UNAS Menuju Smart Campus
A
A
A
JAKARTA - Pada Minggu, (22/9/2019) lalu, Universitas Nasional (UNAS) berhasil mewisuda 1.110 lulusan dari berbagai jenjang dan program studi. Menariknya, selain wisudawan asal Indonesia, UNAS juga turut mewisuda 25 wisudawan asing asal Tiongkok dari berbagai program studi dan jenjang.
Mereka berasal dari Guangxi University of Nationalities, Tiongkok, China yang melanjutkan kuliah di Universitas Nasional atas program kerja sama antara kedua perguruan tinggi.
Terkait hal ini Rektor Unas El Amry Bermawi Putera menyampaikan, ini wujud bahwa Unas mendapat apresiasi dari masyarakat hingga Internasional. Hal ini meningkatkan semangat Unas untuk terus memberikan pelayanan serta meningkatkan mutu.
"Persaingan di luar sangat ketat. Di era revolusi industry 4.0,yang memenangkan persaingan adalah yang cepat dan menguasai teknologi informasi. Oleh karena itu, kita memberi berbagai layanan mahasiswa dengan berbasis online,"ungkapnya.
Rektor menyebutkan tata kelola Universitas Nasional saat ini sudah mencapai 80 % berbasis online, 20 % sisanya sedang dalam proses pengerjaan dengan target capaian pada tahun akademik 2019/2020. "Dengan kata lain pada titik itu, Universitas Nasional akan menjadi kampus yang berkategori cyber university atau smart campus,’’ papar El Amry.
Tata kelola berbasis online ini, lanjut Rektor, tidak hanya dalam aktifitas perkuliahan melalui atau dalam Learning Management System, namun pembelajaran dan penelitian dengan berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Wisuda kali ini menghadirkan Menteri Ristek, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof M. Nasir, sebagai keynote speaker untuk memberikan orasi ilmiah dan pembekalan kepada para wisudawan dengan tema ‘’Roadmap Pengembangan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia’’.
Menristek menyampaikan Perguruan tinggi menjadi salah satu penentu serta berperan besar dalam menghadapi era industri 4.0. Pasalnya negara yang menang untuk saat ini adalah negara yang telah memiliki teknologi informasi yang mumpuni.
Oleh karena itu, ia terus mendorong agar perguruan tinggi mengambil peran. salah satunya adalah meningkatkan mutu perguruan tinggi. Namun terkait mutu perguruan tinggi Indonesia baik PTS ataupun PTN dinilai belum maksimal. "Dari 4700 perguruan tinggi di Indonesia hanya 2 yang masuk top dunia. Itupun masih di rangking 300-an. ini berbeda sekali dengan PT dari negara tetangga yakni NTU Singapura, berhasil bertengger di urutan 11 dunia,"ungkapnya.
Untuk mempercepat posisi Indonesia agar lebih baik, pihaknya mendorong PT Indonesia baik PTS maupun PTS dapat berkolaborasi dengan perguruan tinggi asing. "Saat ini yang harus kita pikirkan bagaimana caranya dapat membangun PT secara bersama-sama. Jangan berpikir asing dan aseng, yang penting adalah membangun dengan cara kolaborasi," ungkapnya.
Mereka berasal dari Guangxi University of Nationalities, Tiongkok, China yang melanjutkan kuliah di Universitas Nasional atas program kerja sama antara kedua perguruan tinggi.
Terkait hal ini Rektor Unas El Amry Bermawi Putera menyampaikan, ini wujud bahwa Unas mendapat apresiasi dari masyarakat hingga Internasional. Hal ini meningkatkan semangat Unas untuk terus memberikan pelayanan serta meningkatkan mutu.
"Persaingan di luar sangat ketat. Di era revolusi industry 4.0,yang memenangkan persaingan adalah yang cepat dan menguasai teknologi informasi. Oleh karena itu, kita memberi berbagai layanan mahasiswa dengan berbasis online,"ungkapnya.
Rektor menyebutkan tata kelola Universitas Nasional saat ini sudah mencapai 80 % berbasis online, 20 % sisanya sedang dalam proses pengerjaan dengan target capaian pada tahun akademik 2019/2020. "Dengan kata lain pada titik itu, Universitas Nasional akan menjadi kampus yang berkategori cyber university atau smart campus,’’ papar El Amry.
Tata kelola berbasis online ini, lanjut Rektor, tidak hanya dalam aktifitas perkuliahan melalui atau dalam Learning Management System, namun pembelajaran dan penelitian dengan berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Wisuda kali ini menghadirkan Menteri Ristek, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof M. Nasir, sebagai keynote speaker untuk memberikan orasi ilmiah dan pembekalan kepada para wisudawan dengan tema ‘’Roadmap Pengembangan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia’’.
Menristek menyampaikan Perguruan tinggi menjadi salah satu penentu serta berperan besar dalam menghadapi era industri 4.0. Pasalnya negara yang menang untuk saat ini adalah negara yang telah memiliki teknologi informasi yang mumpuni.
Oleh karena itu, ia terus mendorong agar perguruan tinggi mengambil peran. salah satunya adalah meningkatkan mutu perguruan tinggi. Namun terkait mutu perguruan tinggi Indonesia baik PTS ataupun PTN dinilai belum maksimal. "Dari 4700 perguruan tinggi di Indonesia hanya 2 yang masuk top dunia. Itupun masih di rangking 300-an. ini berbeda sekali dengan PT dari negara tetangga yakni NTU Singapura, berhasil bertengger di urutan 11 dunia,"ungkapnya.
Untuk mempercepat posisi Indonesia agar lebih baik, pihaknya mendorong PT Indonesia baik PTS maupun PTS dapat berkolaborasi dengan perguruan tinggi asing. "Saat ini yang harus kita pikirkan bagaimana caranya dapat membangun PT secara bersama-sama. Jangan berpikir asing dan aseng, yang penting adalah membangun dengan cara kolaborasi," ungkapnya.
(atk)