PGRI Nilai Karena Perbedaan Proses Penilaian

Selasa, 23 September 2014 - 14:25 WIB
PGRI Nilai Karena Perbedaan...
PGRI Nilai Karena Perbedaan Proses Penilaian
A A A
JAKARTA - Polemik PR matematika yang diberi nilai 20 dinilai karena adanya perbedaan asumsi dan proses penilaian yang diterapkan oleh guru.

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo mengatakan, meskipun jawaban yang diberikan murid dalam latihan soal tersebut benar, namun proses dalam mendapatkan jawaban diasumsikan dapat diperoleh dari manapun.

"Kasus ini mungkin terjadi karena perbedaan dalam proses penilaian. Si guru dapat menitikberatkan nilai akhir bisa diperoleh dari manapun," kata Sulistiyo saat dihubungi Sindonews, Selasa (23/9/2014).

Menurut Sulistiyo, jika ada guru yang lebih menitikberatkan proses pengerjaan, maka yang akan dilihat dan dijadikan pertimbangan dalam memberi nilai adalah prosesnya.

"Kan bisa saja, hasil akhir itu diperoleh dari bisikan teman. Dan bisa juga hasil akhir itu diperoleh dari proses pergulatan si murid. Jika memang itu diperoleh dari proses pergulatan, saya kira, para orangtua juga akan menghargainya," kata Sulistiyo.

Dalam kasus ini, lanjut Sulistiyo, dirinya belum melihat unsur kesengajaan dari pihak guru dalam memberikan nilai matematika yang rendah terhadap murid.

"Saya belum melihat unsur kesengajaan guru. Jika ada, ini akan sangat disesalkan," kata dia.

Diketahui, akun media sosial atas nama Muhammad Erfas Maulana menjadi buah bibir dan menghebohkan forum dunia maya. Penyebabnya, dia mengunggah pekerjaan rumah (PR) matematika adiknya yang diberi nilai 20 oleh gurunya meski semua jawabannya benar.

Sang guru menyalahkan hampir semua jawaban PR anak kelas 2 SD itu, karena konsep atau cara pengerjaannya berbeda dengan cara guru tersebut. Para pengguna Facebook pun ramai memperbincangkan masalah itu.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4791 seconds (0.1#10.140)