Revolusi Industri 4.0 Butuh Academic Leadership

Senin, 26 Agustus 2019 - 09:13 WIB
Revolusi Industri 4.0...
Revolusi Industri 4.0 Butuh Academic Leadership
A A A
JAKARTA - Kemenristekdikti menekankan perlunya academic leadership untuk menghadapi era industri 4.0. Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi (SDID) Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti mengatakan terdapat dua pengertian mengenai academic leader.

Pengertian pertama, yaitu leader dalam pengertian menguasai pengetahuan tertentu sehingga dia berhasil mengembangkan ilmu itu dan memiliki pengikut, bahkan pengembangan ilmunya bisa memengaruhi kebijakan dan berguna untuk masyarakat luas. Pengertian kedua, academic leader diartikan sebagai seseorang yang menjadi pemimpin di sebuah institusi akademik.

Ali Ghufron juga menjelaskan hal tersebut dalam istilah di Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) merupakan seorang dosen dengan tugas tambahan, namun harus visioner, inspiratif, dan segala macamnya. Kemudian, peraih gelar honoris causa dari Coventry University ini menjelaskan, pengembangan karakter menjadi begitu penting di era ini.

“Di Kemenristekdikti mem bangun sebuah rencana strategis tidak cukup dengan membangun perguruan tinggi sebagai agent of education, agent of riset , agent of culture, agent of economic development, tapi juga agent of culture development atau mengembangkan karakter,” katanya di Jakarta, kemarin.

Rektor Institut Teknologi Bandung Kadarsah Suryadi mengatakan, dalam proses mengoptimalkan pendidikan karakter, Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) Kemenristekdikti telah membangun berbagai macam program, termasuk program mengenai World Class Professor dan Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD).

Senada dengan Ghufron, Kadarsah Suryadi menga takan, menjadi leader harus memiliki visi. Visi tersebut pun harus memiliki bentuk yang jelas sehingga bisa dimengerti dan diimplementasikan oleh seluruh sumber daya di perguruan tinggi tersebut.

Tidak hanya itu, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) ini juga men jelaskan bahwa World Class Research tidak hanya tentang penelitian tingkat dunia. Namun, bisa diartikan sebagai penelitian yang dapat menyelesaikan permasalahan lokal, tetapi hasil dan metodologinya diakui dunia.

Ketua Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) ini juga mengatakan, semakin berkembangnya ilmu pengetahuan suatu bangsa, maka dam paknya adalah bangsa tersebut akan dihormati bangsa lain. (Neneng Zubaidah)
(nfl)
Berita Terkait
Mantan Menristekdikti...
Mantan Menristekdikti Mohamad Nasir: Anggaran Pendidikan Tinggi Sangat Rendah
Wamendikti Ajak Perguruan...
Wamendikti Ajak Perguruan Tinggi untuk Inovatif dan Adaptif Hadapi Perubahan Zaman
Indonesia-Turki coba...
Indonesia-Turki coba Kerja Sama di Bidang Penerbangan dan Antariksa
Menristek Sampaikan...
Menristek Sampaikan Fokus Prioritas Riset Nasional pada Rakornas PRN
25 Peneliti Ikut Pelatihan...
25 Peneliti Ikut Pelatihan dan Sertifikasi Peneliti Kuantitatif Internasional
Anugerah Diktiristek...
Anugerah Diktiristek 2022, Apresiasi untuk Pemangku Kepentingan Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi
Berita Terkini
Pendaftaran Beasiswa...
Pendaftaran Beasiswa BCA 2026 Dibuka, Kuliah Gratis, Uang Saku, Kesempatan Kerja
1 jam yang lalu
MNC University Jajaki...
MNC University Jajaki Peluang Kerja Sama dengan LP3I
2 jam yang lalu
Wamen Stella Apresiasi...
Wamen Stella Apresiasi Visi Riset Unika Atma Jaya dalam Perkuat Pendidikan Tinggi Indonesia
2 jam yang lalu
PIP 2025 Sudah Diumumkan...
PIP 2025 Sudah Diumumkan Cair, Tapi Kok Belum Masuk? Ini 5 Alasan Belum Diterima
3 jam yang lalu
Efisien dan Tepat Sasaran:...
Efisien dan Tepat Sasaran: Mekanisme Tunjangan Langsung ke Rekening, Banjir Pujian Para Guru
3 jam yang lalu
7 Dokter Spesialis Paling...
7 Dokter Spesialis Paling Dibutuhkan Masyarakat, Bisa Jadi Pilihan Mahasiswa Kedokteran
6 jam yang lalu
Infografis
Indonesia Butuh Rp47.587,3...
Indonesia Butuh Rp47.587,3 Triliun untuk Pertumbuhan Ekonomi 8%
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved