Bersaing dengan 30 Negara, Mahasiswa ITERA Raih Emas di Euroinvent 2023
Sabtu, 20 Mei 2023 - 13:57 WIB
Renaldi menyebut, tim ITERA mengusung isu di bidang pertambangan, invensi ini memanfaatkan drone sebagai solusi alternatif dari penggunaan truk air konvensional untuk mengontrol debu di jalan angkut tambang yang justru menimbulkan masalah.
Drone dilengkapi dengan sensor debu, ultrasonic, water level, dan suhu. Semua sensor tersebut terhubung ke dalam sistem yang ditanamkan ke dalam drone, sehingga dalam pengoperasiannya hanya cukup digerakkan oleh seorang operator dan selebihnya sistem yang akan menjalankannya secara otomatis.
Menurutnya, invensi ini didasari atas kesadaran timnya atas sektor pertambangan yang menjadi penggerak perkonomian negara, di mana sistem pertambangan terbuka (Open Pit Mining) pada mineral seperti batu bara diproduksi sebesar 99% di Indonesia.
"Meskipun terdapat keuntungan dari segi ekonominya, tetapi metode tersebut justru memiliki dampak buruk baik bagi lingkungan,” katanya, dikutip dari laman ITERA, Sabtu (20/5/2023).
Mereka memaparkan bahwa pencemaran lingkungan dalam skala besar seperti polusi udara dalam bentuk debu/partikel tersebut dinilai dapat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan pekerja serta masyarakat di sekitarnya.
Baca juga: UIN Jakarta Paling Diminati Camaba di UM-PTKIN 2023, Diserbu 21.443 Peserta
Renaldi menyebut, manfaat yang dapat diperoleh apabila invensi karya tim mahasiswa ITERA ini direalisasikan di antaranya secara efektif menurunkan polusi debu di jalan angkut tambang.
Kemudian jika bisa mencegah penyakit yang ditimbulkan dari polusi debu tambang, menurunkan emisi karbon secara masif, serta menurunkan korban jiwa akibat kecelakaan kerja.
Invensi karya mahasiswa ITERA mendapatkan respons positif dari juri internasional Euroinvent 2023, meliputi Prof. Andrei Victor Sandu, Prof. Mihail Titu, dan Prof. Yang Lung Shih.
Adapun kriteria yang menjadi perhatian dalam penilaian di antaranya adalah kebaruan (novelty), kebermanfaatan (usefulness), rancangan (design), rendah biaya (low cost), dampak sosial-ekonomi (social and economic impact), dan peluang pasar (market opportunities).
Drone dilengkapi dengan sensor debu, ultrasonic, water level, dan suhu. Semua sensor tersebut terhubung ke dalam sistem yang ditanamkan ke dalam drone, sehingga dalam pengoperasiannya hanya cukup digerakkan oleh seorang operator dan selebihnya sistem yang akan menjalankannya secara otomatis.
Menurutnya, invensi ini didasari atas kesadaran timnya atas sektor pertambangan yang menjadi penggerak perkonomian negara, di mana sistem pertambangan terbuka (Open Pit Mining) pada mineral seperti batu bara diproduksi sebesar 99% di Indonesia.
"Meskipun terdapat keuntungan dari segi ekonominya, tetapi metode tersebut justru memiliki dampak buruk baik bagi lingkungan,” katanya, dikutip dari laman ITERA, Sabtu (20/5/2023).
Mereka memaparkan bahwa pencemaran lingkungan dalam skala besar seperti polusi udara dalam bentuk debu/partikel tersebut dinilai dapat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan pekerja serta masyarakat di sekitarnya.
Baca juga: UIN Jakarta Paling Diminati Camaba di UM-PTKIN 2023, Diserbu 21.443 Peserta
Renaldi menyebut, manfaat yang dapat diperoleh apabila invensi karya tim mahasiswa ITERA ini direalisasikan di antaranya secara efektif menurunkan polusi debu di jalan angkut tambang.
Kemudian jika bisa mencegah penyakit yang ditimbulkan dari polusi debu tambang, menurunkan emisi karbon secara masif, serta menurunkan korban jiwa akibat kecelakaan kerja.
Invensi karya mahasiswa ITERA mendapatkan respons positif dari juri internasional Euroinvent 2023, meliputi Prof. Andrei Victor Sandu, Prof. Mihail Titu, dan Prof. Yang Lung Shih.
Adapun kriteria yang menjadi perhatian dalam penilaian di antaranya adalah kebaruan (novelty), kebermanfaatan (usefulness), rancangan (design), rendah biaya (low cost), dampak sosial-ekonomi (social and economic impact), dan peluang pasar (market opportunities).
tulis komentar anda