Kurangi Risiko Penularan Corona, Mahasiswa UNS Ciptakan Disinfection Chamber
A
A
A
JAKARTA - Wabah virus corona atau COVID-19 yang terus memakan korban di Indonesia, memotivasi sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta untuk membuat sebuah alat bernama Disinfection Chamber. Alat ini bertujuan untuk mengurangi risiko penularan corona
Beberapa mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan Disinfection Chamber adalah Ilham Wahyu Kuncoro yang merupakan mahasiswa lulusan Program Pendidikan (Prodi) Pendidikan Teknik Mesin (PTM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) angkatan 2015.
(Baca juga: UNS Prediksi Pertengahan Mei Puncak Infeksi COVID-19 di Indonesia)
Kemudian Kukuh Mukti Wibowo lulusan Prodi PTM angkatan 2014 yang saat ini melanjutkan studi S2 di Teknik Mesin UNS, Atang mahasiswa Prodi PTM angkatan 2016, dan Miftahul Maarif yang merupakan mahasiswa lulusan S2 Fisika tahun 2019.
Keempat mahasiswa ini dibimbing oleh Dr Eng Nugroho Agung Pambudi. Kukuh mengaku, alat ini dapat digunakan bagi masyarakat yang tidak bisa melakukan pekerjaan dari rumah. "Tujuan alat ini diciptakan adalah mengurangi resiko penularan Covid-19, di mana beberapa warga yang beraktivitas di luar sehingga tidak bisa melakukan work from home," kata Kukuh, Jumat (27/3/2020).
"Alat ini akan menyemprotkan disinfektan keseluruh tubuh atau pakaian, harapannya dapat membunuh kuman atau virus yang menempel pada tubuh atau pakaian. Jadi, alat ini sebagai pelengkap pencegahan," tambahnya.
Proses pembuatan disinfection chamber ini memakan waktu 4 hari. Alat ini dibuat dengan sesederhana dan semurah mungkin. Juga, dibentuk modular sehingga mudah dipasang dan diaplikasikan di berbagai tempat. Untuk proses produksi selanjutnya akan dibuat sesuai pesanan yang ada.
Untuk penjualan disinfection chamber ini rencana akan dipatok harga dengan kisaran Rp1.500.000,00. Saat ini, Kukuh dan teman-temannya dapat memproduksi 2 alat per hari.
Dia menjelaskan, bersama teman-temannya berinisiatif membuat disinfection chamber untuk ikut andil mengambil peran dalam penanggulangan penyebaran COVID-19, mengingat kota Surakarta dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) COVID-19.
"Sebenarnya alat ini sudah dibuat di beberapa daerah, seperti yang ada di Surabaya, Jakarta dan beberapa daerah. Kami sebagai mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin memiliki inisiatif untuk ikut membuat sebagai penanggulangan penyebaran virus corona," jelasnya.
"Ide awal kami terinspirasi dari negara Vietnam yang memiliki alat tersebut di beberapa ruas jalan raya di negara tersebut. Mengingat kasus Corona di Solo sudah meningkat dan Solo menjadi daerah red zone," papar Kukuh.
Keunggulan disinfection chamber yang berhasil mereka buat adalah murah dan mudah dalam proses produksi sehingga masyarakat umum pun dapat membuat alat ini.
"Keunggulan prototipe pertama ini adalah murah dan mudah diproduksi, dan mudah dalam perakitannya, sehingga masyarakat umum juga bisa membuatnya dengan mudah," terang Kukuh.
Kukuh berharap, agar alat yang telah mereka buat dapat bermanfaat secara luas dan memutus penyebaran corona. Untuk pendistribusian disinfection chamber, sementara ini prototipe yang sudah jadi akan diletakkan di kampus UNS Pabelan.
Selain itu menurut dia, rencananya mereka akan memberikan buku panduan atau pun poster pembuatan ke masyarakat secara luas. "Semoga alat ini bisa memutus virus corona dan bisa dimanfaatkan khalayak banyak," harap Kukuh.
Beberapa mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan Disinfection Chamber adalah Ilham Wahyu Kuncoro yang merupakan mahasiswa lulusan Program Pendidikan (Prodi) Pendidikan Teknik Mesin (PTM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) angkatan 2015.
(Baca juga: UNS Prediksi Pertengahan Mei Puncak Infeksi COVID-19 di Indonesia)
Kemudian Kukuh Mukti Wibowo lulusan Prodi PTM angkatan 2014 yang saat ini melanjutkan studi S2 di Teknik Mesin UNS, Atang mahasiswa Prodi PTM angkatan 2016, dan Miftahul Maarif yang merupakan mahasiswa lulusan S2 Fisika tahun 2019.
Keempat mahasiswa ini dibimbing oleh Dr Eng Nugroho Agung Pambudi. Kukuh mengaku, alat ini dapat digunakan bagi masyarakat yang tidak bisa melakukan pekerjaan dari rumah. "Tujuan alat ini diciptakan adalah mengurangi resiko penularan Covid-19, di mana beberapa warga yang beraktivitas di luar sehingga tidak bisa melakukan work from home," kata Kukuh, Jumat (27/3/2020).
"Alat ini akan menyemprotkan disinfektan keseluruh tubuh atau pakaian, harapannya dapat membunuh kuman atau virus yang menempel pada tubuh atau pakaian. Jadi, alat ini sebagai pelengkap pencegahan," tambahnya.
Proses pembuatan disinfection chamber ini memakan waktu 4 hari. Alat ini dibuat dengan sesederhana dan semurah mungkin. Juga, dibentuk modular sehingga mudah dipasang dan diaplikasikan di berbagai tempat. Untuk proses produksi selanjutnya akan dibuat sesuai pesanan yang ada.
Untuk penjualan disinfection chamber ini rencana akan dipatok harga dengan kisaran Rp1.500.000,00. Saat ini, Kukuh dan teman-temannya dapat memproduksi 2 alat per hari.
Dia menjelaskan, bersama teman-temannya berinisiatif membuat disinfection chamber untuk ikut andil mengambil peran dalam penanggulangan penyebaran COVID-19, mengingat kota Surakarta dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) COVID-19.
"Sebenarnya alat ini sudah dibuat di beberapa daerah, seperti yang ada di Surabaya, Jakarta dan beberapa daerah. Kami sebagai mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin memiliki inisiatif untuk ikut membuat sebagai penanggulangan penyebaran virus corona," jelasnya.
"Ide awal kami terinspirasi dari negara Vietnam yang memiliki alat tersebut di beberapa ruas jalan raya di negara tersebut. Mengingat kasus Corona di Solo sudah meningkat dan Solo menjadi daerah red zone," papar Kukuh.
Keunggulan disinfection chamber yang berhasil mereka buat adalah murah dan mudah dalam proses produksi sehingga masyarakat umum pun dapat membuat alat ini.
"Keunggulan prototipe pertama ini adalah murah dan mudah diproduksi, dan mudah dalam perakitannya, sehingga masyarakat umum juga bisa membuatnya dengan mudah," terang Kukuh.
Kukuh berharap, agar alat yang telah mereka buat dapat bermanfaat secara luas dan memutus penyebaran corona. Untuk pendistribusian disinfection chamber, sementara ini prototipe yang sudah jadi akan diletakkan di kampus UNS Pabelan.
Selain itu menurut dia, rencananya mereka akan memberikan buku panduan atau pun poster pembuatan ke masyarakat secara luas. "Semoga alat ini bisa memutus virus corona dan bisa dimanfaatkan khalayak banyak," harap Kukuh.
(maf)