gelar akademisi semata, tapi juga bisa lebih jauh lagi untuk melakukan kerja sama riset antara perguruan tinggi di NTB dan di Malaysia," kata Zulkieflimansyah.
"Selain itu, kita juga berharap dengan mengirimkan mereka belajar ke Malaysia, ada relasi yang lebih dalam antara dua bangsa ini. Tidak hanya cerdas, tapi juga mumpuni dalam banyak aspek. Jadi kami berharap di lima atau 10 tahun mendatang, siapapun yang menjadi pemimpin Indonesia, mereka memiliki koneksi positif yang kuat dengan Malaysia," tambahnya.
Doktor Zul, sapaan akrab Gubernur NTB, juga menyatakan rasa terima kasih yang tak ternilai atas sambutan dan kesepakatan yang dijalin kali ini. Menurutnya, MoU beasiswa pendidikan itu menjadi langkah awal untuk membuka jalan kerja sama di banyak bidang lainnya.
"Kami berterima kasih kepada Pak Menteri dan para rektor serta seluruh hadirin, kami berharap anda semua juga bisa berkunjung ke Lombok, mengunjungi destinasi di daerah-daerah kami. Mungkin sebagian dari Anda sudah tahu bahwa Lombok sebagai The World Best Halal Tourism Destination, oleh karenanya saya pikir cocok dan akomodatif untuk para wisatawan muslim dari Malaysia," tutur Zul.
Kesepakatan ini mendapat sambutan positif dari Menteri Pendidikan Malaysia, YB. Dr. Maszlee Bin Malik. Dia mengutarakan, kerja sama ini memiliki makna penting sebagai upaya membangun kehidupan bersama.
"Indonesia ini abang besar bagi Malaysia. Karena besarnya demografi dan populasinya. Walau bagaimanapun kita merupakan satu keluarga. Satu rumpun. Kita senantiasa berusaha sama, membangun bersama. Melangkahkan satu langkah bersama. Saya terharu apabila bapak Gubernur Zulkieflimansyah menyebutkan tentang kita perlunya meningkatkan kesepahaman. Perlunya kita saling mengeratkan hubungan kita,” papar Dr Maszlee.
Menteri Maszlee menilai, Provinsi NTB beruntung memiliki Gubernur seperti Zulkieflimansyah, yang berinisiatif membuat program beasiswa pendidikan pascasarjana ke luar negeri, khususnya dengan Malaysia.
"NTB bertuah (beruntung) mendapatkan Gubernur seperti bapak Zulkieflimansyah. Memang apa yang dilakukan saat ini memang tidak akan nampak hasilnya sekarang. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang. Bisa jadi 10, 20 atau bahkan 50 tahun dari sekarang baru terlihat hasilnya," kata Maszlee.
Menurut menteri yang masih memiliki garis keturunan kakek dari Suku Bugis itu, kerja sama juga bisa diperluas ke pertukaran pelajar dan dosen antara dua negara.
"Maka selain daripada mengantarkan pelajar, rencananya ke depan kita supaya diadakan lebih banyak lagi kolaborasi di antara universitas-universitas di Indonesia dan Malaysia. Pertukaran pelajar, dosen, juga profesor-profesor diantara kolej-kolej (kampus) kita. Program double degree pun bisa diusulkan bersama. Kita akan perbanyak lagi," tegasnya.
Dr Maszlee juga sepakat terkait tujuan yang jauh lebih besar dari sekadar kerja sama pendidikan. Dia berharap kolaborasi ini akan menjadi titik perubahan untuk hubungan yang lebih baik lagi di masa depan.
"Di masa depan, mereka yang mengikuti program ini, akan bisa dijadikan penghubung dalam hubungan yang harmonis di antara dua negara. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan selamat maju jaya kepada semua yang terlibat. Harapan saya supaya apa yang kita lakukan ini akan senantiasa menjadi satu titik perubahan dalam sejarah hubungan baik antara Malaysia dan Indonesia," pungkas Menteri Maszlee.
Sebagaimana diketahui, hingga saat ini Program Beasiswa Pascasarjana (S2-S3) NTB ke Luar Negeri telah mengirimkan 64 mahasiswa ke kampus-kampus di luar negeri. 48 mahasiswa mengejar gelar S2 di tiga kampus di Polandia, dan 18 lainnya ke Chodang University di Korea Selatan.
(maf)