Kecelakaan Teknologi Jadi Ancaman Lingkungan hingga Populasi, Guru Besar UI Telaah Cara Antisipasinya
Jum'at, 28 Juli 2023 - 11:32 WIB
Adapun kegagalan sistemik adalah kegagalan pada sistem yang menyebabkan sistem tersebut tidak dapat berfungsi atau berhenti beroperasi sama sekali. Kegagalan ini karena beberapa faktor, yaitu kesalahan dalam perancangan sistem, kegagalan dalam proses produksi, atau perubahan lingkungan yang tidak terduga.
"Contoh dari kasus ini adalah kegagalan sistem penerangan di seluruh kota karena pemadaman listrik yang besar atau kegagalan sistem pengiriman bahan bakar pada kapal yang menyebabkan kapal terdampar," terangnya.
Baca juga: 20 Profesi Lulusan Jurusan Teknik Bergaji Jumbo, Apa Saja?
"Ketiga konsep ini saling terkait, karena kejadian black swan tidak hanya memicu kegagalan sistemik pada suatu sistem energi kompleks dan industri, tetapi juga sektor keuangan atau ekonomi," sambungnya.
Menurut Andy, risiko sistem energi kompleks adalah jalan menuju lanskap risiko sistemik, karena sifatnya multi-hazard risk.
Misalnya, gempa bumi di Jepang tidak hanya memicu kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima dan membuat tanah tidak dapat digunakan untuk hidup dan pertanian tetapi juga merusak sejumlah besar fasilitas industri, pelepasan kimia kebakaran hingga berpengaruh pada kapasitas produksi.
"Oleh karena itu, para insinyur risiko harus turut membantu mengurangi potensi risiko sistemik dengan menahan kecelakaan sebelum efeknya menyebar ke sistem dengan cara yang tidak terduga," paparnya.
Sebab, kata Andy, Akademisi dan praktisi teknik kimia memainkan peran penting dalam menciptakan dan menyebarluaskan pengetahuan tentang manajemen kejadian abnormal dalam sistem rekayasa kompleks, dan implikasi kebijakan publik dan perusahaannya.
"Sangat penting bagi akademisi teknik kimia untuk menjawab tantangan dan tanggung jawab dalam mendorong pendidikan generasi insinyur kimia berikutnya dengan kepekaan yang lebih tinggi terhadap pentingnya keselamatan, keberlanjutan, dan etika,” pungkasnya.
"Contoh dari kasus ini adalah kegagalan sistem penerangan di seluruh kota karena pemadaman listrik yang besar atau kegagalan sistem pengiriman bahan bakar pada kapal yang menyebabkan kapal terdampar," terangnya.
Baca juga: 20 Profesi Lulusan Jurusan Teknik Bergaji Jumbo, Apa Saja?
"Ketiga konsep ini saling terkait, karena kejadian black swan tidak hanya memicu kegagalan sistemik pada suatu sistem energi kompleks dan industri, tetapi juga sektor keuangan atau ekonomi," sambungnya.
Menurut Andy, risiko sistem energi kompleks adalah jalan menuju lanskap risiko sistemik, karena sifatnya multi-hazard risk.
Misalnya, gempa bumi di Jepang tidak hanya memicu kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima dan membuat tanah tidak dapat digunakan untuk hidup dan pertanian tetapi juga merusak sejumlah besar fasilitas industri, pelepasan kimia kebakaran hingga berpengaruh pada kapasitas produksi.
"Oleh karena itu, para insinyur risiko harus turut membantu mengurangi potensi risiko sistemik dengan menahan kecelakaan sebelum efeknya menyebar ke sistem dengan cara yang tidak terduga," paparnya.
Sebab, kata Andy, Akademisi dan praktisi teknik kimia memainkan peran penting dalam menciptakan dan menyebarluaskan pengetahuan tentang manajemen kejadian abnormal dalam sistem rekayasa kompleks, dan implikasi kebijakan publik dan perusahaannya.
"Sangat penting bagi akademisi teknik kimia untuk menjawab tantangan dan tanggung jawab dalam mendorong pendidikan generasi insinyur kimia berikutnya dengan kepekaan yang lebih tinggi terhadap pentingnya keselamatan, keberlanjutan, dan etika,” pungkasnya.
(nnz)
tulis komentar anda