Ujian Nasional Bikin Galau Pelajar
A
A
A
JAKARTA - Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Kejuruan (SMK) masih menjadi hal yang menakutkan para pelajar. Gejala paling umum yang dihadapi para pelajar itu adalah stres atau galau.
"Kami prihatin terhadap remaja saat ini yang mengalami kegalauan menjelang UN," kata Direktur ASTRI Universitas Budi Luhur Fenti Sofiani, saat workshop UN, di Jakarta, Senin (2/3/2015).
Ditambahkan dia, rasa galau yang menimpa remaja bukan hanya terjadi karena tidak adanya koneksi internet, tetapi juga pada saat mereka akan mengikuti ujian. Kegalauan para siswa tersebut, ironisnya ditambah dengan banyaknya tugas dari guru.
"Mereka juga galau mau kuliah di mana? Semoga setelah mereka mengikuti workshop ini, para pelajar itu bisa mengurangi kegaluan mereka menghadapi ujian negara nanti," pungkasnya.
Sementara itu, menurut psikolog Hellen Damayanti, tingkat stres pada remaja menjelang ujian nasional sangat tinggi. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 44,24% rasa stress dihadapi ketika mendapat tugas dan persiapan ujian.
Sedangkan 12,76% kegalauan, diakibatkan oleh rasa takut tidak naik kelas. Hal lain yang membuat siswa stres adalah bingung mencari sekolah lanjutan, dan pindah sekolah.
"Tips memilih sekolah lanjutan adalah dengan memilih sekolah/akademi/universitas dari ilmu yang akan didapatkan, aplikasi ilmu tersebut di dunia kerja, dan keterampilan kerja spesifik," jelasnya.
Hal yang lain yang bisa dilakukan agar terhindar dari stress untuk menentukan sekolah lanjutan adalah dengan menghitung biaya pendidikan, lama waktu pendidikan, kualitas lulusan dan kemudahan setelah lulus.
"Do your best and let God do the rest," pungkasnya.
Selain Hellen, Puteri Indonesia Runner Up 3 tahun 2014 Noor Zabilla Bambang Soeprapto mengatakan, beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan stres saat menghadapi ujian adalah dengan melakukan olahraga.
"Karena dengan badan yang sehat dan bugar menjelang ujian, anak-anak akan semakin semangat menghadapi ujian," cetusnya.
"Kami prihatin terhadap remaja saat ini yang mengalami kegalauan menjelang UN," kata Direktur ASTRI Universitas Budi Luhur Fenti Sofiani, saat workshop UN, di Jakarta, Senin (2/3/2015).
Ditambahkan dia, rasa galau yang menimpa remaja bukan hanya terjadi karena tidak adanya koneksi internet, tetapi juga pada saat mereka akan mengikuti ujian. Kegalauan para siswa tersebut, ironisnya ditambah dengan banyaknya tugas dari guru.
"Mereka juga galau mau kuliah di mana? Semoga setelah mereka mengikuti workshop ini, para pelajar itu bisa mengurangi kegaluan mereka menghadapi ujian negara nanti," pungkasnya.
Sementara itu, menurut psikolog Hellen Damayanti, tingkat stres pada remaja menjelang ujian nasional sangat tinggi. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 44,24% rasa stress dihadapi ketika mendapat tugas dan persiapan ujian.
Sedangkan 12,76% kegalauan, diakibatkan oleh rasa takut tidak naik kelas. Hal lain yang membuat siswa stres adalah bingung mencari sekolah lanjutan, dan pindah sekolah.
"Tips memilih sekolah lanjutan adalah dengan memilih sekolah/akademi/universitas dari ilmu yang akan didapatkan, aplikasi ilmu tersebut di dunia kerja, dan keterampilan kerja spesifik," jelasnya.
Hal yang lain yang bisa dilakukan agar terhindar dari stress untuk menentukan sekolah lanjutan adalah dengan menghitung biaya pendidikan, lama waktu pendidikan, kualitas lulusan dan kemudahan setelah lulus.
"Do your best and let God do the rest," pungkasnya.
Selain Hellen, Puteri Indonesia Runner Up 3 tahun 2014 Noor Zabilla Bambang Soeprapto mengatakan, beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan stres saat menghadapi ujian adalah dengan melakukan olahraga.
"Karena dengan badan yang sehat dan bugar menjelang ujian, anak-anak akan semakin semangat menghadapi ujian," cetusnya.
(san)