SNMPTN yang Ramah bagi Difabel

Selasa, 10 Februari 2015 - 15:16 WIB
SNMPTN yang Ramah bagi Difabel
SNMPTN yang Ramah bagi Difabel
A A A
PANITIA penyelenggara Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2015 diharapkan memberikan kesetaraan kesempatan dan peluang yang sama kepada kaum penyandang difabel. Kesetaraan mengakses pendidikan sejalan dengan UU No 19 tahun 2011 yang meratifikasi hak-hak penyandang difabel.

Demikian antara lain yang mengemuka dalam diskusi sosialisasi kebijakan seleksi SNMPTN 2015, yang digelar Sindonews di auditorium Gedung Sindo, Jakarta, Senin 9 Februari.

Direktur Eksekutif Yayasan Mitra Netra, Bambang Basuki, mengemukakan selama ini kaum difabel kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif dalam banyak segi kehidupan sosial. “Mereka dianggap tidak mampu melakukan pekerjaan yang dilakukan orang normal. Ini pandangan keliru atau sok tahu,” ujar Bambang yang juga seorang penyandang tunanetra.

Perlakukan diskriminasi jangan sampai terjadi dalam penyelenggaran SNMPTN. Ketua Umum Panitia Nasional SNMPTN-SBMPTN 2015 Prof Rochmat Wahab memastikan pihaknya akan memperhatikan penyandang difabilitas. “Kami akan melibatkan penyandang difabilitas seperti Pak Bambang dalam menyusun persyaratan teknis SNMPTN,” ujar Rochmat yang juga Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

Panitia akan menyiapkan pembimbing khusus bagi penyandang difabel untuk membacakan soal atau memberi waktu yang lebih panjang mengingat cara membaca braile bagi penyandang tunanetra membutuhkan waktu lebih lama dibanding orang normal.

Sementara itu Sekretaris SNMPTN 2015 Werry Darta Taifur menjelaskan, kriteria peserta yang dapat lolos mengikuti SNMPTN tidak hanya berdasarkan nilai ujian di sekolah, tapi prestasi lain semisal hafiz Quran atau yang lainnya. Selain itu, calon peserta harus memiliki prestasi akademik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh masing-masing PTN.

Menurut Rochmat, penyelenggaraan SNMPTN harus memenuhi prinsip adil, akuntabel, transparan, dan tidak diskriminatif dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi calon mahasiswa serta tetap memperhatikan potensi calon mahasiswa dan kekhususan perguruan tinggi.

Perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan setelah pendidikan menengah, menerima calon mahasiswa yang berprestasi akademik tinggi dan diprediksi akan berhasil menyelesaikan studi di perguruan tinggi berdasarkan prestasi akademik. Siswa yang berprestasi tinggi dan secara konsisten menunjukkan prestasinya tersebut layak mendapatkan kesempatan untuk menjadi calon mahasiswa melalui SNMPTN.

Proses SNMPTN melibatkan peran seleksi SNMPTN mengingat sekolah sebagai satuan pendidikan dan guru sebagai pendidik selalu menjunjung tinggi kehormatan dan kejujuran sebagai bagian dari prinsip pendidikan berkarakter. Dengan demikian, sekolah berkewajiban mengisi PDSS dengan lengkap dan benar, serta mendorong dan mendukung siswa dalam proses pendaftaran.

Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2015 akan dimulai pada 13 Februari 2015, sedangkan pengisian verifikasi pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) sejak 22 Januari hingga 12 Maret 2015.

Direktur Utama Koran SINDO Sururi Alfaruq menjelaskan pihaknya berkepentingan menyelengggarakan diskusi sosialisasi penyelenggaraan SNMPTN. Karena SNMPTN merupakan hajat orang banyak yang harus terus disosialisasikan supaya seluruh masyarakat mengakses kesempatan yang sama mengikuti SNMPTN. (aris/info)
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8011 seconds (0.1#10.140)