Cerita 3 Mahasiswa Baru UGM dari Wilayah Tertinggal, No 1 Berhasil Diterima di Kedokteran
Jum'at, 25 Agustus 2023 - 12:37 WIB
JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) memperluas akses pendidikan bagi mahasiswa dari wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) untuk kuliah di kampusnya. Ini adalah cerita 3 mahasiswa baru dari sekian mahasiswa 3T yang diterima di UGM.
Komitmen UGM untuk memperkuat inklusivitas keragaman dan menerima mahasiswa 3T itu dilakukan dengan penjaringan kandidat potensial jalur Penelusuran Bibit Unggul Daerah 3T dan Penelusuran Bibit Unggul Daerah Afirmasi Kegiatan Tri Dharma UGM.
Insyirah Qalbunita Rahayan atau yang akrab disapa Caca ini mengaku masih tidak menyangka dia yang berasal dari daerah terpencil bisa lolos masuk PTN yang dipimpin Rektor Ova Emilia. “Saya sangat bersyukur, bangga dan senang sekali,” katanya, dikutip dari laman UGM, Jumat (25/8/2023).
Mahasiswa Kedokteran asal Maluku Tenggara ini memang sejak kecil sudah bercita-cita ingin menjadi dokter. Mengingat daerah tempat tinggalnya yang sangat kekurangan tenaga dokter dan prospek kerja yang belum luas bagi tenaga dokter, inilah yang memotivasi Caca, untuk bertekad melalui serangkaian seleksi masuk UGM.
Baca juga: Sosok Farrel, Penyandang Tuna Netra Lulus Cum Laude Jurusan Hukum UGM
”Saat itu saya sedang menuju ke daerah lokasi Tes SNBT di Kepulauan Aru dengan menggunakan transportasi laut. Ketika kapal sudah bersandar di pelabuhan, saya mendapat notifikasi WhatsApp kalau saya ternyata masuk di grup wawancara PBU 3T,” cerita dia.
Kemudian hari kelima menjelang Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), Caca diberitahu oleh salah satu dosen di grup WhatsApp tersebut untuk mengikuti wawancara. Ternyata jadwal wawancaranya bertepatan dengan jadwal Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Tentu saja, perasaan Caca saat itu sempat panik, stres dan bimbang. Namun, dengan dukungan dari orang tua, Caca mampu membuat keputusan bijak, yaitu dengan mengorbankan salah satu diantara kedua jalur masuk yang akan diikutinya dan bertekad mengikuti wawancara Jalur PBU 3T yang sudah separuh jalan.
Komitmen UGM untuk memperkuat inklusivitas keragaman dan menerima mahasiswa 3T itu dilakukan dengan penjaringan kandidat potensial jalur Penelusuran Bibit Unggul Daerah 3T dan Penelusuran Bibit Unggul Daerah Afirmasi Kegiatan Tri Dharma UGM.
1. Insyirah Qalbunita Rahayan
Insyirah Qalbunita Rahayan atau yang akrab disapa Caca ini mengaku masih tidak menyangka dia yang berasal dari daerah terpencil bisa lolos masuk PTN yang dipimpin Rektor Ova Emilia. “Saya sangat bersyukur, bangga dan senang sekali,” katanya, dikutip dari laman UGM, Jumat (25/8/2023).
Mahasiswa Kedokteran asal Maluku Tenggara ini memang sejak kecil sudah bercita-cita ingin menjadi dokter. Mengingat daerah tempat tinggalnya yang sangat kekurangan tenaga dokter dan prospek kerja yang belum luas bagi tenaga dokter, inilah yang memotivasi Caca, untuk bertekad melalui serangkaian seleksi masuk UGM.
Baca juga: Sosok Farrel, Penyandang Tuna Netra Lulus Cum Laude Jurusan Hukum UGM
”Saat itu saya sedang menuju ke daerah lokasi Tes SNBT di Kepulauan Aru dengan menggunakan transportasi laut. Ketika kapal sudah bersandar di pelabuhan, saya mendapat notifikasi WhatsApp kalau saya ternyata masuk di grup wawancara PBU 3T,” cerita dia.
Kemudian hari kelima menjelang Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), Caca diberitahu oleh salah satu dosen di grup WhatsApp tersebut untuk mengikuti wawancara. Ternyata jadwal wawancaranya bertepatan dengan jadwal Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Tentu saja, perasaan Caca saat itu sempat panik, stres dan bimbang. Namun, dengan dukungan dari orang tua, Caca mampu membuat keputusan bijak, yaitu dengan mengorbankan salah satu diantara kedua jalur masuk yang akan diikutinya dan bertekad mengikuti wawancara Jalur PBU 3T yang sudah separuh jalan.
tulis komentar anda