SNMPTN Diklaim Lebih Efektif dari Seleksi Jalur Lain
Senin, 26 Mei 2014 - 20:34 WIB

SNMPTN Diklaim Lebih Efektif dari Seleksi Jalur Lain
A
A
A
JAKARTA - Proses penerimaan mahasiawa baru jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dinilai lebih efektif daripada seleksi penerimaan mahasiwa melalui jalur lainnya.
Hal tersebut seperti dikatakan Ketua Forum Rektor Indonesia Herry Suhardiyanto dalam konferensi pers hasil SNMPTN 2014 di Aula Utama Dikti, Komplek Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Senini (26/5/2014).
Ia mengatakan, ada tiga hal menjadi pertimbangan kenapa SNMPTN dinilainya lebih efektif. Dalam SNMPTN, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akan memperhatikan, pertama, indeks sekolah yang telah diatur sesuai standar nasional.
Hal tersebut menyangkut akreditasi sekolah, persentase antara siswa (dari sekolah bersangkutan) yang mendaftar dan diterima SBMPTN, nilai rata-rata siswa dalam SBMPTN, serta Indek Prestasi Kumulatif (IPK) kakak kelas yang telah masuk PTN.
Kedua, evaluasi rapor dan prestasi akademik lainnya. "Saya melihat seleksi berkas nilai rapor itu lebih baik dari ujian tertulis," ujar Herry.
Menurutnya, siswa dengan nilai rapor tinggi terbukti akan mendapatkan IPK yang tinggi pula ketika mengikuti perkuliahan nanti. Pria yang juga menjadi rektor Institut Pertanian Bogor ini mengaku pihaknya telah menerapkan model penilaian evaluasi rapor sejak 36 tahun lalu.
"Asumsinya, pihak sekolah selalu konsisten dalam memberikan nilai rapor dan siswa dengan nilai rapor baik, dapat dipastikan ia rajin belajar. Kalau tidak konsisten, sekolah yang akan rugi dan malu," ujarnya.
Ketiga, kelulusan Ujian Nasional (UN) dan nilai murni UN. Herry menambahkan, ketiga hal yang menjadi pertimbangan dalam seleksi tersebut selanjutnya diolah sesuai kebijakan PTN masing-masing.
"Kombinasi bobot nilai dalam seleksi antara PTN satu dengan lainnya tidak sama. Bervariasi," pungkasnya.
Hal tersebut seperti dikatakan Ketua Forum Rektor Indonesia Herry Suhardiyanto dalam konferensi pers hasil SNMPTN 2014 di Aula Utama Dikti, Komplek Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Senini (26/5/2014).
Ia mengatakan, ada tiga hal menjadi pertimbangan kenapa SNMPTN dinilainya lebih efektif. Dalam SNMPTN, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akan memperhatikan, pertama, indeks sekolah yang telah diatur sesuai standar nasional.
Hal tersebut menyangkut akreditasi sekolah, persentase antara siswa (dari sekolah bersangkutan) yang mendaftar dan diterima SBMPTN, nilai rata-rata siswa dalam SBMPTN, serta Indek Prestasi Kumulatif (IPK) kakak kelas yang telah masuk PTN.
Kedua, evaluasi rapor dan prestasi akademik lainnya. "Saya melihat seleksi berkas nilai rapor itu lebih baik dari ujian tertulis," ujar Herry.
Menurutnya, siswa dengan nilai rapor tinggi terbukti akan mendapatkan IPK yang tinggi pula ketika mengikuti perkuliahan nanti. Pria yang juga menjadi rektor Institut Pertanian Bogor ini mengaku pihaknya telah menerapkan model penilaian evaluasi rapor sejak 36 tahun lalu.
"Asumsinya, pihak sekolah selalu konsisten dalam memberikan nilai rapor dan siswa dengan nilai rapor baik, dapat dipastikan ia rajin belajar. Kalau tidak konsisten, sekolah yang akan rugi dan malu," ujarnya.
Ketiga, kelulusan Ujian Nasional (UN) dan nilai murni UN. Herry menambahkan, ketiga hal yang menjadi pertimbangan dalam seleksi tersebut selanjutnya diolah sesuai kebijakan PTN masing-masing.
"Kombinasi bobot nilai dalam seleksi antara PTN satu dengan lainnya tidak sama. Bervariasi," pungkasnya.
(kri)