5 potensi kecerdasan anak yang patut dikembangkan
A
A
A
Sindonews.com - Diperlukan lima potensi kecerdasan bagi anak untuk menghadapi dunia dewasa yang penuh tantangan. Untuk mengembangkan potensi ini, perlu komunikasi yang baik antara orangtua dan anak.
Pakar Pendidikan Nasional Arief Rachman mengatakan, ada lima potensi kecerdasan yang harus dikembangkan pada diri anak. Pertama, potensi spiritual yang mampu menghadirkan keimanan dalam setiap aktivitas, kegemaran berbuat untuk Tuhan, disiplin beribadah, sabar berupaya dan bersyukur.
Sedangkan potensi kedua ialah, potensi akal yang meliputi kemampuan berhitung, verbal, spasial, kemampuan membedakan dan membuat daftar prioritas.
“Potensi ketiga, potensi jasmani yang mencakup sehat secara medis, tahan cuaca dan bekerja keras. Potensi keempat ialah, perasaan yakni pengendalian emosi, mengerti perasaan orang lain, senang bekerja sama," kata Arief Rachman di SMA Labschool, Jakarta, Rabu (30/4/2014).
"Menunda kepuasaan sesaat dan berkepribadian stabil. Sedangkan potensi terakhir ialah sosial seperti senang berkomunikasi, menolong, berteman, membuat orang lain senang dan bekerjasama. Jika anak mempunyai kelima potensi ini maka dia akan mampu menjawab tantangan,” imbuhnya.
Mantan Kepala Sekolah SMA Labschool Rawamangun ini menjelaskan, dunia anak adalah masalah kompleks yang memerlukan pola asuh sehat. Sayangnya banyak perilaku orang tua yang otoriter seperti paling tahu dan berkuasa, memerintah, selalu menyalahkan dan emosional.
"Hal ini berbanding terbalik dengan watak anak yang merasa kurang tahu, tidak berdaya, takut salah, temperamen dan menerima saja. Hal tersebut akan berdampak pada anak untuk sulit mengaktualisasikan diri, tidak berprestasi, berkepedulian rendah, mudah terpengaruh dan mendahulukan emosi untuk menyelesaikan masalah," ungkapnya.
Pakar Pendidikan Nasional Arief Rachman mengatakan, ada lima potensi kecerdasan yang harus dikembangkan pada diri anak. Pertama, potensi spiritual yang mampu menghadirkan keimanan dalam setiap aktivitas, kegemaran berbuat untuk Tuhan, disiplin beribadah, sabar berupaya dan bersyukur.
Sedangkan potensi kedua ialah, potensi akal yang meliputi kemampuan berhitung, verbal, spasial, kemampuan membedakan dan membuat daftar prioritas.
“Potensi ketiga, potensi jasmani yang mencakup sehat secara medis, tahan cuaca dan bekerja keras. Potensi keempat ialah, perasaan yakni pengendalian emosi, mengerti perasaan orang lain, senang bekerja sama," kata Arief Rachman di SMA Labschool, Jakarta, Rabu (30/4/2014).
"Menunda kepuasaan sesaat dan berkepribadian stabil. Sedangkan potensi terakhir ialah sosial seperti senang berkomunikasi, menolong, berteman, membuat orang lain senang dan bekerjasama. Jika anak mempunyai kelima potensi ini maka dia akan mampu menjawab tantangan,” imbuhnya.
Mantan Kepala Sekolah SMA Labschool Rawamangun ini menjelaskan, dunia anak adalah masalah kompleks yang memerlukan pola asuh sehat. Sayangnya banyak perilaku orang tua yang otoriter seperti paling tahu dan berkuasa, memerintah, selalu menyalahkan dan emosional.
"Hal ini berbanding terbalik dengan watak anak yang merasa kurang tahu, tidak berdaya, takut salah, temperamen dan menerima saja. Hal tersebut akan berdampak pada anak untuk sulit mengaktualisasikan diri, tidak berprestasi, berkepedulian rendah, mudah terpengaruh dan mendahulukan emosi untuk menyelesaikan masalah," ungkapnya.
(maf)