Mahasiswa Program Doktor UGM Kembangkan Pandemic Burnout Inventory
Rabu, 08 Maret 2023 - 09:29 WIB
Instrumen yang dirancang nya memiliki 14 item pertanyaan yang mencakup lima aspek, yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, penurunan capaian diri, gejala psikosomatis, serta kecemasan akibat situasi pandemi.
Bunyi item pertanyaan di antaranya “saya lebih sering merasa sedih sejak pandemi”, “saya lebih sering mengalami sakit pada lambung sejak pandemi”, dan “pasien/keluarga pasien sering menyalahkan saya atas masalah mereka”.
Baca juga: Mengenal Jurusan Kuliah Filologi, Minim Peminat Karier Menjanjikan
Konseptualisasi pandemic burnout dilakukan dengan metode wawancara mendalam semi-terstruktur pada tenaga kesehatan dari berbagai daerah di Indonesia, dengan jumlah partisipan sebanyak 30 orang.
Mereka terdiri dari kelompok tenaga kesehatan berbagai profesi di RS rujukan COVID-19 yang berpotensi mengalami burnout, dan kelompok praktisi (psikolog klinis dan psikiater) yang biasa melakukan penilaian dan memberikan perawatan pada pasien yang mengalami burnout.
“Proses eksplorasi pemahaman dan pengalaman terkait pandemic burnout dilakukan dengan pendekatan dialektik. Analisis konten kualitatif dilakukan bersamaan dengan penjabaran kerangka teoretik,” paparnya.
Sisca menambahkan, validitas isi berdasarkan penilaian ahli menunjukkan hasil yang sangat baik. Dari serangkaian pengujian yang dilakukan, dapat disimpulkan Pandemic Burnout Inventory secara umum telah memenuhi kriteria instrumen yang baik menurut ahli psikometrika, yaitu objektif, standar, valid dan praktis.
Lihat Juga: Pendidikan Prof Ichlasul Amal yang Meninggal Dunia Hari Ini, Pernah Berorasi saat Reformasi 1998
Bunyi item pertanyaan di antaranya “saya lebih sering merasa sedih sejak pandemi”, “saya lebih sering mengalami sakit pada lambung sejak pandemi”, dan “pasien/keluarga pasien sering menyalahkan saya atas masalah mereka”.
Baca juga: Mengenal Jurusan Kuliah Filologi, Minim Peminat Karier Menjanjikan
Konseptualisasi pandemic burnout dilakukan dengan metode wawancara mendalam semi-terstruktur pada tenaga kesehatan dari berbagai daerah di Indonesia, dengan jumlah partisipan sebanyak 30 orang.
Mereka terdiri dari kelompok tenaga kesehatan berbagai profesi di RS rujukan COVID-19 yang berpotensi mengalami burnout, dan kelompok praktisi (psikolog klinis dan psikiater) yang biasa melakukan penilaian dan memberikan perawatan pada pasien yang mengalami burnout.
“Proses eksplorasi pemahaman dan pengalaman terkait pandemic burnout dilakukan dengan pendekatan dialektik. Analisis konten kualitatif dilakukan bersamaan dengan penjabaran kerangka teoretik,” paparnya.
Sisca menambahkan, validitas isi berdasarkan penilaian ahli menunjukkan hasil yang sangat baik. Dari serangkaian pengujian yang dilakukan, dapat disimpulkan Pandemic Burnout Inventory secara umum telah memenuhi kriteria instrumen yang baik menurut ahli psikometrika, yaitu objektif, standar, valid dan praktis.
Lihat Juga: Pendidikan Prof Ichlasul Amal yang Meninggal Dunia Hari Ini, Pernah Berorasi saat Reformasi 1998
(nnz)
tulis komentar anda