Hary Tanoesoedibjo: Kita Belum Merdeka!
A
A
A
JAKARTA - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) menjadi pembicara dalam seminar nasional yang diselenggarakan Telkom University (TU). Seminar digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Fakultas Teknik TU.
Mengusung tema 'Pemuda Kreatif Pahlawan Bangsa di Era Global', HT menyampaikan bila peranan mahasiswa di era globalisasi ini dapat menjadi pembangkit pertumbuhan bangsa Indonesia. Hanya saja kata HT, dalam hal ini perlu dukungan dari berbagai pihak, tidak terkecuali pemerintahnya.
“Namun di sini harus ada peranan pemerintah. Di mana pemerintah punya tugas melindungi, mensejahterakan, mendidik masyarakat, dan pemerintah juga harus ambil bagian ketertiban dunia,” papar HT, Kamis (11/12/2014).
Dalam seminar yang diikuti ratusan mahasiswa, rekorat, dan beberapa dosen TU, HT juga menjelaskan kondisi Indonesia saat ini. Di mana kata HT, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Salah satu penyebabnya, saat ini masyarakat Indonesia masih menikmati produk-produk impor.
Keadaan tersebut tentu saja menjadi ironi, di tengah kekayaan sumber daya dan manusia yang dimilik Indonesia. “Secara tertulis, betul kita sudah merdeka. Tapi kalau boleh jujur, kita belum merdeka. Karena dari apa yang kita makan saja, kita masih impor. Kalau dulu, kita hanya impor barang mewah, tapi sekarang bahan pokok beras pun kita impor,” jelasnya.
Dengan kondisi seperti ini ungkap HT, tentu saja menjadi kondisi yang rawan. Sebab, bila terus-menerus kita mengonsumsi produk impor, mau tidak mau Indonesia harus bisa berkompromi dengan bangsa lain.
“Bagi satu tatanan kedaulatan, jika saya gabungkan agak rawan. Rawannya apa? Mau tidak mau kita harus bisa berkompromi dengan bangsa lain,” paparnya.
Oleh karena itu, HT mengajak seluruh mahasiswa yang hadir pada seminar khususnya, supaya ke depan bisa membenahi keadaan ini. Apalagi mengingat status Indonesia sebagai negara dengan penduduk keempat terbesar di dunia.
"Negara kita merupakan negara keempat di dunia yang penduduknya banyak, ini harus bisa kembangkan, kita juga negara maritim,” tukasnya.
Mengusung tema 'Pemuda Kreatif Pahlawan Bangsa di Era Global', HT menyampaikan bila peranan mahasiswa di era globalisasi ini dapat menjadi pembangkit pertumbuhan bangsa Indonesia. Hanya saja kata HT, dalam hal ini perlu dukungan dari berbagai pihak, tidak terkecuali pemerintahnya.
“Namun di sini harus ada peranan pemerintah. Di mana pemerintah punya tugas melindungi, mensejahterakan, mendidik masyarakat, dan pemerintah juga harus ambil bagian ketertiban dunia,” papar HT, Kamis (11/12/2014).
Dalam seminar yang diikuti ratusan mahasiswa, rekorat, dan beberapa dosen TU, HT juga menjelaskan kondisi Indonesia saat ini. Di mana kata HT, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Salah satu penyebabnya, saat ini masyarakat Indonesia masih menikmati produk-produk impor.
Keadaan tersebut tentu saja menjadi ironi, di tengah kekayaan sumber daya dan manusia yang dimilik Indonesia. “Secara tertulis, betul kita sudah merdeka. Tapi kalau boleh jujur, kita belum merdeka. Karena dari apa yang kita makan saja, kita masih impor. Kalau dulu, kita hanya impor barang mewah, tapi sekarang bahan pokok beras pun kita impor,” jelasnya.
Dengan kondisi seperti ini ungkap HT, tentu saja menjadi kondisi yang rawan. Sebab, bila terus-menerus kita mengonsumsi produk impor, mau tidak mau Indonesia harus bisa berkompromi dengan bangsa lain.
“Bagi satu tatanan kedaulatan, jika saya gabungkan agak rawan. Rawannya apa? Mau tidak mau kita harus bisa berkompromi dengan bangsa lain,” paparnya.
Oleh karena itu, HT mengajak seluruh mahasiswa yang hadir pada seminar khususnya, supaya ke depan bisa membenahi keadaan ini. Apalagi mengingat status Indonesia sebagai negara dengan penduduk keempat terbesar di dunia.
"Negara kita merupakan negara keempat di dunia yang penduduknya banyak, ini harus bisa kembangkan, kita juga negara maritim,” tukasnya.
(hyk)