Hary Tanoesoedibjo: Kita Belum Merdeka!

Kamis, 11 Desember 2014 - 15:53 WIB
Hary Tanoesoedibjo:...
Hary Tanoesoedibjo: Kita Belum Merdeka!
A A A
JAKARTA - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) menjadi pembicara dalam seminar nasional yang diselenggarakan Telkom University (TU). Seminar digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Fakultas Teknik TU.

Mengusung tema 'Pemuda Kreatif Pahlawan Bangsa di Era Global', HT menyampaikan bila peranan mahasiswa di era globalisasi ini dapat menjadi pembangkit pertumbuhan bangsa Indonesia. Hanya saja kata HT, dalam hal ini perlu dukungan dari berbagai pihak, tidak terkecuali pemerintahnya.

“Namun di sini harus ada peranan pemerintah. Di mana pemerintah punya tugas melindungi, mensejahterakan, mendidik masyarakat, dan pemerintah juga harus ambil bagian ketertiban dunia,” papar HT, Kamis (11/12/2014).

Dalam seminar yang diikuti ratusan mahasiswa, rekorat, dan beberapa dosen TU, HT juga menjelaskan kondisi Indonesia saat ini. Di mana kata HT, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Salah satu penyebabnya, saat ini masyarakat Indonesia masih menikmati produk-produk impor.

Keadaan tersebut tentu saja menjadi ironi, di tengah kekayaan sumber daya dan manusia yang dimilik Indonesia. “Secara tertulis, betul kita sudah merdeka. Tapi kalau boleh jujur, kita belum merdeka. Karena dari apa yang kita makan saja, kita masih impor. Kalau dulu, kita hanya impor barang mewah, tapi sekarang bahan pokok beras pun kita impor,” jelasnya.

Dengan kondisi seperti ini ungkap HT, tentu saja menjadi kondisi yang rawan. Sebab, bila terus-menerus kita mengonsumsi produk impor, mau tidak mau Indonesia harus bisa berkompromi dengan bangsa lain.

“Bagi satu tatanan kedaulatan, jika saya gabungkan agak rawan. Rawannya apa? Mau tidak mau kita harus bisa berkompromi dengan bangsa lain,” paparnya.

Oleh karena itu, HT mengajak seluruh mahasiswa yang hadir pada seminar khususnya, supaya ke depan bisa membenahi keadaan ini. Apalagi mengingat status Indonesia sebagai negara dengan penduduk keempat terbesar di dunia.

"Negara kita merupakan negara keempat di dunia yang penduduknya banyak, ini harus bisa kembangkan, kita juga negara maritim,” tukasnya.
(hyk)
Berita Terkait
Paradoks Pendidikan...
Paradoks Pendidikan Tinggi
Pengalaman 36 Tahun,...
Pengalaman 36 Tahun, Universitas Terbuka Ingin Bantu PT Lain
Kualitas Universitas...
Kualitas Universitas Oxford Tak Terkalahkan di Dunia
iSB Sediakan Jurusan...
iSB Sediakan Jurusan Akuntansi Internasional, Ini Sejumlah Keunggulannya
16 Lembaga Layanan Pendidikan...
16 Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Indonesia, Ini Daftar dan Kontaknya
100 Program Studi Vokasi...
100 Program Studi Vokasi Akan Dipadukan dengan Dunia Industri dan Kerja
Berita Terkini
Biaya Kuliah Kedokteran...
Biaya Kuliah Kedokteran di 5 PTN Pulau Sumatera Jalur Mandiri 2025: Unand, Unsri, USK, USU, dan Unri
2 jam yang lalu
Profil Pendidikan Ray...
Profil Pendidikan Ray Sahetapy, Aktor Legendaris Indonesia
5 jam yang lalu
FKH Unair Masuk 100...
FKH Unair Masuk 100 Besar Dunia di QS WUR 2025: Satu-Satunya di Indonesia!
7 jam yang lalu
7 Perguruan Tinggi di...
7 Perguruan Tinggi di Indonesia yang Punya Hutan Kampus, Luasnya Berhektare-hektare
8 jam yang lalu
Riwayat Pendidikan Maxime...
Riwayat Pendidikan Maxime Bouttier, Aktor Tampan yang Baru Melamar Luna Maya
1 hari yang lalu
Bestie, Ini 10 Ucapan...
Bestie, Ini 10 Ucapan Lebaran Hari Raya Idulfitri 2025 untuk Teman Kuliah
1 hari yang lalu
Infografis
Wilayahnya Berdekatan,...
Wilayahnya Berdekatan, Negara-negara Ini Belum Serang Israel di 2024
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved